SUARA UTAMA, Ogan Komering Ilir-
Warga Desa Bumi Pratama Mandira, bekas pertambakan PT. Wahcyuni Mandira, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, kembali dihebohkan kemunculan seekor buaya besar berukuran 3-4 meter pada Kamis (28/3) pukul 21.00 WIB. Kejadian tersebut terjadi dekat jembatan penyeberangan, jalan inlet jalur 38 blok 3, Desa Bumi Pratama Mandira.
Informasi mengenai keberadaan buaya yang naik di daratan jalan jalur, Kampung Bumi Pratama Mandira disampaikan oleh Rama (18), seorang karyawan Koperasi Plasma Pratama Mandiri (KPPM). Menurut kronologis peristiwa yang disampaikan oleh Rama, kejadian itu terjadi ketika dia berangkat kerja dari rumahnya di blok 3 Jalur 42, menuju gudang koperasi di infra untuk lembur kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Malam itu, sekira pukul 21.00 WIB, saya berangkat kerja menuju gudang koperasi dengan sepeda motor. Ditengah jalan, saya dikagetkan dengan kehadiran seekor buaya besar berukuran 3-4 meter yang melintang di hadapan, posisinya menutupi jalan lintasan yang terbuat dari rabat beton,” ungkap Rama.
Kejadian tersebut langsung menimbulkan kehebohan warga setempat setelah Rama membagikan informasi tentang kejadian tersebut ke dalam grup aplikasi chat, pasalnya beberapa hari sebelumnya ada warga yang diserang buaya sampai meninggal dunia.
Ketua Koperasi Plasma Pratama Mandiri, Rusmaji, mengungkapkan bahwa pada Jumat ini (29/3), Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Selatan, Camat Sungai Meneng, dan Kapolpos Sungai Meneng dijadwalkan akan berkunjung ke Bumi Pratama Mandira, melihat langsung kondisi lapangan terkait maraknya konflik antara buaya dan warga. Menurutnya, sudah lebih dari 10 kasus warga yang diserang oleh buaya. Peristiwa terkini menimpa Heldiansyah Aditya (44), yang meninggal dunia karena diterkam buaya pada Minggu (24/3/2024) pagi.
Sementara itu, salah satu warga, Joni Supranoto, mengharapkan agar kehadiran rombongan BKSDA ke pertambakan Bumi Pratama Mandira tidak hanya sebatas kunjungan serimonial, penancapan papan himbauan di tepi kanal, melainkan juga memberikan langkah-langkah taktis dan strategis untuk mengakhiri konflik antara warga dan buaya di kampung mereka.
“Kami berharap kehadiran pejabat BKSDA dan rombongan dapat memberikan langkah-langkah konkrit sehingga tidak ada lagi warga yang menjadi korban serangan buaya di Kampung kami,” ujar Joni Supranoto.