SUARA UTAMA – Selain silahturami bermaaf-maafan yang dikenal dalam kegiatan lebaran di setiap hari besar keagamaan umat Islam pada Idul Fitri 1 Syawal, ternyata selain kegiatan silaturahim yang biasa dilakukan oleh masyarakat, ada salah satu kegiatan menarik yang mengiringi kegiatan berlebaran yaitu kegiatan ngadu kuluwung.
Ngadu kuluwung adalah kegiatan bedug meriam yang diadakan oleh masyarakat di daerah tertentu dengan maksud dan tujuan untuk memeriahkan hari berlebaran. Baru-baru ini perayaan hari besar keagamaan Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah lalu tepatnya di desa Anta Jaya dan desa Pasir Tanjung kecamatan Jonggol kabupaten Bogor, diadakan kegiatan ngadu kuluwung dimana dalam kegiatan ini masing-masing perwakilan masyarakat dua desa tersebut mengirimkan perwakilannya sebanyak 60 peserta.
Seluruh peserta mengenakan kaos yang telah ditentukan berwarna merah, adapun meriam yang dibuat tidak jauh beda seperti halnya meriam perang yang sering digunakan oleh pasukan tentara. Bahan meriam berasal dari bambu dan diikat dari tali bambu yang telah disusun dengan rapi. Hal yang berbeda dengan bedug meriam ini tidak beroda, untuk sampai ke lokasi bedug meriam, masing-masing meriam digotong oleh masyarakat yang menjadi peserta dibantu oleh masyarakat lainnya pada umumnya. Masing-masing ukuran bedug meriam 7 meter diameter 50 cm.
Bahan yang digunakan untuk melepaskan tembakan terdiri dari bahan karbit dan obor sebagai pemantik meledaknya bedug meriam. Total bedug meriam yang memeriahkan kali ini ada 25 bedug meriam, suara meledak bedug meriam secara bergantian semakin bertambah semaraknya kegiatan ngadu kuluwung ini. Masyarakat sangat antusias untuk melihat dan memperhatikan bagaimana cara kerja dan meledaknya bedug meriam.
Kegiatan ngadu kuluwung masyarakat ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah kecamatan Jonggol, sebagai upaya menjaga dan merawat silaturahim antara warga antardesa dalam hari raya Idul Fitri. Selain kegiatan ngadu kuluwung secara bersamaan diadakan pula kegiatan pasar UMKM dan tarian Jaipong.
Adi Pamungkas menjelaskan, kegiatan ini bukan hanya pesta rakyat namun lebih dari itu adalah sebagai ajang silaturahim antar warga dalam harmoni kehidupan bermasyarakat, warga sangat antusias menghadiri kegiatan ini dari berbagai wilayah yang ada diluar Jonggol. Pungkas Adi yang mempunyai tanggung jawab sebagai kepala desa Anta jaya.
Kegiatan ngadu kuluwung ini akan tetap lestari di kecamatan Jonggol, selama masyarakat berkesadaran akan arti pentingnya makna rekatan ikatan siaturahim sebagai kekuatan modal sosial masyarakat di pedesaan.
Penulis : Itam Mustopa
Editor : Agus Budiana