SUARA UTAMA,Merangin – Aksi balap liar kembali marak di jalan desa Pinang Merah menuju Desa Rasau, tepatnya di kawasan Kumpul simpang 4 yang menghubungkan Desa Pialang, Sialang, dan sekitarnya. Berdasarkan pantauan langsung media ini di lapangan, setiap sore sekitar pukul 17.30 WIB, lokasi tersebut berubah menjadi arena adu kecepatan bagi remaja-remaja di bawah umur yang mengendarai sepeda motor tanpa memperhatikan keselamatan.
Dengan suara knalpot brong yang memekakkan telinga, para remaja ini saling adu cepat di jalan kabupaten yang ramai dilalui warga. Ironisnya, sebagian besar dari mereka tidak mengenakan helm, bahkan sering membawa lebih dari satu penumpang.
“Setiap sore, kami kalau lewat takut, Bang. Anak-anak itu tidak mau mengalah, kadang sepuluh motor lebih balapan di aspal itu. Kami khawatir bisa ada korban,” ujar Samsudin, salah satu warga yang ditemui di lokasi, dengan nada kesal.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Aksi ugal-ugalan ini sudah berlangsung cukup lama dan semakin parah dari hari ke hari. Selain menimbulkan kebisingan, mereka juga membahayakan pengguna jalan lain, terutama warga yang pulang dari kebun atau sekolah.
Warga menilai, minimnya pengawasan dari aparat kepolisian dan orang tua menjadi salah satu faktor utama kenapa aksi ini terus berulang. “Kalau dibiarkan terus, pasti akan ada korban jiwa. Kami minta Polsek Pamenang dan Polres Merangin segera turun tangan sebelum terlambat,” tegas seorang tokoh masyarakat setempat.
Fenomena ini menunjukkan lemahnya kesadaran dan tanggung jawab sosial, baik dari pihak keluarga, aparat, maupun pemerintah desa. Di sisi lain, kebiasaan remaja di bawah umur menggunakan kendaraan tanpa izin resmi sudah jelas melanggar aturan lalu lintas dan membahayakan keselamatan publik.
Warga berharap pihak kepolisian segera melakukan razia kendaraan bermotor dan menindak tegas pelaku balap liar, sekaligus memberikan edukasi kepada para orang tua agar lebih peduli terhadap aktivitas anak-anak mereka di luar rumah.
“Jangan tunggu ada yang mati baru bertindak. Sudah banyak kejadian, korban jatuh karena ugal-ugalan di jalan seperti ini. Kami tidak mau desa kami jadi tempat kuburan akibat kelalaian,” pungkas warga lainnya dengan nada geram.
Penulis : Ady Lubis
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama














