SUARA UTAMA, Makassar – Pada hari Sabtu (25/11/2023), bertempat di kawasan ekowisata mangrove Lantebung Kota Makassar, IKN EdTech berkolaborasi dengan LKPMP (Lembaga Kajian Pengembangan Masyarakat dan Pesantren) menggelar kegiatan Green Lecture bertema “Lestari Alamku, Lestari Bumiku”.
Kegiatan yang diikuti puluhan akademisi di Makassar sebagai bentuk aksi nyata pengabdian kepada masyarakat yang terkait dengan kelestarian lingkungan, ungkap Harry Yulianto yang menjadi Direktur IKN EdTech. Narasumber yang ikut berpartisipasi antara lain: Muhammad Haekal (LKPMP), Iryani (Institut Bisnis dan Keuangan Nitro), Helmy Syamsuri (STIE YPUP Makassar), serta Saraba (pegiat konservasi lingkungan Lantebung).
Menurut Harry yang pernah menjadi Rekoris MURI tahun 2022, kolaborasi antara akademisi dan praktisi sangat diperlukan di era disrupsi teknologi, karena ilmu yang diperoleh mahasiswa di bangku kuliah harus dapat diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari, agar nantinya mahasiswa tidak hanya menguasai teori saja, namun juga berpraktek dan berkolaborasi dengan lingkungan kerja maupun masyarakat sekitarnya.
ADVERTISEMENT
![Startup IKN EdTech dan LKPMP Menggelar Green Lecture 3 IMG 20240411 WA00381 Startup IKN EdTech dan LKPMP Menggelar Green Lecture Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama](https://suarautama.id/wp-content/uploads/2024/04/IMG-20240411-WA00381.jpg)
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan Green Lecture dengan tema “Lestari Alamku, Lestari Bumiku” dimaksudkan agar mahasiswa belajar di luar ruang kelas yang menyatu dengan lingkungan alam sekitarnya dan berbagi pengetahuan maupun kisah inspiratif dengan narasumber, sehingga dapat memotivasi mahasiswa untuk menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, kegiatan ini sebagai bentuk implementasi kebijakan Merdeka Belajar di tingkat perguruan tinggi, pungkas Harry yang juga menjadi Fasilitator Sekolah Penggerak Kemendikbudristek.
Muhammad Haekal sebagai peneliti dari LKPMP menjelaskan perlunya generasi muda sekarang untuk menjaga kelestarian lingkungan, karena kondisi perubahan iklim yang ekstrem saat ini sebagai dampak dari kerusakan lingkungan. Menurut Haekal, kegiatan penanaman bibit mangrove yang diinisiasi oleh IKN EdTech dan LKPMP akan menjadi warisan bagi generasi mendatang, dan kegiatan ini perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Lingkungan alam yang diciptakan Allah SWT perlu dijaga dan dilestarikan oleh manusia, melalui kegiatan Green Lecture, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, namun juga sudah melakukan aksi nyata berupa penanaman bibit mangrove sebagai bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat, kata Helmy Syamsuri, akademisi dari STIE YPUP Makassar.
Menurut Iryani, dampak kerusakan lingkungan berupa cuaca ekstrem yang terjadi saat ini, dapat diminimalisir dengan menjaga lingkungan, salah satunya penanaman bibit mangrove di sekitar pantai. Kegiatan Green Lecture sebagai salah satu bentuk kepedulian akademisi terhadap kelestarian alam, pungkas Iryani, akademisi dari Institut Bisnis dan Keuangan Nitro.
Kawasan Lantebung dulunya mengalami kerusakan lingkungan, saya berinisiatif menanam mangrove agar tidak terjadi banjir air laut di rumah penduduk, ungkap Saraba sebagai inisiator kawasan wisata mangrove Lantebung. Peran generasi muda dan masyarakat untuk terus menjaga kelestarian alam, agar dapat menjadi warisan bagi generasi selanjutnya, pungkas Saraba yang pernah menjadi Nominator Kalpataru tahun 2020 untuk kategori pengabdi lingkungan.
Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswa untuk menumbuhkan motivasi dan kisah inspirasi dari narasumber dapat menambah wawasan dalam menjaga kelestarian lingkungan, kata Harlandy Musha, mahasiswa STIE YPUP Makassar yang menjadi peserta kegiatan.