Handphone Karomah Era Digital

- Penulis

Rabu, 12 Februari 2025 - 13:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nafian Faiz. Dok Pribadi. (suarautama.id)

Nafian Faiz. Dok Pribadi. (suarautama.id)

SUARA UTAMA- Dalam kehidupan modern, handphone telah menjadi alat yang lebih “sakti/karomah” daripada klaim kesaktian yang sering dijual oleh mereka yang mengaku memiliki keistimewaan spiritual.

Dulu, orang harus mencari dukun, ustadz, kyai, habib- atau tempat-tempat yang dianggap keramat-untuk meminta solusi atas persoalan hidup, kini cukup dengan sentuhan layar, berbagai masalah dapat diselesaikan berdasarkan ilmu pengetahuan.

Kepercayaan pada hal-hal mistis sering dimanfaatkan oknum untuk kepentingan pribadi. Namun, di era digital ini, solusi yang lebih nyata dan berbasis ilmu pengetahuan lebih bisa diandalkan.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Handphone Karomah Era Digital Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Handphone, yang dulunya hanya alat komunikasi, kini telah berevolusi menjadi perangkat serba bisa yang memberi kemudahan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan berbagai aplikasi, handphone memudahkan banyak urusan, dari perjalanan hingga transaksi keuangan, tanpa perlu perantara atau “doa khusus.”

Aplikasi seperti Traveloka dan Tiket.com memungkinkan kita mencari tiket pesawat atau kereta dalam hitungan detik. Untuk akomodasi, platform seperti Agoda atau Booking.com memberikan akses ke ribuan hotel dengan informasi transparan dan ulasan pengguna sebelumnya.

Bahkan untuk mencari makanan, teknologi mengungguli cara tradisional dengan Google Maps, GoFood, atau GrabFood, memungkinkan kita menemukan tempat makan terbaik atau memesan makanan tanpa keluar rumah.

Tidak hanya itu, transaksi keuangan semakin praktis dengan mobile banking dan dompet digital, yang memungkinkan transfer uang hanya dengan scan barcode.

Dalam hal navigasi, Google Maps dan Waze menggantikan jimat atau azimat yang dulunya dipercaya untuk menghindari kesesatan. Teknologi memberi kepastian dalam perjalanan dengan akurasi tinggi.

BACA JUGA :  Marxisme Jadi Nenengisme: Fanpage Ideologi Berubah Jadi Halaman Kebun

Ironisnya, mereka yang mengaku memiliki karomah sering kali terjerat kasus moral, sementara handphone, meskipun alat buatan manusia, terus berkembang memberi manfaat nyata.

Teknologi tidak hanya mempermudah hidup, tetapi membuka akses pada ilmu pengetahuan yang sebelumnya sulit dijangkau. Dengan aplikasi seperti WhatsApp, Zoom, dan Skype, kita bisa berbicara langsung dengan siapa saja di seluruh dunia tanpa batasan jarak dan waktu.

Lebih mengagumkan lagi, dengan hadirnya tool AI dalam genggaman, seseorang bisa melakukan hal-hal yang sebelumnya mustahil. Membuat puisi, gambar, atau deskripsi hanya dalam hitungan detik, bahkan menyelesaikan tugas berat dengan cepat. Teknologi ini mendukung kreativitas dan produktivitas tanpa perantara yang tidak pasti.

Meski begitu, penyalahgunaan teknologi dan ketergantungan berlebihan adalah tantangan yang harus dihadapi. Namun, perbedaan mendasar antara teknologi dan praktik mistis adalah bahwa teknologi dapat dipelajari dan digunakan secara rasional, sementara klaim kesaktian sering berujung pada eksploitasi.

Meminjam istilah yang dipopulerkan Pesulap Merah: Dukun itu kalau tidak ngibul ya cabul.

Dalam dunia yang semakin maju, kita harus mengandalkan akal dan ilmu pengetahuan daripada mitos dan janji kosong. Jika saat ini ada “karomah” yang benar-benar bermanfaat, itu adalah kemampuan kita memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup.

Handphone bukan hanya alat komunikasi, tetapi jendela ke dunia yang lebih luas, lebih cerdas, dan lebih mandiri. Teknologi membuka peluang bagi kita untuk menciptakan perubahan nyata dan menghadapi tantangan hidup secara logis dan efektif.

Penulis : Nafian Faiz

Berita Terkait

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia
Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Kaleidoskop 2025: Bukan Sekadar Bencana Alam, tetapi Bencana Tata Kelola
Pernah Berhadapan dengan Hukum, Eko Wahyu Pramono Kini Aktif di Advokasi Publik
Memahami SP2DK dari Kacamata Wajib Pajak dan Fiskus
Moekajat Fun Camp 2025 #1 Sukses Digelar, Pererat Kebersamaan Keluarga Lintas Generasi
FES 2025 Dorong Kolaborasi Positif Generasi Muda Lewat Sport, Expo, dan SEKSOS
Opini: Bayi Panda Raksasa Pertama Indonesia — Harapan Baru Konservasi dari Pelukan Sang Induk
Berita ini 120 kali dibaca
Jika saat ini ada "karomah" yang benar-benar bermanfaat, itu adalah kemampuan kita memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup. 

Berita Terkait

Sabtu, 13 Desember 2025 - 15:21 WIB

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:16 WIB

Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Jumat, 12 Desember 2025 - 18:30 WIB

Pernah Berhadapan dengan Hukum, Eko Wahyu Pramono Kini Aktif di Advokasi Publik

Jumat, 12 Desember 2025 - 17:49 WIB

Memahami SP2DK dari Kacamata Wajib Pajak dan Fiskus

Jumat, 12 Desember 2025 - 17:13 WIB

Moekajat Fun Camp 2025 #1 Sukses Digelar, Pererat Kebersamaan Keluarga Lintas Generasi

Jumat, 12 Desember 2025 - 16:54 WIB

FES 2025 Dorong Kolaborasi Positif Generasi Muda Lewat Sport, Expo, dan SEKSOS

Jumat, 12 Desember 2025 - 14:45 WIB

Opini: Bayi Panda Raksasa Pertama Indonesia — Harapan Baru Konservasi dari Pelukan Sang Induk

Jumat, 12 Desember 2025 - 09:51 WIB

Menata Ulang Pilkada: Prabowo Tawarkan Model DPRD Tanpa Menanggalkan Kedaulatan Rakyat

Berita Terbaru

Gambar Kegiatan Jambore Pos Yandu Kabupaten Subang 2025 – Sabtu, 13/12/2025.

Berita Utama

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan

Sabtu, 13 Des 2025 - 22:45 WIB

Dr. Firman Tobing

Hukum

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Des 2025 - 15:21 WIB