
SUARA UTAMA – Ramadhan segera berlalu. Bulan penuh keberkahan ini telah menjadi ajang pelatihan spiritual bagi setiap mukmin untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa. Selama sebulan, umat Islam menahan lapar dan dahaga, memperbanyak ibadah, serta melatih kepekaan sosial dengan bersedekah. Kini, pertanyaannya adalah: apakah semangat dan kebiasaan baik yang terbangun selama Ramadhan dapat terus dipertahankan setelahnya?
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu keyakinan (ajal).” (QS. Al-Hijr: 99)
Ayat ini menegaskan bahwa ibadah tidak terbatas hanya di bulan Ramadhan, tetapi harus menjadi bagian dari kehidupan sepanjang waktu. Konsistensi dalam ibadah setelah Ramadhan menjadi tanda keberhasilan pelatihan spiritual yang telah kita jalani.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rasulullah ﷺ bersabda: “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa lebih baik menjaga ibadah secara berkelanjutan daripada hanya bersemangat selama Ramadhan lalu meninggalkannya setelahnya. Oleh karena itu, penting untuk terus menjaga ritme ibadah, baik melalui shalat malam, membaca Al-Qur’an, maupun menjaga akhlak dalam interaksi sosial.
Menurut Imam Al-Ghazali, Ramadhan adalah sarana untuk menyucikan hati dan membentuk kebiasaan yang baik. Ia menekankan bahwa seseorang yang berhasil mempertahankan semangat ibadah setelah Ramadhan adalah mereka yang benar-benar meraih makna takwa sejati.
Perpisahan dengan Ramadhan bukanlah akhir dari perjuangan spiritual, melainkan awal dari penerapan nilai-nilai yang telah kita pelajari. Semoga spirit Ramadhan tetap menyala dalam diri kita sepanjang tahun hingga kita bertemu kembali dengannya di masa mendatang.
Penulis : Irawan, S.E., C.IJ, C.PW