Oleh : Titin Sulastri**
SUARA UTAMA, Ramadhan tiba dengan keceriaan dan kehangatan di hati umat Islam di seluruh dunia, termasuk di desa Gedung Karyajitu, Tulang Bawang, Lampung. Namun, tahun ini, ada yang berbeda. Biasanya, kegiatan pasar Ramadhan diselenggarakan di depan pasar Minggu, tetapi kali ini, suasana pasar Ramadhan menyambut warga di depan Balai Kampung, tepat di bawah jembatan Way Merah yang baru diresmikan beberapa bulan lalu.
Riuh rendah keramaian yang menggembirakan terlihat di pasar itu tersebut. Para pedagang takjil dan makanan berbuka puasa memenuhi stan-stan mereka dengan berbagai macam hidangan, mulai dari makanan ringan hingga berat, minuman segar, buah-buahan segar yang telah dikemas, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Para pengunjung juga beragam, dari orang tua hingga balita. Mereka datang dengan menggunakan motor, sepeda listrik, sepeda manual, atau hanya berjalan kaki. Suasana Ramadhan begitu terasa di setiap sudut pasar, di mana terdapat kehangatan dan keramahan antara pedagang dan pembeli.
Sosok yang menarik perhatian penulis adalah Bu Siska, seorang guru di SDN 1 Gedung Karyajitu. Meskipun sibuk dengan tugas mengajar, Bu Siska tetap menyempatkan diri untuk berjualan makanan ringan di pasar Ramadhan. Baginya, ini bukan hanya sekadar mencari tambahan penghasilan, tetapi juga merupakan kesempatan untuk berinteraksi dengan masyarakat dan menyalurkan hobinya dalam membuat makanan.
Program pasar Ramadhan ini merupakan hasil kerjasama antara ibu-ibu PKK dan pemerintah Kampung Gedung Karyajitu. Sebelumnya pasar Ramadhan tersebut biasanya diadakan di bahu jalan lintas pasar Minggu, namun demi menghindari gangguan lalu lintas, lokasi pasar dipindahkan ke depan balai kampung. Hal ini disambut baik oleh warga, termasuk Bu Siska, yang setiap tahun berharap agar tradisi pasar Ramadhan tetap berlanjut.
Selain memberikan kesempatan bagi pedagang untuk mendapatkan rezeki tambahan, pasar Ramadhan juga membawa manfaat lain bagi masyarakat. Para remaja seperti Agam Pandu Khairana, seorang siswa kelas 8 di SMP IT Citra Insani, bisa membantu orang tua mereka dengan berjualan di pasar setelah sekolah. Hal ini tidak hanya mengurangi beban orang tua, tetapi juga melatih mental dan kemandirian para remaja.
Tidak hanya sekadar tempat ngabuburit atau kulineran, pasar Ramadhan memiliki makna yang lebih dalam bagi masyarakat. Melalui kegiatan ini, terjalin kebersamaan, kehangatan, dan keberkahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari bulan suci Ramadhan.
**Kepala SMPIT Citra Insani Tulang Bawang, Lampung.