Rawajitu Selatan, 4 Mei 2024- Ada sebuah kisah yang sangat menginspirasi.
Datang seorang manusia mengadu kepada Tuhan. Dia berkeluh kesah tentang kehidupan yang dijalaninya. Masalah dalam hidupnya seperti tak pernah selesai, enggan meninggalkan dia. Masalah yang selalu bersinggungan dengan orang lain, yang membuat dia serba salah dan selalu ragu untuk melangkah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Manusia : “Tuhan, aku datang pada-Mu, untuk mengadukan semua masalahku.”
Tuhan : “Apa masalahmu?”
Manusia : “Banyak, Tuhan.”
Tuhan : “Sebutkan yang menurutmu paling berat.”
Manusia : “Aku merasa tidak diterima, dibenci, direndahkan, dan selalu akan dijatuhkan.”
Tuhan : “Siapa yang merendahkan, menjatuhkan dan membencimu?”
Manusia :”Seseorang Tuhan.”
Tuhan : “Itu bukan masalahmu, itu masalah dia!”
Terkadang kita tidak menyadari bahwa kebencian dan perasaan tidak diterima yang ditimbulkan oleh orang lain, itu adalah masalah orang lain tersebut. Bukan masalah kita. Sekali lagi hukan masalah kita! Jadi teruslah melangkah, abaikan saja jika itu membuat hidup menjadi gundah. Tak usah dipikirkan jika menjadi beban. Ambil sebagai masukan jika membuat makin tenang. Bukankah seharusnya makin tua manusia makin bahagia?
Mengutip dari tulisan Satria Hadi Lubis, bukankah makin tua harusnya makin bahagia? Karena keinginan makin berkurang dan tak mau macam-macam. Bukankah yang membuat kita tidak bahagia adalah, nafsu besar tenaga berkurang? Bukankah makin tua harusnya makin bahagia? Karena makin pandai dan ikhlas untuk melepas, memafkan, dan melupakan apa saja yang menyakitkan.
Maka benarlah, jika makin tua harusnya makin bijaksana. Walaupun untuk menjadi bijaksna tidak perlu menunggu tua. Maka jika ingin menjadi bijaksana diusia muda, carilah bahagia dengan benar dan sesuai petunjuk Tuhan.