Pertanyaan Berat di Tengah Krisis Pertambakan Dipasena

- Writer

Rabu, 11 Desember 2024 - 10:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nafian Faiz . SUARA UTAMA.ID

Nafian Faiz . SUARA UTAMA.ID

SUARA UTAMA, Selama empat hari mengikuti rangkaian sosialisasi sebagai calon ketua P3UW Lampung, saya telah mendatangi delapan kampung yang ada Kecamatan Rawajitu Timur, Tulang Bawang, Lampung dan bertemu dengan para petambak di pendopo-pendopo kampung. Di sana, para calon dikenalkan  juga menyampaikan visi-misi dan strategi dan program unggulan tentu mendengar saran, kritik dan pertanyaan dari anggota P3UW Lampung.

Ada beberapa pertanyaan yang menurut saya pribadi, itu pertanyaan berat dan begitu menggedor hati nurani:

“Apa yang Bapak akan lakukan, kalau terpilih sebagai ketua P3UW Lampung, agar kami bisa beli beras untuk menyambung hidup?. Dan bagaimana Anda akan memberantas aktivitas terlarang di saluran pasok, kanal inlet?.”

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Pertanyaan Berat di Tengah Krisis Pertambakan Dipasena Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dua pertanyaan sederhana sebenarnya, namun begitu mendalam, mengingatkan pada dilema klasik: mana yang lebih dulu, telur atau ayam?

Kedua pertanyaan itu,  telah mencerminkan kondisi ekonomi petambak Dipasena yang saat ini berada di titik nadir. Pandemi, perubahan iklim, penyakit udang, hingga tata kelola yang belum optimal telah menorehkan luka mendalam pada kesejahteraan petambak.

Kesulitan ekonomi akibat kegagalan berulang dalam budidaya udang, di satu sisi, melahirkan aktivitas terlarang seperti pemasangan waring, jala, hingga bubu di inlet. Aktivitas ini, meskipun memberikan penghasilan sementara bagi pelakunya untuk bertahan hidup, pada sisi lain justru memperburuk pencemaran saluran pasok air.

Argumen  yang sering muncul bagi pelaku adalah bila budidaya udang tak bermasalah tak akan ada aktivitas terlarang di inlet. Padahal, saluran ini merupakan nadi utama keberhasilan budidaya udang. Kalau saluran pasukan terganggu, akibatnya, kegagalan budidaya tidak lagi menjadi masalah individu, melainkan meluas dan berdampak massal.

BACA JUGA :  Pahit Manisnya Berprofesi Sebagai Wartawan 

Lalu, apa yang harus dilakukan? Ada yang menjawab dengan; janji perbaikan lingkungan, pemeriksaan laboratorium kualitas air, pelatihan dan teknisi, permodalan, hingga revitalisasi sarana tambak. Namun, jawaban-jawaban tersebut terasa jauh dari inti persoalan utama: “Bagaimana kami bisa bertahan hidup hari ini?”

Inilah realitasnya, semua bermuara pada kesulitan ekonomi. Petambak tidak membutuhkan janji-janji kosong atau program yang hanya terasa seperti angin surga membuat pendengarnya bermimpi indah. Mereka membutuhkan solusi nyata yang dapat langsung dirasakan, tanpa harus menunggu hasil riset atau kebijakan yang baru.

Namun, di situlah letak tantangan terbesar. Masalah ekonomi Dipasena bukanlah perkara sederhana. Ia adalah benang kusut yang sulit diurai, membutuhkan pemimpin yang mampu berpikir jernih, teruji, bekerja tanpa ambisi pribadi, dan hadir dengan hati yang tulus untuk mendengar keluhan warganya.

Jika kita mau jujur, siapapun yang terpilih menjadi ketua P3UW Lampung nanti, akan dihadapkan pada tugas yang tidak ringan. Bukan hanya untuk membangun kembali perekonomian petambak, tetapi juga untuk memulihkan kepercayaan kepada organisasi P3UW Lampung yang telah tergerus. Dan ini, tentu, bukan tugas yang mudah, bahkan bagi mereka yang berpengalaman sekalipun. Apalagi yang belum punya pengalaman.

Penulis : Nafian Faiz

Berita Terkait

Realitas Semu Program Sinetron Televisi
Dampak kenaikan UMK 2025 dan Ancaman PHK
Rapat Forum Kader Pemuda Bela Negara Bahas Rencana Kerja Tahun 2025
Sejarah Jembatan Ampera
Al-Qur’an Berbicara tentang Perempuan : Pemahaman Ayat tentang Īlā’
Sukses Yaaa…!!! Ingat, Baca Doa dan Jujur, Jangan Ngepek..Jangan Nyontek dan Jangan Kerjasama
Gus Miftah Tuai Kritik: Pernyataannya Disebut Mengikis Nilai Moral
Subdit PAI pada PTU Kementerian Agama RI bersama Persatuan Dosen Agama Nahdlatul Ulama Nusantara Menggelar Penguatan Moderasi Beragama bagi Dosen PAI pada PTU 2024
Berita ini 187 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 11 Desember 2024 - 17:24 WIB

Realitas Semu Program Sinetron Televisi

Rabu, 11 Desember 2024 - 10:41 WIB

Pertanyaan Berat di Tengah Krisis Pertambakan Dipasena

Senin, 9 Desember 2024 - 16:25 WIB

Dampak kenaikan UMK 2025 dan Ancaman PHK

Minggu, 8 Desember 2024 - 08:09 WIB

Rapat Forum Kader Pemuda Bela Negara Bahas Rencana Kerja Tahun 2025

Jumat, 6 Desember 2024 - 21:10 WIB

Sejarah Jembatan Ampera

Jumat, 6 Desember 2024 - 16:34 WIB

Al-Qur’an Berbicara tentang Perempuan : Pemahaman Ayat tentang Īlā’

Jumat, 6 Desember 2024 - 11:13 WIB

Sukses Yaaa…!!! Ingat, Baca Doa dan Jujur, Jangan Ngepek..Jangan Nyontek dan Jangan Kerjasama

Kamis, 5 Desember 2024 - 20:12 WIB

Gus Miftah Tuai Kritik: Pernyataannya Disebut Mengikis Nilai Moral

Berita Terbaru

Ilustrasi : Menonton program siaran televisi (Sumber : Freepik)

Artikel

Realitas Semu Program Sinetron Televisi

Rabu, 11 Des 2024 - 17:24 WIB