Bawalah Cintamu Keujung Dunia 

- Penulis

Rabu, 21 Desember 2022 - 21:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasifotobett

Ilustrasifotobett

Suara utama-JogjakartaBawalah cintamu keujung dunia

“Bawalah cintamu keujung dunia”
Maga kau jangan mudah percayai kata” orang lain, sebelum kau mengenali makna diriku sendiri.
Dan jangan pernah menganggap kau bisa memaknainya tentang diriku sendiri, namun kau tak mampu merasakannya,” amoye berkata,
Seluruh penjuru dunia tau bahwa namanya cinta, pasti  rasanya beda tipis, sehingga siapa pun di rimba itu akan dengan mudah menyebutnya sebagai cinta ade amo ke kak maga.
Sebagian cinta kita yang mendengar ucapan angin tak paham tentang nakal cinta kita. hanya tersenyum dan menganggapnya cinta itu seperti biasa saja padahal, cinta kita adalah lebih bermakna dari hal lain.
Fais Asohul Beri materi Pengolahan Arsip dan Perpustakaan Kepada Organisasi Ipmanapandode Jog-Lo
“makna, dari hal ini. Sudah berapa kali sa su bilang, jangan dengarkan ucapan tetangga,”
“Kenapa? Dongeng cinta itu bagus-bagus, maga,”
“amo begini kalau kita bahas tentang dongeng pasti kita akan rasakan apapun dari siapapun. “ko bisa terjadi, iyalah harap maklum saja. sebabnya pikirannya jadi kacau dan bicaranya meracau.”
“Tapi…,” amo hendak bersikeras” “Hmm. Aku ingat, sepertinya kau mengulangi kata-kata seseorang?” terdengar suara si bisikan yang sejak berendam di danau makamo dekat gunung Odedimi.
“Hahahaha. Maga Kau memang layak dijadikan lambang pengetahuan bagiku. daya ingatanmu sangat besar. Benar, amo. Sa hanya mengulangi sebuah ucapan yang ditulis entah oleh siapa.”
“Jadi kau bisa baca tulis?”
“maka bolehlah tulis kisah cinta itu”.
Maga tak menjawabnya, asyik menikmati cinta dengan nogey yang awal kelihatannya manis itu. Beberapa orang menelan ludah, mencoba membayangkan hangatnya cinta menyenangkan nogey.
mencoba mencari-cari kesempatan untuk ketuk pintu hati maga agar supaya cinta amo ke maga terus mengalir pada tepian kali edege.
“Begini,” sambungnya tiba-tiba setelah cinta terakhir, “sebuah anakpanah hanya akan menjadi anakpanah yang utuh”.
Ipmanapandode jog-lo Adakan Diskusi Tanah Papua
“jika pertama-tama kau merasakannya sebagai anakpanah. Namun jika kau merasakan sebagai mawar hijau, seperti lembah hijau kamu dogiyai Papua, misalnya, jodohnya tertuju ke sa ka, dia ka, bagiku adalah hal biasa saja hanya angin topan menjadi mawar seutuhnya.”
Cintaku menjadi bahan olokolok seluruh dunia. maka “bawalah cintamu keujung dunia” agar Ucapan yang sebetulnya akan lahir dari kesungguhannya.
ternyata hanya membuahkan gelak tawa penghinaan. tetapi dia sudah tua dan paham benar muara setiap persoalan. Karenanya, dia tenang-tenang belaka, pura-pura mencari kutu, itu pun kalau masih ada kutu yang mau melekat di tubuhnya.
Mahasiswa Papua Jog-Lo Rayakan Natal Ipmanapandode
“Jadi,” kata si tetangga, sambil menahan tawa, “kalau si maga ingin berpisah dengan amo, hanya karena situasi, “maga” belum merasakan sebagai cinta sepenuhmu, si amo, jadilah banteng, agar tidak mudah goyah begitu berharga?”
“kisah tetaplah kisah. Mana bisa jadi sebesar banteng?”
maga tertawa makin membaharah. Kita tau bawa, cinta adalah makhluk pendiam dan pencatat peristiwa paling cermat. Daya ingatnya yang tak tertandingi makhluk apapun di dunia ini, membuatnya memilih menjadi batu bergerak yang seringkali diabaikan. Apapun yang tergores di benaknya, akan abadi dihatiku.
“Apa yang kau maksud dari cinta adalah kisah kematian seorang hanya demi cinta, hembus nyawa dengan cara gantung diri?” bisiknya di sela langkahnya yang berat. si amoye mulai mengurai kisahnya, memiliki paling tepat 5 tahun orang cucu, Padahal dia sendiri tak pernah merasakan namanya cinta. “Maga” ‘kisah yang baru sepotong ini sudah dipangkas oleh riang waktu  tetapi’ “Yang amoye katakan diatas adalah apa yang kuketahui, bukan apa yang sebaiknya kuketahui, amoye,” ucapnya tenang. Si maga cahaya hanya tertawa girang.
Ipmanapandode Bali Jember gelar Kegiatan Besar berjalan Lancar
“Bernama cinta menghadang pintu cinta agar pihak ketiga menang,
juri cinta memihak kepada sang pacar baru agar nogey dia menang”
Cerita belum tamat masih bersambung.
Jogjakarta-22-11-22
Penulis adalah mahasiswa terlantar Yanuarius Yatri Dumupa di kota metropolitan Solo”.
BACA JUGA :  Inisiatif TP-PKK, Pembagian Takjil Gratis di Kampung Bumi Dipasena Agung, Lampung

Berita Terkait

UMKM Sumatera Didorong Bangkit Lewat Skema Insentif Fiskal Pascabencana
Menakar Keadilan Pemungutan Pajak atas Pendapatan Hari Tua
IPMAMI & YLBHI Laporkan Dugaan Pelanggaran HAM di Jila Mimika ke Komnas HAM
Dampak Stop Izin Perumahan oleh Gubernur Dedi Mulyadi: Siapa Diuntungkan, Siapa Dikorbankan?
Kontradiksi Kebijakan Penghentian Penerimaan Guru Honorer Versus Kekurangan Guru pada SMP dan SMA
Proyek Sekolah Rasa “Silang Dinas”, Papan Informasi di SDN 091 Rantau Panjang Bikin Publik Geleng Kepala
Hoax, Tegas Kepala BPBD kabupaten Probolinggo Perihal Video Bencana Banjir di Tiris Ribuan Rumah dan Jembatan Hancur
Solidaritas Peduli Jila Gelar Aksi Damai di DPRK Mimika
Berita ini 104 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 18 Desember 2025 - 14:28 WIB

UMKM Sumatera Didorong Bangkit Lewat Skema Insentif Fiskal Pascabencana

Kamis, 18 Desember 2025 - 13:26 WIB

Menakar Keadilan Pemungutan Pajak atas Pendapatan Hari Tua

Kamis, 18 Desember 2025 - 13:21 WIB

IPMAMI & YLBHI Laporkan Dugaan Pelanggaran HAM di Jila Mimika ke Komnas HAM

Kamis, 18 Desember 2025 - 12:47 WIB

Dampak Stop Izin Perumahan oleh Gubernur Dedi Mulyadi: Siapa Diuntungkan, Siapa Dikorbankan?

Kamis, 18 Desember 2025 - 11:44 WIB

Kontradiksi Kebijakan Penghentian Penerimaan Guru Honorer Versus Kekurangan Guru pada SMP dan SMA

Rabu, 17 Desember 2025 - 18:58 WIB

Hoax, Tegas Kepala BPBD kabupaten Probolinggo Perihal Video Bencana Banjir di Tiris Ribuan Rumah dan Jembatan Hancur

Rabu, 17 Desember 2025 - 18:17 WIB

Solidaritas Peduli Jila Gelar Aksi Damai di DPRK Mimika

Rabu, 17 Desember 2025 - 12:45 WIB

Sumitro Djojohadikusumo: Pahlawan Nasional yang Terlambat Diakui Negara

Berita Terbaru

Ilustrasi seorang lelaki tua duduk termenung dengan tatapan berat, menggambarkan pergulatan batin para pensiunan yang menghadapi penurunan pendapatan di masa senja. Janggut putih dan gurat usia pada wajahnya melambangkan perjalanan panjang pengabdian hidup yang kini diuji oleh kebijakan fiskal negara.

Berita Utama

Menakar Keadilan Pemungutan Pajak atas Pendapatan Hari Tua

Kamis, 18 Des 2025 - 13:26 WIB