SUARA UTAMA, Luwu Utara – UPT SMAN 9 Luwu Utara bersinergi dengan Komunitas MGMP Fisika Luwu Utara menggelar kegiatan In House Training (IHT) dan Clinical Training Skill (CTS) di Aula SMAN 9 Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari (6 sampai 9 September 2023) diikuti oleh puluhan guru dari berbagai sekolah dengan menggunakan metode hybrid.
IHT dan CTS dimaksudkan untuk membekali guru dengan pengetahuan serta ketrampilan teknis mengenai pembelajaran dan asesmen dalam implementasi kurikulum merdeka belajar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Eko Yani Prasetya selaku Kepala UPT SMAN 9 Luwu Utara menyatakan, “SMAN 9 Luwu Utara sebagai Sekolah Penggerak jenjang SMA yang ada di Luwu Utara, berkewajiban mengimbaskan berbagai praktik baik yang sudah kami lakukan kepada sekolah lain untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka”.
Lebih lanjut, “kegiatan IHT dan CTS yang kami lakukan sebagai tindak lanjut dari hasil Forum PMO (Pokja Manajemen Operasional) level sekolah yang sudah kami laksanakan sebelumnya melalui pendampingan dan supervisi dari Fasilitator Sekolah Penggerak kami”.
“Sebagai Fasilitator, saya memberikan apresiasi kepada SMAN 9 Luwu Utara yang sudah menindaklanjuti hasil PMO dengan kegiatan IHT dan CTS”, ungkap Harry Yulianto selaku Fasilitator Sekolah Penggerak Kemendikbudristek yang menjadi narasumber kegiatan.
“Diperlukan perubahan mindset dari guru sebagai salah satu motor penggerak transformasi pendidikan”, ungkap Harry. “Pembelajaran dan asesmen pada kurikulum merdeka sejalan dengan dinamika perkembangan zaman, yang mengarahkan pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, serta kemampuan siswa, sehingga guru selalu merefleksikannya untuk merumuskan menjadi strategi pembelajaran berdiferensiasi”.
“Paradigma asesmen pembelajaran juga mengalami tranformasi, jika asesmen paradigma lama hanya menggunakan teknik tertulis saja, namun asesmen paradigma baru dapat menggunakan teknik lainnya seperti observasi, projek maupun kinerja. Pemilihan teknik asesmen menjadi domain dari masing-masing guru, yang tentunya bertujuan untuk mengetahui kebutuhan belajar siswa serta mengevaluasi capaian tujuan pembelajaran“, pungkas Harry yang juga akademisi dari STIE YPUP Makassar.