Jurnalisme Media Sosial, Apa Mungkin?

- Writer

Selasa, 22 April 2025 - 14:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi  jurnalisme media sosial oleh perorangan  maupun warga. (Sumber : Freepik).

Ilustrasi jurnalisme media sosial oleh perorangan maupun warga. (Sumber : Freepik).

SUARA UTAMA – Selama ini informasi-informasi berita yang ada dimasyarakat didominasi oleh media-media mainstream yang sudah lama ada dan berkiprah di jagat informasi. Peristiwa seaktual apapun untuk melihat objektifitas, netralitas dan keberimbangan suatu berita sumbernya ada pada media-media mainstream. Semuanya tertata dalam suatu sistem yang melibatkan unsur-usur didalamnya. Mulai dari jurnalis, redaktur, editor, sekretaris sampai pada tingkatan pimpinan redaksi. Semua bahan informasi hasil liputan lapangan dikomunikasikan, dilaporkan secara internal pada pihak-pihak tersebut melalui suatu proses termasuk proses saringan (gatekeeper) dengan mengedepankan edit, verifikasi, kelayakan dan kaitan dengan rambu-rambu kode etik jurnalistik.

Informasi berita yang sampai pada masyarakat, adalah hasil dari proses jurnalisme yang terstandarisasikan secara profesional sehingga infomasi berita yang dikonsumsi oleh masyarakat adalah merupakan informasi berita yang dapat dipertanggung jawabkan secara etika profesi jurnalisme yang baik. Walaupun dalam media mainstream ini banyak yang berubah bentuk (surat kabar, televisi, radio, majalah bertransformasi ke portal media online) karena tuntutan perkembangan teknologi komunikasi. Namun secara prinsip jurnalisme, tetap mengedepankan marwah ekosistem dunia jurnalistik yang menjadi sumber acuan informasi yang baik dan berkualitas.

Kaitan dengan hal tersebut sesaknya informasi dimasyarakat selama ini tidak hanya bersumber dari media mainstream, riuhnya informasi berasal dari media-media sosial : instagram, youtube, facebook, Tiktok, telegram, vlog dan bloger pribadi mewarnai informasi-informasi yang ada dan  berseliweran selama ini. Tidak dipungkiri keberadaan media sosial mampu menjadi sumber informasi yang selalu diakses oleh masyarakat ketika terdapat suatu peristiwa yang menjadi perhatian publik. Walaupun secara prinsip jurnalisme tidak menggunakan kaidah-kaidah jurnalisme yang profesional, namun aktualitasnya minimal menjadi hal yang harus diperhitungkan oleh media-media mainstream.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Jurnalisme Media Sosial, Apa Mungkin? Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Fenomena akses dan konsumsi masyarakat akan informasi dari media sosial, diperkuat oleh data  hasil survey Jakpat dalam GoodStats (2024) Media sosial menjadi informasi utama bagi masyarakat Indonesia. Media sosial mendapat 89%, situs web 51%, televisi 52%, koran 12%, radio 11% dan majalah 7%. Gambaran data tersebut menegaskan pada kita bahwa, media sosial menjadi salah satu media rujukan yang di konsumsi oleh masyarakat selanjutnya media-media mainstream. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan dalam proses reportase berita yang disampaikan pada publik meniru pola proses jurnalisme yang dilakukan oleh jurnalis-jurnalis media mainstream. Tentunya hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi media-media mainstream, mengingat dalam media sosial semuanya hampir menyatu dengan masyarakat terutama dalam fitur-fitur yang tersaji didalamnya, realtime mampu mempersonalisasi dapat berinteraksi secara langsung dan timbal balik  secara intens dengan pembuat konten.

Bisa jadi untuk ke depan orang sudah tidak membutuhkan informasi berita lagi dari media mainstream, tapi bersumber dari media sosial. Salah satu contoh nyata adalah anggaran belanja publikasi media pemprov Jabar tahun 2024 sebesar 49.9m, untuk tahun 2025 menjadi 3,1m. Artinya institusi sekelas pemprov jabar mengurangi anggaran publikasi untuk media meanstream. Informasi komunikasi yang dibangun melalui figur gubernur Jabar kang Dedi Mulyadi (KDM) yang sering menggunakan youtube, Instagram dalam aktifitas kesehariannya, begitu pula tanggapan cepat apabila terdapat keluhan-keluhan yang dilaporkan oleh masyarakat langsung ke channelnya KDM. Selain itu pula masyarakat Jabar sering membuat laporan-laporan aktual tentang suatu kondisi wilayahnya langsung ke media sosialnya KDM. Disini tercipta efektifitas komunikasi yang dibangun antara pemerintah daerah dengan masyarakatnya.

BACA JUGA :  Peran Media Massa dalam Pilkada

Berdasarkan realitas tersebut, sekarang masyarakat dapat langsung membuat reportase pemberitaan melalui media sosial yang dimilikinya, untuk dilaporkan pada publik. Hebatnya lagi dengan dengan media sosial selain sebagai pembuat konten, penyaring konten, penyebar konten secara bersamaan menjadi penikmat konten yang dibuatnya sendiri. Sebenarnya ada yang namanya jurnalisme warga yang difasilitasi oleh media-media mainstream, namun harus melalui proses dalam penayangannya oleh redaktur. Disisi lain masyarakat membutuhkan kecepatan informasi secara real time untuk langsung dibaca.

Titik lemah

Salah satu titik lemah informasi dari media sosial, apabila tidak jelas dan pembuat konten ada niat dengan agenda tertentu dapat mengarah pada pemberitaan hoaks maupun feak tentunya informasi berita yang disebarkan dapat berurusan dengan hukum. Selain itu informasi berita masuk kategori sampah, yang tentunya akan diabaikan oleh masyarakat dan dianggap sebagai media provokator informasi.

Namun apabila masyarakat mampu membentuk komunitas jurnalisme warga melalui media sosial yang diinisiasi oleh beberapa warga yang paham tentang jurnalisme, tidak menutup kemungkinan komunitas masyarakat tersebut mampu membuat informasi berita dari media sosial pada umumnya seperti media mainstream.

Tentunya hal ini layak untuk diperhitungkan oleh media-media mainstream. Mengingat nilai-nilai berita yang di angkat dalam jurnalisme warga ini murni berita-berita untuk kepentingan publik semata. Apabila kondisi jurnalisme media sosial ini terus-menerus diperbaiki beberapa kekurangannya, bisa jadi suatu saat akan merebut hati masyarakat dan menggeser media mainstream untuk menempati posisi utama  sebagai sumber informasi berita.

Konsistensi media mainstream

Pertanyaannya adalah, apakah media mainstream siap untuk mensikapi perkembangan informasi visual  media sosial yang mengarah pada jurnalisme media sosial?. Tidak ada kata yang tidak siap, media sebagai  sumber utama informasi berita selama ini dengan segala konsekuensi yang ada, harus tetap berproses sesuai aturan main dan adaptasi inovasi yang terus dilakukan seiring perkembangan jaman.

Semuanya dikembalikan pada pemangku kepentingan bagi media mainstream itu sendiri mulai dari pemilik, redaksi, sekretariat sampai dengan para jurnalisnya. Semuanya di arahkan pada satu tujuan yang sama sebagai bagian dari suatu sistem komunikasi nasional, mempunyai tugas yang mulia dalam memberikan pencerahan dan penguatan bagi masyarakat. Apapun perubahan-perubahan konsep maupun bentuk yang terjadi dalam teknologi komunikasi dalam mengimbangi media sosial semuanya harus diikuti atas perubahan tersebut, tanpa mengurangi esensi profesi jurnalismenya selama ini.  Walaupun tidak mudah dalam pelaksanaannya, karena banyak variabel yang berpengaruh didalamnya.

Penulis : Agus Budiana, Mengabdi pada Suara Utama.

Berita Terkait

Rp60 Juta dalam Sekresek: Wakaf Nenek dari Putat Jaya Menggetarkan Masjid Al-Mufidah
Kegiatan Rutin Setiap Bulan TK Harapan Kita Selain Berbagi Rezki Juga Adakan Khotmil Qur’an.
Ketika Dana Hibah Menjadi Materi Berhala
Team Investigasi LSM LIRA Kabupaten Probolinggo Apresiasi Kejaksaan Negeri Kabupaten Probolinggo 
Oknum Perangkat Desa Tidak Masuk Kantor, Ketegasan dan Keberanian Kepala Desa Sukomulyo di Ragukan
Diduga Gelapkan Dana Seragam, Mantan Guru TK Dilaporkan Vendor
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Wakili Indonesia dalam Forum Ilmiah Internasional di Yordania
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Angkat Bicara. Kades Puspan Ungkap Data Prihal Legalitas Kelompok Tani
Berita ini 39 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 9 Mei 2025 - 20:45 WIB

Rp60 Juta dalam Sekresek: Wakaf Nenek dari Putat Jaya Menggetarkan Masjid Al-Mufidah

Jumat, 9 Mei 2025 - 19:50 WIB

Kegiatan Rutin Setiap Bulan TK Harapan Kita Selain Berbagi Rezki Juga Adakan Khotmil Qur’an.

Jumat, 9 Mei 2025 - 10:30 WIB

Ketika Dana Hibah Menjadi Materi Berhala

Kamis, 8 Mei 2025 - 19:32 WIB

Oknum Perangkat Desa Tidak Masuk Kantor, Ketegasan dan Keberanian Kepala Desa Sukomulyo di Ragukan

Kamis, 8 Mei 2025 - 11:05 WIB

Diduga Gelapkan Dana Seragam, Mantan Guru TK Dilaporkan Vendor

Kamis, 8 Mei 2025 - 10:07 WIB

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Wakili Indonesia dalam Forum Ilmiah Internasional di Yordania

Rabu, 7 Mei 2025 - 18:42 WIB

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Angkat Bicara. Kades Puspan Ungkap Data Prihal Legalitas Kelompok Tani

Rabu, 7 Mei 2025 - 17:09 WIB

Serial Bidaah Tuai Perhatian, Soroti Bahaya Penyesatan Walid Mahdi

Berita Terbaru

Gedung Sate Pemprov Jabar (Sumber : Humas Pemprov Jabar)

Artikel

Ketika Dana Hibah Menjadi Materi Berhala

Jumat, 9 Mei 2025 - 10:30 WIB