SUARA UTAMA, Bogor- Senin 7/10/2024. Bagi warga Bojonggede kabupaten Bogor dan sekitarnya atau warga di luar Bojonggede, yang akan bekerja menggunakan commuterline ke Jakarta dari stasiun Bojonggede pasti sudah hafal lokasi pertemuan antara jalan Bojonggede dan jalan H. Abdul Halim dikenal dengan nama jalan Gaperi. Sering terjadi kemacetan yang luar biasa terutama pengguna kendaraan beroda dua dan beroda empat, ketika memasuki lintasan commuterline di jalan Gaperi. Jalan Gaperi dua arah berlawanan kendaraan penuh menutup jalan, membutuhkan waktu 15-20 menit untuk keluar dari kemacetan tersebut (setiap 5 menit sekali commuterline melintas arah Jakarta maupun arah Bogor). Kondisi tersebut terjadi pada saat pagi hari dan sore hari, aktifitas orang-orang mulai bekerja jam kantor dan pulang bekerja.
Satu titik awal tepat dipertigaan jalan Bojonggede dan jalan Tonjong, pertigaan jalan ini sangat menentukan bertambah tidaknya antrian kemacetan volume kendaraan selanjutnya sepanjang jalan Bojongede menuju pertigaan jalan Bojonggede dan jalan Gaperi. Lokasi pertigaan ini sudah terpasang lampu lalu lintas dengan tanda hati -hati warna kuning berkedip-kedip, selain lampu lalulintas pada lokasi tersebut dibantu oleh seorang sukarelawan pengatur lalu lintas dari masyarakat. Suara utama melihat hampir semua kendaraan yang melewati pertigaan patuh dan mengikuti gaya pengaturan lalu lintas yang dilakukan oleh orang supeltas ini, semua berjalan dengan tertib.
Penelusuran suara utama dari pertigaan jalan Bojonggede dan jalan Tonjong sepanjang jalan Bojonggede menuju pertigaan jalan Bojonggede dan jalan Gaperi, ternyata menentukan antrian volume kendaraan, ujung antrian akhir bisa panjang sampai pertigaan jalan Bojongede dan jalan Tonjong dimana orang supeltas berada. Jarak pertigaan jalan Bojonggede dan jalan Gaperi ke pertigaan jalan Bojonggede dan jalan Tonjong kurang lebih 1 kilo. Apabila tidak diatur bisa dibayangkan sepanjang jalan Bojonggede macet kendaraan sangat panjang.
Suara utama berkesempatan mewawancara orang yang mengatur lalulintas pertigaan jalan Bojonggede dan jalan Tonjong tersebut. Menurutnya motivasi turun ke jalan mengatur lalu lintas pertigaan jalan Bojonggede dan jalan Tonjong ikut membantu kemacetan agar supaya lalin lancar, karena sebelum-sebelumnya sudah banyak para pemuda yang mengatur lalin pertigaan ini, bukannya tambah lancar namun sebaliknya menambah kemacetan di jalan Bojonggede, demikian Haris menjelaskan.
Terkadang kalau ekor antrian kendaraaan yang macet sudah terlihat, saya menyarankan para pengendara terutama pengendara roda dua untuk mengambil jalan alternatif ke jalan kampung pulo, jalan kecil ukuran kendaraan roda dua yang bisa menjadi jalan pintas. Sambungnya, ada yang mengikuti sarannya ada juga yang tetap menuju lokasi macet. Saya turun ke jalan pagi jam 06.0 – jam 10.30 kalau sore jam 16.00 – jam 18.00, terkadang kalau malam saya ke lokasi macet di pertigaan jalan Bojonggede dan jalan Gaperi ikut membantu pungkasnya.
Untuk memastikan pendapat pengguna jalan dengan kehadiran orang supeltas tersebut, suara utama mengkofirmasi beberapa pengguna jalan yang lewat. Menurut Suhendang salah seorang karyawan swasta yang bekerja di Jakarta, walau tidak formil sangat membantu dalam kelancaran lalin dan tidak menambah kemacetan yang sudah terjadi. Minimal ada perhatian dari pihak dinas terkait untuk diberikan rompi seragam, agar terlihat lebih rapi dan tertata. Penjelasan yang sama dari pengguna jalan lainnya H.Irwan mengungkapkan kesetujuannya atas insitiatif yang dilakukan dari masyarakat perorangan ini, yang turut membantu kelancaran lalin terkait persoalan kemacetan di jalan Bojonggede. Mengingat jalan Bojonggede merupakan jalan akses utama menuju stasiun commuter line Bojonggede yang akan menuju ke Jakarta.
Penulis : Agus Budiana
Editor : Redaksi Suara Utama
Sumber Berita : Haris Supeltas, Suhendang dan H.Irwan pengguna jalan