SUARA UTAMA, Kediri – Musim pembagian rapor semester telah tiba. Di tengah kesibukan pekerjaan, para ayah didorong untuk meluangkan waktu mengambil langsung laporan hasil belajar putra-putrinya di sekolah. Langkah ini dinilai bukan sekadar urusan administratif, melainkan investasi strategis dalam membentuk karakter generasi muda yang “Profesional Religius”.
Menurut Sekretaris LDII Kota Kediri, Asyhari Eko Prayitno, dalam perspektif pendidikan keluarga, peran ayah sebagai Qowwam (pemimpin keluarga) memiliki kaitan erat dengan keberhasilan pendidikan anak, baik secara kognitif maupun spiritual yang dapat membangun kedekatan emosional.
Ia menambahkan bahwa kehadiran ayah di sekolah memberikan pesan kuat kepada anak bahwa pendidikan adalah prioritas utama keluarga. Secara psikologis, dukungan langsung dari sosok ayah mampu meningkatkan rasa percaya diri anak secara signifikan. “Ketika ayah hadir, anak merasa dihargai prosesnya. Ini adalah bentuk implementasi kerukunan dan kekompakan di dalam rumah tangga,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, komunikasi dua arah antara ayah dan guru kelas memungkinkan sinkronisasi program pembinaan. Ayah dapat memahami kelebihan dan kekurangan anak secara objektif, sehingga langkah pembinaan di rumah—terutama dalam mengejar target Alim-Faqih, Akhlakul Karimah, dan Mandiri—dapat berjalan selaras dengan kurikulum sekolah.
“Namun, para ahli pendidikan juga mengingatkan para orang tua untuk menjaga sikap saat menerima hasil belajar. Dampak negatif justru bisa muncul apabila ayah memberikan respon yang salah terhadap nilai yang tertera di rapor,” ungkapnya.
Ia menyebutkan ada beberapa hal yang perlu dihindari antara lain, pertama fokus berlebihan pada nilai akademik, yakni menghakimi anak karena nilai rendah tanpa melihat usaha yang telah dilakukan dapat mematahkan semangat belajar.
“Kedua, membandingkan dengan anak lain, ternyata tindakan ini dapat menimbulkan luka batin dan merusak hubungan antara ayah dan anak. Ketiga, sikap acuh tak acuh, yakni datang ke sekolah namun tidak menyimak penjelasan guru hanya akan membuat momen ini kehilangan maknanya,” jelasnya.
Menurutnya, untuk memaksimalkan momen pengambilan rapor, para ayah disarankan melakukan tiga hal, yakni memberi apresiasi dan pujian atas setiap peningkatan sekecil apa pun.
“Ajak anak untuk diskusi dan bicara santai mengenai kendala yang ia alami selama satu semester terakhir. Evaluasi terukur, yakni buatlah rencana perbaikan bersama anak untuk semester mendatang dengan bahasa yang memotivasi, bukan mengancam,” tandasnya.
“Keterlibatan aktif ayah dalam pendidikan merupakan perwujudan dari tanggung jawab untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang baik, kepahaman agama yang kuat dan kemandirian hidup,” pungkasnya.














