Evaluasi Etis dan Rasionalitas Anggaran: Forum Karang Taruna Desak Pengalihan TPP ASN untuk Prioritas Pembangunan Masyarakat Pandeglang

- Penulis

Senin, 9 Juni 2025 - 13:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Koordinator Forum Karang Taruna Pandeglang, Iding Gunadi Turtusi.Dok Pribadi.SUARA UTAMA. ID

Koordinator Forum Karang Taruna Pandeglang, Iding Gunadi Turtusi.Dok Pribadi.SUARA UTAMA. ID

SUARA UTAMA, Pandeglang-
Di tengah pusaran defisit anggaran dan banyaknya kebutuhan warga yang belum terjawab, Forum Karang Taruna Kabupaten Pandeglang, Banten, angkat suara. Bukan untuk memihak sepenuhnya atau mencari panggung, tapi sekadar mengingatkan: saatnya anggaran daerah benar-benar menyentuh kehidupan nyata masyarakat.

Koordinator Forum Karang Taruna, Iding Gunadi Turtusi, menyebut situasi fiskal saat ini sebagai krisis etis. Bukan hanya soal kurangnya uang, tapi juga soal arah dan keberpihakan penggunaan uang itu sendiri.

“Kita harus kembali ke prinsip dasar: anggaran dibuat untuk rakyat, bukan semata-mata untuk memanjakan birokrasi,” kata Iding saat diwawancarai di sela-sela forum diskusi pemuda di Pandeglang, Senin (9/6).

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Evaluasi Etis dan Rasionalitas Anggaran: Forum Karang Taruna Desak Pengalihan TPP ASN untuk Prioritas Pembangunan Masyarakat Pandeglang Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Salah satu yang menjadi sorotan Forum Karang Taruna adalah soal Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) bagi ASN. Bagi mereka, di tengah kebutuhan mendesak seperti jalan rusak, layanan kesehatan yang belum merata, dan sekolah yang masih butuh perbaikan, wacana pencairan TPP terasa agak kontras.

“TPP itu opsional, bukan wajib. Jadi wajar jika masyarakat menilai ada yang tidak pas jika insentif itu terus diprioritaskan, sementara warga masih berhadapan dengan persoalan dasar setiap hari,” ujarnya.

Meski begitu, Forum Karang Taruna tidak serta merta menyudutkan para ASN. Mereka justru mengajak semua pihak, termasuk aparatur pemerintahan, untuk sama-sama bersikap bijak.

BACA JUGA :  Maraknya Pemalakan Berkedok Juru Parkir Liar, Warga Minta Ketegasan APH Untuk Tertibkan

“Kita tidak anti-TPP. Tapi mari lihat konteks. Kalau anggaran terbatas, mari dahulukan yang paling penting dan paling dibutuhkan,” ucap Iding, yang mengaku prihatin dengan suara-suara ASN yang terlalu lantang menuntut insentif pribadi.

Lebih jauh, forum ini menyampaikan apresiasi kepada Wakil Bupati Iing Andri Supriyadi yang dinilai sedang berupaya serius membenahi infrastruktur dan layanan dasar masyarakat.

“Langkah-langkah Wakil Bupati patut didukung. Tapi, dukungan bukan berarti bebas kritik. Justru kami hadir sebagai mitra kritis—mendorong agar kebijakan tetap on the track, tetap berpihak pada rakyat,” jelasnya.

Mereka juga mendorong Bupati Rd. Dewi Setiani dan jajaran eksekutif lainnya untuk mengevaluasi kebijakan anggaran, khususnya terkait TPP dalam RAPBD 2025.

“Inilah waktunya menata ulang. Dari birokrasi untuk birokrasi, ke birokrasi untuk rakyat. Itu semangat yang harus dihidupkan,” tutup Iding.

Forum Karang Taruna Pandeglang menegaskan siap berdiri di tengah: tidak memihak tanpa alasan, tidak pula mengkritik tanpa solusi. Peran mereka sederhana—menjaga agar suara rakyat tidak tenggelam dalam tumpukan berkas dan agenda rapat.

Editor : Nafian Faiz

Sumber Berita : Forum Karang Taruna Pandeglang

Berita Terkait

Bos Tambang Ilegal di Sungai Pinang Kabur Usai Dua Anak Buahnya Tewas Tertimbun Longsor
Pembentukan Badan Gizi Nasional Dinilai Perlu Landasan Hukum yang Lebih Kuat
BGN Resmi Dibentuk, Anggaran Rp 268 Triliun Ditetapkan untuk Program Makan Bergizi Gratis
Pekerja Perempuan di Dumai Alami Pelecehan, Dipecat Usai Melindungi Diri
De Autonomie van het Materiële Strafrecht: Fondasi Keadilan dalam Hukum Pidana Indonesia
Orang Tua Kader PKS Palaran Jadi Korban Kecelakaan, Penabrak Diduga Kabur dari Rumah Sakit
Eksorsisme atau Skizofrenia? Mengurai Ambiguitas Kerasukan dalam Perspektif Medis dan Teologis
Meriah West Java Festival (WJF) 2025 Guncang Kiara Artha Park Bandung
Berita ini 33 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 11 November 2025 - 06:22 WIB

Bos Tambang Ilegal di Sungai Pinang Kabur Usai Dua Anak Buahnya Tewas Tertimbun Longsor

Senin, 10 November 2025 - 13:17 WIB

BGN Resmi Dibentuk, Anggaran Rp 268 Triliun Ditetapkan untuk Program Makan Bergizi Gratis

Senin, 10 November 2025 - 09:41 WIB

Pekerja Perempuan di Dumai Alami Pelecehan, Dipecat Usai Melindungi Diri

Minggu, 9 November 2025 - 18:14 WIB

De Autonomie van het Materiële Strafrecht: Fondasi Keadilan dalam Hukum Pidana Indonesia

Minggu, 9 November 2025 - 08:32 WIB

Orang Tua Kader PKS Palaran Jadi Korban Kecelakaan, Penabrak Diduga Kabur dari Rumah Sakit

Sabtu, 8 November 2025 - 21:28 WIB

Eksorsisme atau Skizofrenia? Mengurai Ambiguitas Kerasukan dalam Perspektif Medis dan Teologis

Sabtu, 8 November 2025 - 20:27 WIB

Meriah West Java Festival (WJF) 2025 Guncang Kiara Artha Park Bandung

Sabtu, 8 November 2025 - 13:19 WIB

Tim Jelajah Titik Cahaya Tempuh Perjalanan Ekstrem untuk Survei Kebutuhan Masjid di Pedalaman Timor 

Berita Terbaru