Gerakan Kritis Transformatif dan Gerakan Pelajar Kreatif

- Penulis

Kamis, 21 Desember 2023 - 23:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Majelis Perpustakaan dan Informasi (MPI) PDM Wonosobo.Dok (Ilham Akbar-Suara Utama.ID)

Ketua Majelis Perpustakaan dan Informasi (MPI) PDM Wonosobo.Dok (Ilham Akbar-Suara Utama.ID)

Gerakan  Kritis Transformasi dan Gerakan Pelajar Kreatif

Penulis : Rudyspramz

Ketua Majelis Perpustakaan dan Informasi (MPI) Kab.Wonosobo

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Gerakan Kritis Transformatif dan Gerakan Pelajar Kreatif Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Suara Utama-Wonosobo. Latar belakang kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) tidak bisa dilepaskan dari Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah islam amar makruf nahi munkar dan konsekuensi berdirinya sekolah Muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader Muhammadiyah.

**//Dapatkan Kabar terbaru dan follow di Google News Berita SUARA UTAMA

Keinginan dan upaya dari para pelajar untuk mendirikan organisasi pelajar sebetulnya telah dirintis pada tahun 1919 namun karena berbagai kendala baru pada tahun 1958 organisasi pelajar ini memiliki titik terang ketika pada pada tahun 1958 ditempatkan dalam pengawasan Pemuda Muhammadiyah.

Selanjutnya setelah ada kesepakatan antara PP Pemuda Muhammadiyah dengan Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran maka pada tanggal 18 Juli 1961 berdiri Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Ketika masa orde lama dan jaya-jayanya PKI, gerakan IPM menghadapi tantangan berat untuk menjalankan misinya sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna perjuangan dan Amal Usaha Muhammadiyah.

Gerakan Kritis Transformatif dan Gerakan Pelajar Kreatif

Dalam rentang sejarah berikutnya pada tahun 1992 berubah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah karena mengikuti kebijakan pemerintah orde baru dimana tidak boleh ada organisasi pelajar lain selain OSIS. Ketika Orde Baru berakhir pada tahun 2007 kembali menjadi IPM agar lebih optimal dalam pembinaan para pelajar Muhammadiyah.

Ada 2 poin penting dalam IPM, Pertama : Nilai Strategis IPM sebagai gerakan dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid dilingkungan pelajar dan sebagai lembaga kaderisasi untuk melanjutkan estafet perjuangan Muhammadiyah, Kedua : Tujuan IPM mewujudkan pelajar yang islami, berilmu, berakhlak mulia, berpikir kritis dan bejiwa sosial.

Poin terakhir berpikir kritis dan berjiwa sosial menarik untuk dikaji. Muhammadiyah adalah sebuah gerakan intelektual kritis terhadap keberagamaan dan kondisi sosial umat pada saat yang keruh, jumud, tidak murni bercampur dengan paham animisme, dinamisme, hindu, kejawen sehingga terjadi pengamalan keagamaan yang religio-magis (sinkretis) dalam bentuk kultus, taqlid, menutup pintu ijtihad, washilah, ruh itu aktif, benda itu memiliki kekuatan, kesaktian, kekebalan, keamanan ngalap berkah, dll

Semua itu menjadikan umat menjadi bodoh karena semua disikapi secara irasional, mitologi dan mematikan rasionalitas dan ilmiah, selain berpotensi merusak aqidah islamiyah. Kita menyakini adanya mukjizat untuk Nabi dan karamah untuk wali, tapi semua harus seizin Allah, dan tidak semudah itu kalau tanpa ilmu, kemampuan dan kemandirian dan itu hanya milik Allah (Ibnu Taimiyah)

BACA JUGA :  Perkuat Ketangguhan Komunitas dari Ancaman Banjir, Yayasan PKPA Gagas Desa Bersaudara di Aceh Tamiang

Gerakan Kritis Transformatif dan Gerakan Pelajar Kreatif

Keberagamaan yang berhenti pada budaya spiritual, fiqihiyah dan akhirati semata berpotensi melupakan tanggungjawab kekhalifahan untuk aktif mensejahterakan dunia ini. Beragama tidak hanya berorientasi diri saja, mencari kedamaian dan kebahagiaan diri tapi dituntut beramal, mewujudkan peran sosialnya sebagai hamba dan khalifah Allah untuk ikut berjihad membangun dunia ini dengan  bil amwal dan bil anfus sesuai bidang perjuangan masing-masing sebagai kewajiban ibadah kepada Allah dan perwujudan tauhid kepadaNya

IPM mewujudkan pikiran dan aksi Muhammadiyah melalui Model Gerakan Ikatan Pelajar Muhammadiyah yaitu Gerakan Kritis Transformatif (GKT) yang memiliki tiga kesatuan pondasi yaitu pertama Penyadaran, bahwa dunia adalah realitas yang terus bergerak maju siapa yang berhenti akan tertinggal, apalagi diera digital sekarang terjadi perubahan sosial yang luar biasa berdampak positif dan negatif, Dalam kondisi perubahan yang demikian cepat dengan segala akibatnya menumbuhkan kesadaran kritis, yang baik didorong yang buruk diupayakan edukasi, kedua Pemberdayaan, mengorganisasi semua sumber daya untuk melakukan perubahan lebih baik dan  ketiga : Pembelaan bisa dalam bentuk advokasi dalam aksi sosial praksis, dan pemihakan terhadap value, knowledge dan regulasi. Inilah Manifesto Gerakan Kritis Transformatif : Penyadaran, Pemberdayaan dan Pembelaan.

Berikutnya adalah Gerakan Pelajar Kreatif (GPK) yang merupakan Deklarasi IPM dalam Muktamar XVII di Yogyakarta sebagai strategi untuk aksi nyata menjawab persoalan pelajar dalam konteks kekinian dimana mewadahi pelajar berdasarkan minat dan bakat untuk menghasilkan output terbentuknya komunitas komunitas di kalangan pelajar berdasarkan minat, bakat dan hobi.

Karakter pelajar kreatif memiliki ciri bertindak secara ilmu-iman-amal, iman-ilmu-amal, amal- ilmu-amal secara dialektik sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi dan harus dimiliki kader IPM, itulah Kader Intelektual Kritis Transformatif yang hp bukan hanya pandai berteori, sholeh ritual dan kerja organisasi saja tapi punya wacana pemikiran mendalam, shaleh sosial dan partisipasi aktif mewujudkan perubahan sosial.

Selamat Musywil
Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Tengah XXV
di Wonosobo, 21-24 Desember 2023

@rudyspramz

Berita Terkait

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  
Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia
Kepatuhan Pajak di Tangan Algoritma: Solusi atau Ancaman?
Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”
Penulis Tak Lagi Dibebani Administrasi Pajak? Kemenekraf Mulai Lakukan Pembenahan
Eko Wahyu Pramono Gugat Politeknik Negeri Jember ke PTUN Surabaya
Janji Boleh Lisan, Pembuktiannya Harus Kuat: Pesan Advokat Roszi Krissandi
Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza
Berita ini 256 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 4 Desember 2025 - 19:29 WIB

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  

Kamis, 4 Desember 2025 - 16:12 WIB

Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia

Rabu, 3 Desember 2025 - 15:29 WIB

Kepatuhan Pajak di Tangan Algoritma: Solusi atau Ancaman?

Rabu, 3 Desember 2025 - 14:43 WIB

Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”

Selasa, 2 Desember 2025 - 14:11 WIB

Penulis Tak Lagi Dibebani Administrasi Pajak? Kemenekraf Mulai Lakukan Pembenahan

Selasa, 2 Desember 2025 - 12:48 WIB

Eko Wahyu Pramono Gugat Politeknik Negeri Jember ke PTUN Surabaya

Senin, 1 Desember 2025 - 20:03 WIB

Janji Boleh Lisan, Pembuktiannya Harus Kuat: Pesan Advokat Roszi Krissandi

Senin, 1 Desember 2025 - 14:21 WIB

Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza

Berita Terbaru