Madu dan Arti Sebuah Kejujuran

- Writer

Sabtu, 30 November 2024 - 20:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nafian Faiz . SUARA UTAMA.ID

Nafian Faiz . SUARA UTAMA.ID

SUARA UTAMA, Dulu, dulu sekali-sudah lama, tapi membekas di hati- saya pernah membaca sebuah kisah berharga yang mengajarkan tentang makna kejujuran dan tanggung jawab bersama. Dikisahkan, dalam sebuah desa, seorang raja bijaksana memerintahkan rakyatnya untuk datang ke pendopo pada malam hari, masing-masing mereka harus membawa satu gelas kecil berisi madu. Madu tersebut akan dituangkan ke dalam sebuah kendi besar yang disiapkan di tengah pendopo.

Malam tiba. Suasana pendopo begitu tenang dan temaram. Warga datang satu per satu, menuangkan isi gelas mereka ke dalam kendi, tanpa ada yang tahu apa sebenarnya yang mereka bawa. Kegelapan malam menyembunyikan tindakan setiap orang, memberikan ruang untuk godaan melanggar perintah.

Keesokan harinya, sang raja mengumpulkan seluruh rakyat di pendopo. Ia meminta pelayannya menuangkan isi kendi ke dalam mangkuk besar. Namun, semua terkejut ketika mendapati kendi itu hanya berisi air jernih, tanpa setetes pun madu.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Madu dan Arti Sebuah Kejujuran Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rupanya, setiap orang berpikir hal yang sama: “Tidak ada yang akan tahu jika aku membawa air. Orang lain pasti membawa madu. Sedikit air dariku tidak akan mengubah isi kendi.” Sayangnya, pikiran ini dimiliki oleh semua warga. Akibatnya, kendi yang seharusnya penuh dengan madu justru dipenuhi air tak berharga.

Kisah ini memberikan pelajaran mendalam bahwa kejujuran adalah fondasi yang menopang kehidupan bersama.

Ketika seseorang mengorbankan kejujuran demi kenyamanan pribadi, ia juga melemahkan kepercayaan kolektif. Ketidakjujuran yang tampak kecil, jika dilakukan bersama-sama, menghasilkan kehancuran besar.

Bahwa jika semua orang berpikir demikian, masyarakat akan dipenuhi ketidakadilan, kesemrawutan, dan kecurangan.

BACA JUGA :  Kapan dan Bagaimana RENSTRA Lembaga Dibuat

Gelapnya malam dalam kisah ini adalah simbol kesempatan untuk menyembunyikan kebohongan, tetapi integritas sejati adalah tentang apa yang kita lakukan saat tidak ada yang melihat.

Pemimpin yang hebat membutuhkan rakyat yang jujur, begitu pula sebaliknya. Pemimpin yang hanya memberi perintah tanpa menjadi teladan adalah seperti kendi kosong: terlihat besar, tetapi tak memberi manfaat nyata.

Keberhasilan bersama memerlukan kolaborasi antara pemimpin yang integritasnya terjaga dan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai kejujuran.

Dalam organisasi, misalnya, setiap karyawan atau anggota adalah “warga” yang menuangkan kontribusinya ke dalam kendi perusahaan/ organisasi. Jika setiap individu memberikan yang terbaik, kendi itu akan penuh dengan “madu” berupa inovasi, produktivitas, dan kepercayaan. Sebaliknya, jika ada yang curang atau tidak berkontribusi, kendi itu hanya akan berisi “air” yang tak bernilai.

Kejujuran bukan hanya tentang menghindari kebohongan, tetapi juga tentang memberikan yang terbaik bagi kebaikan bersama. Setiap tindakan, sekecil apa pun, berdampak besar pada masyarakat. Madu yang dituangkan ke dalam kendi melambangkan kerja keras, komitmen, dan tanggung jawab kita terhadap sesama.

Sebagai individu dan bagian dari komunitas, kita menghadapi pertanyaan penting: Apa yang akan kita tuangkan ke dalam kendi kehidupan bersama? Madu yang manis atau air yang hambar? Pilihan ada di tangan kita.

Mari kita jadikan kejujuran dan integritas sebagai landasan hidup, bukan karena takut diawasi, tetapi karena sadar akan tanggung jawab kita. Hanya dengan begitu, kita dapat mengisi kendi besar kehidupan ini dengan manfaat yang manis dan berharga bagi semua.

Penulis : Nafian Faiz

Berita Terkait

Nikah Siri Dalam Pandangan Islam Dan Hukum Negara
KESAMRAUTAN DUNIA KAMPUS
Sanksi Hukum Pelanggaran Rahasia Kedokteran
Berperilaku Anti Koruptif Sebagai Sebuah Kesadaran
ARISAN BULANAN SUKU BALAI MANSIANG
Dramaturgi Dalam Komunikasi
Apa itu Segitiga Eksposur dan Mengapa Penting dalam Photography
Saksi Palsu
Berita ini 154 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 7 Januari 2025 - 15:23 WIB

Nikah Siri Dalam Pandangan Islam Dan Hukum Negara

Senin, 6 Januari 2025 - 17:14 WIB

Sanksi Hukum Pelanggaran Rahasia Kedokteran

Senin, 6 Januari 2025 - 12:03 WIB

Berperilaku Anti Koruptif Sebagai Sebuah Kesadaran

Minggu, 5 Januari 2025 - 17:10 WIB

ARISAN BULANAN SUKU BALAI MANSIANG

Minggu, 5 Januari 2025 - 10:22 WIB

Dramaturgi Dalam Komunikasi

Sabtu, 4 Januari 2025 - 15:09 WIB

Apa itu Segitiga Eksposur dan Mengapa Penting dalam Photography

Jumat, 3 Januari 2025 - 11:24 WIB

Saksi Palsu

Kamis, 2 Januari 2025 - 18:01 WIB

Refleksi Akhir Tahun 2024 untuk Penanganan Bencana di Provinsi Sumatera Utara

Berita Terbaru

Liputan Khusus

Competition The Best Modelling Of The Year 2025

Selasa, 7 Jan 2025 - 19:48 WIB

Artikel

Nikah Siri Dalam Pandangan Islam Dan Hukum Negara

Selasa, 7 Jan 2025 - 15:23 WIB

Nasional

Indonesia Resmi Masuk Anggota Penuh BRICS

Selasa, 7 Jan 2025 - 12:24 WIB

Nasional

Tanah dan Akibat Pencemarannya

Selasa, 7 Jan 2025 - 12:21 WIB