SUARA UTAMA, Pandeglang – Sebuah jembatan bisa jadi sekadar lintasan bagi sebagian orang. Tapi di Desa Cihanjuang, Pandeglang, Banten, jembatan adalah garis hidup. Rabu pagi (14/5), ratusan warga berkumpul di tepian sungai menyaksikan momen bersejarah: Peresmian Titian Persatuan, jembatan yang dibangun dengan gotong royong penuh cinta—sekaligus peluncuran resmi Perkumpulan Aksi Bersama.
Gerakan ini diinisiasi langsung oleh Anies Baswedan. Bukan sekadar organisasi, Aksi Bersama hadir sebagai wadah aksi nyata. “Aksi Bersama bukan hanya tempat berdiskusi, tapi tempat mewujudkan perubahan,” ujar Anies dalam sambutannya di hadapan warga yang menyambutnya dengan haru.
Yang membuat peresmian ini berbeda adalah cerita di baliknya. Tiga bulan sebelum jembatan itu berdiri kokoh, Anies berkunjung ke Cihanjuang dan mendengar kisah pilu: seorang ibu hamil tua meninggal karena tak sempat dibawa ke rumah sakit—akses jalan satu-satunya adalah jembatan rapuh yang hampir putus. Cerita itu menggugah, dan menjadi alasan pertama Aksi Bersama bergerak membangun jembatan kehidupan ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kenapa jembatan? Karena jembatan adalah pintu gerbang kesejahteraan,” lanjut Anies. Titian Persatuan menjadi program pertama Aksi Bersama, dan akan dilanjutkan ke berbagai desa lain yang mengalami hal serupa—terisolasi karena rusaknya infrastruktur dasar.
Kepala Desa Cihanjuang, Cacu Sukardi, mengungkapkan kebanggaannya atas jembatan yang dibangun warganya sendiri. “Siang malam kami gotong royong. Ibu-ibu masak, bapak-bapak bangun jembatan,” katanya. Ia menambahkan bahwa jembatan lama begitu rapuh hingga sering membuat anak-anak terpeleset.
Kini, berkat kolaborasi warga dan dorongan Aksi Bersama, jembatan kokoh berdiri. Warga menyebutnya Titian Persatuan, karena menjadi simbol dari kekuatan gotong royong dan tekad untuk tidak lagi diam saat nyawa dipertaruhkan.
Aksi Bersama kini membuka ruang bagi siapa saja yang ingin bergabung dalam gerakan perubahan ini. Di situs resminya, aksibersama.or.i, siapapun dapat mendaftar dan ikut serta membangun jembatan—baik secara harfiah maupun dalam arti persatuan dan kepedulian.
“Mari bangun jembatan kebaikan. Tidak harus menunggu kaya untuk berbuat. Bersama, kita bisa membuka jalan harapan di seluruh penjuru negeri.”
Penulis : Mohammad Abu SaRach
Editor : Redaksi Suara Utama














