Oleh : Fadhilah Syam
SUARA UTAMA – Zaman sekarang gotong royong sudah mulai memudar dan dikesampingkan. Hal ini disebabkan oleh munculnya budaya individualisme di masyarakat sehingga membuat masyarakat lupa akan pentingnya gotong royong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Disadari atau tidak sifat kegotong royongan ini secara perlahan namun pasti telah semakin memudar. Suatu bentuk dan sikap hubungan gotong royong akan mundur ataupun punah sama sekali sebagai akibat pergeseran nilai-nilai budaya. Kondisi ini umumnya dipicu oleh pemikiran materialistik yang sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat kita dewasa ini. Semua aktivitas diukur dengan untung rugisecara materi.
Kebanyakan orang masih menganggap bahwa gotong royong hanya sebuah kegiatan kuno dan dilakukan dengan cara-cara tradisional. Perspektif yang menganggap kegiatan gotong royong sebagai kegiatan kuno menjadi salah satu penyebab kenapa gotong royong, dalam konteks kegiatan konvensionalnya, mulai ditinggalkan oleh sebagian anak bangsa. Sebagaian anak bangsa ini konon sudah memberi image terhadap dirinya sendiri sebagai generasi maju atau generasi tech-savvy (melek teknologi).
Percaya dan Berserah kepada ALLAH SWT. Hidup hanya Senda Gurau yang Tercatat dalam Lauhul Mahfudz
Perilaku gotong royong pada umumnya merupakan kegiatan yang melibatkan berbagai pihak. Dengan kekompakan dalam melakukan suatu kegiatan ataupun pekerjaan dapat menambah hal yang positif dalam kegiatan tersebut.
Dalam survei Kompas, seperti dikutip Nicholas Simarmata (2019), dipertanyakan tentang gotong royong kepada generasi milenial, dan ditemukan fakta bahwa gotong royong masih menjadi nilai yang penting bagi generasi milenial. Sebanyak 63.5% milenial menyatakan bahwa gotong royong bukan hanya nilai-nilai, melainkan juga tingkah laku yang masih dipegang teguh dan dipraktikan di lingkungan mereka.
Subagyo di tahun 2012 mengungkapkan bahwa Gotong royong banyak diakui menjadi salah satu nilai yang menjadi ciri khas atau watak bangsa. Indonesia sehingga dalam falsafah negara Indonesia yaitu Pancasila, kita akan menemukan bahwa semangat gotong royong atau kebersamaan menjadi salah satu nilai pokok yang membentuk Pancasila, antara lain dalam nilai kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan,serta keadilan sosial.
Gerakan gotong royong harus terus kita suarakan,karena secara tidak langsung juga kita turut membantu pemerintah melakukan pemulihan ekonomi pasca covid 19. Kita bisa mempraktikkannya dengan menjaga dan melestarikan budaya gotong royong sebagai budaya asli bangsa Indonesia, meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan, meningkatkan kemitraan antara masyarakat dan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan dan meningkatkan rasa memiliki dan rasa tanggung jawab masyarakat terhadap hasil-hasil pembangunan.
Gotong royong harus kita maknai bukan hanya sebagai slogan, sebatas kata-kata, atau bahkan jargon, oleh karena itu gotong royong harus kita aktualisasikan, kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bekerja sehari-hari. Gotong royong harus kita wujudkan dalam sebuah tindakan yang nyata.