Oleh : M. Taufik
Dewan Pengawas Syariah Lembaga Keuangan Syariah Kabupaten Agam, Sumatera Barat
SUARA UTAMA, KABUPATEN AGAM – Apakah anda seorang sarjana, tapi sulit mendapatkan pekerjaan, apakah anda seorang karyawan tapi tidak juga bisa menapaki kenaikan karir, apakah anda seorang pengusaha tapi belum sukses, anda seorang pedagang tapi tak mempunyai pelanggan tetap, semua keadaan itu tentu tidak terlepas dari keadaan dan bagaimana cara anda memasarkannya,apakah itu dalam bentuk produk bagi suatu usaha, atau memasarkan diri sendiri bagi seorang karyawan maupun calon karyawan agar bisa sukses dan diterima bekerja, semua itu tentu membutuhkan cara marketing yang benar dan tidak bisa terlepas dari penilaian mereka yang membutuhkan, siapa yang membutuhkan? dalam hal ini tentu pelanggan bagi suatu produk.atau perusahaan bagi pelamar kerja, mari kita perhatikan sebab dan fenomenanya.
BACA JUGA : Alumni Lembaga AR Learning Center, Sekda OKU Berhasil Dapatkan Rekor MURI Gelar Non-Akademik Terbanyak
Berkecimpung dalam berbagai bidang pendidikan maupun Organisasi di berbagai perjalanan hidup , dari pendidikan formal sampai ke pendidikan non formal,dari organisasi kecil sampai ke organisasi yang besar, banyak hal-hal yang terjadi mengikuti itu semua, tapi ada beberapa hal yang menjadi perhatian dan nampaknya memang suatu kaedah yang tidak bisa diremehkan sama sekali, saya menemukan beberapa orang dalam lingkaran itu yang selalu dikedepankan, dialah orang yang bisa dipegang janjinya dalam berkomitmen, dia dipercaya, dia diakui, dia bahkan diperebutkan untuk dijadikan rekan, Subhanallah. Kenapa? Ya karena lidahnya memang betul-betul digunakan untuk suatu kata yang kelak dikemudian hari tak akan pernah dikhianati oleh perbuatannya , dia Mempunyai Integritas.
ADVERTISEMENT
![Muhasabah Bulan Ramadhan “Janji dan Fakta Massa Depan” 1 IMG 20240411 WA00381 Muhasabah Bulan Ramadhan “Janji dan Fakta Massa Depan” Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama](https://suarautama.id/wp-content/uploads/2024/04/IMG-20240411-WA00381.jpg)
SCROLL TO RESUME CONTENT
Janji adalah hutang yang harus dibayar. Bagi orang yang punya integritas tinggi tidak mudah berjanji karena saat mengucapkan janji yang terpikir adalah untuk menepatinya. Orang yang mudah berjanji biasanya mudah pula untuk menyalahinya ( dikatakan ini tak punya integritas ), Jika hewan peliharaan dapat diikat dengan tali, maka manusia dapat diikat dengan janji. Betapa pentingnya bagi manusia untuk menepati janjinya. Orang-orang dipercaya untuk memimpin dan menduduki suatu jabatan tertentu bukan semata-mata karena kecerdasannya tetapi karena mampu menumbuhkan dan memelihara kepercayaan yang diberikan kepadanya.
BACA JUGA : PWRI D.I Yogyakarta Gelar Bukber di Royal Darmo Malioboro
Karenanya, sifat para rasul yang pertama adalah terpercaya karena dapat memenuhi janjinya. Nabi Ibrahim as. sebagai bapak dari para rasul adalah orang yang sangat memenuhi janjinya.
Saat Nabi Ibrahim memohon agar dikaruniai anak, dan berjanji kepada Allah Swt bahwa kelak setelah punya anak akan tetap taat terhadap perintahnya. Maka setelah Allah Swt. mengaruniai anak yang bernama Ismail, kemudian Allah Swt memerintah Nabi Ibrahim melalui mimpi untuk menyembelih anaknya sebagai qurban (mendekatkan diri) kepada Allah. Nabi Ibrahim as memenuhi perintah itu dengan menawarkan pelaksanaan qurban kepada Ismail, yang disambutnya dengan penuh ketaatan oleh Ismail. Nabi Ibrahim memenuhi komitmennya.
![Muhasabah Bulan Ramadhan “Janji dan Fakta Massa Depan” 2 Learning Center e1649259479907 Muhasabah Bulan Ramadhan “Janji dan Fakta Massa Depan” Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama](https://suarautama.id/wp-content/uploads/2022/04/Learning-Center-e1649259479907.jpg)
Nabi Muhammad Saw dikenal dengan orang yang jujur dan menepati janjinya sehingga mendapat keperrcayaan masyarakat dan mendapat gelar Al-Amin (yang terpercaya). Bahkan Allah Swt berkali-kali menyebut dalam Al-Qur‟ȃn bahwa Allah Swt adalah Yang Maha Memenuhi janji dan tak pernah mengingkari janji-Nya. “Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji ” (Qs. Ali Imrȃn/3: 9).
Sampai disini teringat saya dengan beberapa orang yang saya kenali dalam pergaulan sosial, baik ketika saya masih sekolah, ketika dalam suatu organisasi, rekan sekerja bahkan dalam bidang kemasyarakan dilingkungan tempat tinggal, beberapa yang dekat bahkan seperti saudara, menyampaikan beberapa komitmen dalam bentuk janji dimasa yang akan datang, diantaranya dalam masalah kebersamaan, persudaraan( ukhuwah ) ,tolong-menolong bahkan sampai pada hal keuangan.
Kesimpulannya, beberapa diantaranya menepati janji, beberapa Amnesia dan sebagian lainnya malah berbelok dari garis komitmen yang telah dibuat. Lalu apa yang terjadi, beberapa diantaranya sukses, beberapa dilupakan, beberapa tak dikehendaki lagi sebagai komunitas, lah yang sukses siapa, itu beberapa yang menepati janji, terus yang dilupakan, itu yang Amnesia, dan beberapa orang akhirnya dibenci, siapa ? mereka yang berbelok dari komitmen.
Nilai yang didapat apa? Bahwa mereka yang selalu menepati janjinya dalam semua persoalan terlepas dari halangan-halangan yang bersifat darurah, adalah orang yang mempunyai jalan lebar menunju puncak karirnya apalagi ditunjang dengan kecerdasan emosional dan intelektualnya, tak ada yang bisa menghalanginya untuk meraih kepercayaan dalam menggapai mimpi-mimpinya, inilah pribadi rasulullah yang diteladaninya, yang diimpi-impikan bagi seorang pengusaha atas mitranya,diimpikan seorang pedagang atas pelanggannya, diimpikan perusahaan atas karyawannya, karakter ini semua orang bahkan mendukung dan membanggakannya, MasyaAllah, inilah cara dan jalan untuk mendapatkan kondisi sesungguhnya yang selalu diimpikan setiap orang.
Dalam persoalan pemimpin dalam bermasyarakat ,berbangsa dan Negara juga seperti itu, Teringat saya dengan pejabat lokal,sampai dengan pejabat nasional yang juga selalu mengumbar janji-janjinya bahkan dengan membuat komitmen hitam diatas putih, Allah SWT mengecam orang yang mengaku beragama tetapi tidak komitmen terhadap janji-janjinya, Kerusakan sistem sosial dan politik karena pemangku kepentingan tidak dapat menjaga amanah.Akibatnya masyarakat memilih pemimpin berdasarkan bayaran bukan kelayakan, pemimpinnya korup yang mementingkan ambisi pribadi daripada kemaslahatan umum. Pemimpin yang tidak amanah hanya berpikir untuk tujuan jangka pendek dan personal dari pada kepentingan umum dan kesejahteraan masyarakat. Amanah adalah sifat memelihara yang menjadi tanggung jawabnya, baik berupa materi atau non materi, baik terang-terang atau secara sembunyi.
Kepercayaan dan amanah bagaikan dua sisi mata uang. Kepercayaan dimaksudkan sebagai suatu keinginan untuk dijaga dan mendapatkan segala bentuk komitmen yang disepakati , sementara Amanah adalah bagian daripada pemenuhan terhadap komitmen bersama yang tertuang dalam suatu janji, semuanya bermuara kepada keinginan untuk sukses bersama.
Fakta hari ini adalah kejadian-kejadian dimasa lalu, mereka yang sukses hari ini adalah mereka yang betul-betul komit dimasa lalu, mereka yang berjanji bahwa apapun yang mereka nyatakan itulah yang akan diperbuat, janji mereka pada diri sendiri, pada orang lain, pada Allah SWT, kesuksesan itulah hasilnya, tak mudah mendapatkan pekerjaan diruang persaingan yang semakin komplek sekarang, tak mudah mendapatkan kepercayaan atas integritas yang kita sandang, semuanya bermuara kepada penilaian. Bidang usahapun seperti itu tak mudah mendapatkan pelanggan yang menyerahkan kepercayaannya begitu saja,semuanya butuh waktu dan proses, butuh janji dan komitmen untuk meraihnya.
Mari kita bermuhasabah bahwa puasa Ramadhan bagi orang mukmin adalah pemenuhan janjinya saat mengikrarkan Islam. Bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad Saw adalah utusan-Nya. Saat berpuasa semata-mata tunduk pada perintah-Nya sehingga meninggalkan sesuatu yang diinginkan oleh dirinya. Biasanya, seseorang mempersembahkan sesuatu dalam menyembah, tetapi dalam ibadah puasa persembahannya adalah meninggalkan sesuatu yang diinginkan demi ridha-Nya. Saat puasa di bulan Ramadhan semua bersatu dalam amal menuju satu tujuan. Semua orang muslim tidak makan, tidak minum dan tidak menyalurkan nafsu syahwatnya di siang hari di bulan dan waktu yang sama. Tidak ada bedanya antara yang kaya dengan yang miskin sehingga sama sama tidak bisa menikmati konsumsi. Semua mukmin yang berpuasa menuju pada pelabuhan takwa.
Tanda-tanda bahwa berpuasa untuk memenuhi komitmen keimanan kepada Allah Swt adalah mengumandangkan takbir dipenghujung Ramadhan, disaat merayakan hari kemenangan. Memuji kebesaran Allah Swt bahwa manusia dapat kembali menyalakan fitrahnya. Dalam takbir juga memuji kebesaran Allah Swt dan hanya menyembah-Nya tanpa menyekutukan dengan yang lain. Puasa Ramadhan adalah bentuk pemenuhan komitmen hanya bertuhan kepada Allah Swt dalam segala ibadah dan perbuatan. Bukan bertuhan pada materi, jabatan atau kesenangan duniawi yang didorong oleh hawa nafsu. Semua dorongan hawa nafsu ditinggalkan karena memenuhi janji kepada Allah Swt. Puasa Ramadhan sebulan penuh dengan amalan amalan sunnahnya semata-mata karena untuk memenuhi pengakuan diri bahwa Nabi Muhammad Saw adalah utusan yang membawa risah dari Allah Swt.
Mudah-mudahan bisa kita kaji dan evaluasi lebih mendalam dan menyentuh kepada nurani kita, bahwa dimasa depan mau kemana kita, jadi apa dan harus bagaimana, bahwa sukses itu bukan jalannya yang sulit, tetapi bagaimana cara kita berjalan yang harus diperhatikan, bahwa kesuksesan itu bukan sebuah keniscayaan tapi hanya sebuah hasil sederhana atas sikap sedehana dalam sebuah janji tanpa membuatnya rumit, semua kembali kepribadi kita, adakah integritas itu dalam memenuhi janji-janji atas komitmen kita. Walahu’alam. Semoga bermanfaat.