Dari Jantung Ibu Kota, Seruan Palestina Mengudara ke Langit Dunia

- Penulis

Senin, 4 Agustus 2025 - 14:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto Menlu Sugiono Tegaskan Komitmen Bela Palestina Pada Aksi Akbar di Monas (kemlu.go.id.) - 3/8/2025

Foto Menlu Sugiono Tegaskan Komitmen Bela Palestina Pada Aksi Akbar di Monas (kemlu.go.id.) - 3/8/2025

SUARA UTAMA – Pada Minggu pagi, 3 Agustus 2025, Monumen Nasional (Monas), simbol kebanggaan rakyat Indonesia di jantung Ibu Kota Jakarta, menjadi saksi sejarah saat gelombang solidaritas untuk Palestina menggema begitu kuat hingga seolah menembus langit dunia. Ribuan warga dari berbagai kalangan memadati kawasan Monas, membawa bendera Palestina, poster perlawanan, dan doa-doa yang dilantunkan serempak, menunjukkan bahwa nurani bangsa ini tetap hidup dan peduli atas tragedi kemanusiaan yang menimpa rakyat Palestina.

Acara tersebut bukan sekadar unjuk rasa, melainkan panggilan moral dari bangsa Indonesia kepada dunia internasional. Dari panggung utama, para tokoh nasional, pemuka agama, aktivis kemanusiaan, hingga perwakilan pelajar menyuarakan tuntutan gencatan senjata permanen, diakhirinya pendudukan, serta diusutnya kejahatan perang yang dilakukan rezim Zionis terhadap warga sipil di Gaza dan Tepi Barat.

Menlu RI Sugiono: “Kita Tidak Netral dalam Ketidakadilan”

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Dari Jantung Ibu Kota, Seruan Palestina Mengudara ke Langit Dunia Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam pidatonya yang penuh semangat dan empati, Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyatakan bahwa posisi Indonesia tidak pernah berubah dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.

“Dari jantung Ibu Kota ini, suara rakyat Indonesia kita kirimkan ke langit dunia: kita tidak akan diam, kita tidak netral dalam ketidakadilan! Palestina adalah soal kemanusiaan, bukan sekadar geopolitik,” tegasnya disambut sorak dan pekikan takbir dari massa yang hadir.

Sugiono juga menekankan pentingnya peran negara-negara OKI, ASEAN, dan PBB untuk bertindak lebih konkret dalam menekan Israel menghentikan agresi. Ia mendesak agar Mahkamah Internasional segera menyidangkan kejahatan perang di Gaza dan bahwa Indonesia siap menjadi jembatan diplomatik untuk mendorong investigasi internasional.

BACA JUGA :  Mahasiswa ITB AD dan Swara Peduli Indonesia Berdayakan Pemulung

Pemuka Agama dan Doa Bersama Lintas Iman

Tak hanya dari aspek politik, acara ini juga sarat dengan muatan spiritual. Sejumlah pemuka agama hadir memberikan doa dan refleksi. Ketua MUI menyatakan bahwa membela Palestina adalah amanah konstitusi dan kemanusiaan. Sementara perwakilan PGI dan Konferensi Waligereja Indonesia menekankan pentingnya solidaritas lintas iman untuk perdamaian dunia.

“Saat anak-anak mati kelaparan dan rumah-rumah dihancurkan, diam adalah pengkhianatan,” ujar seorang rohaniwan Kristen di tengah suasana hening doa bersama.

Solidaritas dari Rakyat, untuk Palestina

Rangkaian acara ini diisi pula dengan orasi budaya, pembacaan puisi, penampilan musik religi, dan penggalangan dana kemanusiaan. Banyak peserta membawa poster dengan pesan menyentuh seperti “Free Gaza Now”, “Save Palestinian Children”, dan “Kemanusiaan Tidak Bisa Didiamkan.”

Bendera Merah Putih dan Palestina dikibarkan berdampingan. Anak-anak membawa gambar Dome of the Rock, sementara kaum muda memekikkan yel-yel dukungan. Media internasional seperti Al Jazeera, Reuters, dan Anadolu Agency turut meliput secara langsung, memperlihatkan bahwa suara Jakarta memang menggema hingga ke penjuru dunia.

Penutup: Monas Jadi Saksi, Dunia Harus Tahu

Acara ini berakhir menjelang siang, namun getarannya masih terasa. Dari Monas yang kokoh menjulang, suara dukungan untuk Palestina telah dikirimkan ke angkasa, melintasi batas-batas benua, menuju hati nurani dunia.

“Ini bukan sekadar solidaritas simbolik,” ujar seorang peserta. “Ini adalah seruan nurani, bahwa di Jakarta—dari jantung Ibu Kota—Palestina tidak sendiri.”

Berita Terkait

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  
Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia
Kepatuhan Pajak di Tangan Algoritma: Solusi atau Ancaman?
Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”
Penulis Tak Lagi Dibebani Administrasi Pajak? Kemenekraf Mulai Lakukan Pembenahan
Eko Wahyu Pramono Gugat Politeknik Negeri Jember ke PTUN Surabaya
Janji Boleh Lisan, Pembuktiannya Harus Kuat: Pesan Advokat Roszi Krissandi
Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza
Berita ini 15 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 4 Desember 2025 - 19:29 WIB

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  

Kamis, 4 Desember 2025 - 16:12 WIB

Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia

Rabu, 3 Desember 2025 - 15:29 WIB

Kepatuhan Pajak di Tangan Algoritma: Solusi atau Ancaman?

Rabu, 3 Desember 2025 - 14:43 WIB

Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”

Selasa, 2 Desember 2025 - 14:11 WIB

Penulis Tak Lagi Dibebani Administrasi Pajak? Kemenekraf Mulai Lakukan Pembenahan

Selasa, 2 Desember 2025 - 12:48 WIB

Eko Wahyu Pramono Gugat Politeknik Negeri Jember ke PTUN Surabaya

Senin, 1 Desember 2025 - 20:03 WIB

Janji Boleh Lisan, Pembuktiannya Harus Kuat: Pesan Advokat Roszi Krissandi

Senin, 1 Desember 2025 - 14:21 WIB

Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza

Berita Terbaru