SUARA UTAMA, Merangin —Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) kembali marak terjadi di wilayah Kabupaten Merangin, Jambi. Kali ini, belasan rakit dompeng ilegal terlihat beroperasi di kawasan Dam Sesah, sebuah bendungan yang terletak di perbatasan Kampung 5, Desa Suko Rejo, Kecamatan Margo Tabir.
Dam Sesah, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Bangko dan dapat ditempuh dalam waktu 45 menit berkendara, sejatinya dibangun untuk kepentingan irigasi sawah dan kebun masyarakat sekitar. Dengan luas mencapai puluhan hektar, bendungan ini dulunya menjadi ikon wisata alam lokal, terkenal dengan pemandangan unik satwa jalak bertengger di atas kerbau yang sedang mandi, serta panorama keramba ikan yang menambah pesona kawasan tersebut.
Namun kini, keindahan Dam Sesah seolah tinggal kenangan. Alih fungsi kawasan ini menjadi lokasi PETI secara masif telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang mengkhawatirkan. Pantauan media ini pada Rabu (6/8) menemukan bahwa belasan set dompeng rakit beroperasi aktif di lokasi tersebut. Ironisnya, kegiatan ilegal ini terkesan dibiarkan dan luput dari pantauan serta penindakan aparat penegak hukum.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah seorang warga setempat mengungkapkan bahwa dari belasan dompeng yang beroperasi, dua di antaranya diketahui milik seorang pria bernama Bujang.
“Ya kalau dihitung ada belasan, Bang. Banyak sekali di Dam Sesah itu. Yang kelihatan, dua set itu punya Bujang,” ungkap warga yang meminta namanya dirahasiakan.
Warga sekitar menyampaikan keresahan dan kekecewaan atas lambannya tindakan dari aparat keamanan, terutama dari jajaran Polsek Tabir, Polres Merangin, hingga Polda Jambi. Mereka mendesak agar segera dilakukan penertiban dan penegakan hukum terhadap aktivitas PETI yang tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga mencemari air dan mengancam mata pencaharian petani.
“Kami harap aparat jangan tutup mata. Kalau ini terus dibiarkan, alam kami akan hancur total. Air jadi keruh, ikan mati, sawah kering. Kami benar-benar resah,” tambah warga lainnya.
Kondisi ini menjadi ironi di tengah gencarnya seruan pelestarian lingkungan dan pemberantasan tambang ilegal. Harapan masyarakat kini tertuju pada tindakan nyata dari pihak berwenang untuk menyelamatkan Dam Sesah dari kehancuran total.
Penulis : Ady Lubis
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama














