Satu Dunia, Satu Tujuan: Harmoni Global Demi Masa Depan Bersama

- Penulis

Minggu, 15 Juni 2025 - 01:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Surah Albaqarah ayat 185: Makna Nuzulul Quran sebagai Pembuka Hati yang Gelap. Foto/Gambar; Mas Andre Hariyanto (SUARA UTAMA)

Surah Albaqarah ayat 185: Makna Nuzulul Quran sebagai Pembuka Hati yang Gelap. Foto/Gambar; Mas Andre Hariyanto (SUARA UTAMA)

SUARA UTAMA Di tengah guncangan dunia—mulai dari perubahan iklim, konflik geopolitik, hingga krisis ekonomi dan kemanusiaan—kita diingatkan akan satu fakta mendasar: bahwa umat manusia hidup di satu planet yang sama, saling terhubung oleh nasib dan tantangan yang tak mengenal batas negara.

Kemanusiaan Terhubung oleh Takdir yang Sama

Globalisasi dan kemajuan teknologi telah membuat dunia semakin kecil. Perjalanan yang dulunya memakan waktu berminggu-minggu kini hanya hitungan jam. Informasi menyebar dalam detik. Tapi sayangnya, kedekatan ini belum sepenuhnya berubah menjadi kedekatan hati dan tujuan. Padahal, ancaman yang kita hadapi kini bersifat lintas batas: pandemi, krisis iklim, kelangkaan air, dan migrasi besar-besaran.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Satu Dunia, Satu Tujuan: Harmoni Global Demi Masa Depan Bersama Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk menjawab tantangan ini, kita perlu lebih dari kerja sama sementara—kita perlu harmoni global. Sebuah kesadaran kolektif bahwa keberlanjutan hidup manusia hanya mungkin jika kita membangun masa depan secara inklusif dan adil, untuk semua.

Dari Kompetisi ke Kolaborasi

Selama berabad-abad, sejarah dunia diwarnai oleh persaingan antarbangsa: perebutan sumber daya, supremasi ekonomi, dan dominasi politik. Namun abad ke-21 menuntut paradigma baru—berpindah dari kompetisi ke kolaborasi. Negara besar dan kecil, kaya dan miskin, harus duduk di meja yang sama untuk merancang masa depan yang tidak eksklusif, tetapi kolektif.

Inisiatif global seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), Kesepakatan Paris tentang iklim, serta upaya reformasi multilateralisme, adalah langkah-langkah penting. Namun langkah itu hanya akan berarti jika ditopang oleh kesadaran publik bahwa setiap individu memiliki peran dalam mewujudkan dunia yang lebih baik.

Harmoni Tidak Berarti Seragam

Harmoni global bukan berarti semua harus sama. Justru, ia merayakan keberagaman budaya, bahasa, keyakinan, dan cara hidup. Harmoni berarti keselarasan dalam perbedaan – di mana nilai-nilai kemanusiaan seperti saling menghormati, keadilan, dan solidaritas menjadi jembatan yang menghubungkan kita.

BACA JUGA :  AR Learning Center Bekali 30 Peserta Melalui Diklat Nasional Pra Uji Kompetensi Wartawan (UKW)

Saat dunia menghadapi gelombang disinformasi, ekstremisme, dan polarisasi, memperkuat dialog antarbudaya dan antaragama menjadi fondasi penting untuk membangun saling pengertian. Pendidikan global, diplomasi rakyat, dan media yang bertanggung jawab harus menjadi alat utama untuk menumbuhkan empati lintas batas.

Menuju Masa Depan Bersama

Kita tidak bisa menunda lagi. Masa depan umat manusia tidak tergantung pada satu negara, satu pemimpin, atau satu teknologi canggih. Masa depan itu tergantung pada kemauan bersama untuk mengesampingkan ego sektoral demi kepentingan planet dan generasi mendatang.

Mewujudkan masa depan bersama artinya:

  • Memastikan akses setara terhadap pendidikan dan kesehatan bagi semua manusia.
  • Menjaga lingkungan hidup sebagai warisan umat, bukan aset pribadi.
  • Menciptakan ekonomi yang inklusif dan adil, bukan hanya efisien bagi segelintir pihak.

Akhir pernyataan, Sebuah Seruan untuk Aksi Bersama

Judul ini “Satu Dunia, Satu Tujuan” bukan sekadar retorika. Ia adalah panggilan. Sebuah undangan kepada setiap warga dunia—apakah Anda pemimpin negara, pelajar, pekerja, atau pengusaha – untuk menyadari bahwa dunia ini milik kita bersama. Dan masa depannya, tanggung jawab kita bersama.

Mari bergandengan tangan dalam harmoni, bukan hanya untuk bertahan, tetapi untuk tumbuh bersama. Karena masa depan yang kita impikan hanya mungkin jika kita bersatu sebagai satu umat manusia, dengan satu tujuan: dunia yang damai, adil, dan lestari untuk semua.

Penulis : Tonny Rivani

Editor : Andre Hariyanto

Sumber Berita : Wartawan Suara Utama

Berita Terkait

Fenomena Korupsi Kepala Daerah, Mengusik Nurani dan Logika.
Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia
Pasar Saham AS Diprediksi Naik Moderat di 2025, Didukung Pertumbuhan Laba dan Inovasi AI
Sungai Merangin Berubah Jadi Lumpur, Aktivitas PETI di Desa Mudo Kian Ganas Tanpa Takut Hukum
Ketua Paguyuban PKDI Tekankan Tegak Lurus, Pakopak Mendukung Visi dan Misi PKDI Kabupaten Probolinggo 
Harga Bitcoin Tertekan, Pakar Fiskal Minta Investor Indonesia Tetap Rasional
Diduga Ada “Orang Kuat” di Balik PETI Dam Betuk, Aparat Tak Berdaya!
Diduga Selewengkan Dana Desa, Pjs Kades Bungin Resmi Ditahan
Berita ini 41 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 7 November 2025 - 12:14 WIB

Fenomena Korupsi Kepala Daerah, Mengusik Nurani dan Logika.

Kamis, 6 November 2025 - 15:24 WIB

Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia

Kamis, 6 November 2025 - 09:45 WIB

Pasar Saham AS Diprediksi Naik Moderat di 2025, Didukung Pertumbuhan Laba dan Inovasi AI

Kamis, 6 November 2025 - 05:59 WIB

Sungai Merangin Berubah Jadi Lumpur, Aktivitas PETI di Desa Mudo Kian Ganas Tanpa Takut Hukum

Rabu, 5 November 2025 - 15:44 WIB

Harga Bitcoin Tertekan, Pakar Fiskal Minta Investor Indonesia Tetap Rasional

Rabu, 5 November 2025 - 15:43 WIB

Diduga Ada “Orang Kuat” di Balik PETI Dam Betuk, Aparat Tak Berdaya!

Rabu, 5 November 2025 - 10:23 WIB

Diduga Selewengkan Dana Desa, Pjs Kades Bungin Resmi Ditahan

Rabu, 5 November 2025 - 09:26 WIB

DJP Siapkan Skema Cooperative Compliance untuk Wajib Pajak Besar Mulai Tahun Depan

Berita Terbaru

Provinsi Riau

Liputan Khusus

Fenomena Korupsi Kepala Daerah, Mengusik Nurani dan Logika.

Jumat, 7 Nov 2025 - 12:14 WIB

Potret ilustratif suasana diskusi ekonomi sosial yang merepresentasikan fenomena Chilean Paradox kemapanan semu di tengah pertumbuhan ekonomi.

Berita Utama

Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia

Kamis, 6 Nov 2025 - 15:24 WIB