Komunikasi dalam Islam

- Penulis

Rabu, 5 Februari 2025 - 19:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto : Ilustrasi membangun komunikasi.Dok (IlhamAkbar- suara Utama)

Foto : Ilustrasi membangun komunikasi.Dok (IlhamAkbar- suara Utama)

SUARA UTAMA. Komunikasi dalam perspektif Islam memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam hubungan antara sesama manusia maupun dengan alam semesta. Dalam ajaran Islam, komunikasi bukan hanya sekadar bertukar informasi melainkan juga merupakan sarana untuk menyampaikan kebaikan dan nilai-nilai moral yang mendalam. Allah sendiri telah menurunkan wahyu-Nya melalui berbagai cara yang paling yaitu Al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman dalam berkomunikasi yang sempurna untuk umat manusia. Oleh karena itu Islam mengajarkan pentingnya komunikasi yang penuh dengan niat baik, kejujuran, dan kesopanan.

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menjaga lisan agar tidak sembarangan dalam berbicara. Dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 11, Allah mengingatkan agar kita tidak mencela atau menghina orang lain. Ini menunjukkan bahwa komunikasi dalam Islam harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan etika. Salah satu bentuk komunikasi yang dilarang dalam Islam adalah ghibah atau membicarakan keburukan orang lain di belakang mereka. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kata-kata agar tidak menyakiti perasaan orang lain, bahkan jika kita memiliki informasi yang benar sekalipun.

Dalam Islam, komunikasi juga memiliki dimensi spiritual yang sangat mendalam. Berdoa adalah bentuk komunikasi langsung dengan Allah yang merupakan tindakan memohon dengan penuh ketulusan. Doa dalam Islam bukan hanya untuk meminta sesuatu tetapi juga sebagai bentuk komunikasi untuk mengekspresikan rasa syukur dan ketergantungan kepada-Nya. Ini mengajarkan kita bahwa komunikasi dalam Islam tidak terbatas pada hubungan antar manusia tetapi juga mencakup hubungan kita dengan Sang Pencipta. Dengan berkomunikasi melalui doa, kita memperkuat ikatan spiritual dan menumbuhkan rasa tawakal kepada Allah.

Selain itu, Islam mengajarkan pentingnya komunikasi yang membangun harmoni dalam masyarakat. Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” Hadis ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik tidak hanya soal menyampaikan pesan tetapi juga tentang menjaga hubungan yang harmonis antara sesama umat manusia. Dengan berbicara yang baik dan sopan, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih damai dan saling menghargai.

Komunikasi dalam Islam juga melibatkan dimensi pengajaran dan dakwah. Islam mengajarkan umatnya untuk saling mengingatkan dan berdiskusi tentang hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat. Sebagai seorang Muslim, kita diwajibkan untuk menyebarkan kebaikan dan petunjuk agama dengan cara yang bijak dan lembut. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 125, “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, serta bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” Ini menunjukkan bahwa dakwah atau komunikasi tentang kebenaran harus dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan tidak dengan cara yang kasar

Akhirnya dalam Islam, komunikasi juga mengajarkan nilai kesabaran dan pengendalian diri. Sering kali dalam berkomunikasi, kita dihadapkan pada perbedaan pendapat atau bahkan konflik. Namun, Islam mengajarkan kita untuk tetap sabar dan tidak terburu-buru dalam menanggapi situasi. Dalam surah Al-A’raf ayat 199 Allah berfirman, “Dan bersikaplah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang baik.” Ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik dalam Islam adalah komunikasi yang penuh kesabaran, pemaaf, dan mengutamakan perdamaian

Penulis : Ilham Akbar

Sumber Berita : Wartawan Suara Utama

Berita Terkait

UMKM Sumatera Didorong Bangkit Lewat Skema Insentif Fiskal Pascabencana
Menakar Keadilan Pemungutan Pajak atas Pendapatan Hari Tua
Dampak Stop Izin Perumahan oleh Gubernur Dedi Mulyadi: Siapa Diuntungkan, Siapa Dikorbankan?
Kontradiksi Kebijakan Penghentian Penerimaan Guru Honorer Versus Kekurangan Guru pada SMP dan SMA
Sumitro Djojohadikusumo: Pahlawan Nasional yang Terlambat Diakui Negara
Kiat Sukses Akreditasi Unggul: Langkah Strategis Menghadapi BAN-PT dan LAM-PT
PT Arion Indonesia Uji Materi Pasal 78 UU Pengadilan Pajak ke MK
Tuntutan Tinggi BCKS, Minat Guru Rendah: Alarm Peringatan Kepemimpinan Sekolah di Daerah
Berita ini 59 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 18 Desember 2025 - 14:28 WIB

UMKM Sumatera Didorong Bangkit Lewat Skema Insentif Fiskal Pascabencana

Kamis, 18 Desember 2025 - 13:26 WIB

Menakar Keadilan Pemungutan Pajak atas Pendapatan Hari Tua

Kamis, 18 Desember 2025 - 12:47 WIB

Dampak Stop Izin Perumahan oleh Gubernur Dedi Mulyadi: Siapa Diuntungkan, Siapa Dikorbankan?

Kamis, 18 Desember 2025 - 11:44 WIB

Kontradiksi Kebijakan Penghentian Penerimaan Guru Honorer Versus Kekurangan Guru pada SMP dan SMA

Rabu, 17 Desember 2025 - 12:45 WIB

Sumitro Djojohadikusumo: Pahlawan Nasional yang Terlambat Diakui Negara

Rabu, 17 Desember 2025 - 10:28 WIB

Kiat Sukses Akreditasi Unggul: Langkah Strategis Menghadapi BAN-PT dan LAM-PT

Rabu, 17 Desember 2025 - 08:58 WIB

PT Arion Indonesia Uji Materi Pasal 78 UU Pengadilan Pajak ke MK

Minggu, 14 Desember 2025 - 17:02 WIB

Tuntutan Tinggi BCKS, Minat Guru Rendah: Alarm Peringatan Kepemimpinan Sekolah di Daerah

Berita Terbaru

Ilustrasi seorang lelaki tua duduk termenung dengan tatapan berat, menggambarkan pergulatan batin para pensiunan yang menghadapi penurunan pendapatan di masa senja. Janggut putih dan gurat usia pada wajahnya melambangkan perjalanan panjang pengabdian hidup yang kini diuji oleh kebijakan fiskal negara.

Berita Utama

Menakar Keadilan Pemungutan Pajak atas Pendapatan Hari Tua

Kamis, 18 Des 2025 - 13:26 WIB