Respons Pengangguran, Menteri Karding Ajak Masyarakat Buka Mata ke Luar Negeri !

- Penulis

Jumat, 27 Juni 2025 - 16:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA – Menteri Abdul Kadir Karding (P2MI), meminta masyarakat untuk mencari pekerjaan di luar negeri sebagai langkah mengatasi tingginya angka pengangguran.

Pernyataan tersebut disampaikan Karding dalam acara talkshow dan peresmian Migrant Center di Gedung Prof. Soedarto, Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, pada Kamis (26/6).

“Di Jateng ada (hampir) 1 juta (pengangguran) yang belum terserap, anda (mahasiswa) calon (tenaga kerja) yang tidak terserap, maka segera berpikir ke luar negeri,” ujar Karding.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Respons Pengangguran, Menteri Karding Ajak Masyarakat Buka Mata ke Luar Negeri ! Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di tengah tantangan ekonomi dan meningkatnya jumlah pencari kerja, Menteri Karding menyuarakan ajakan yang tak biasa: masyarakat diminta mulai melirik peluang kerja di luar negeri.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Menteri Karding menyebut bahwa tingkat pengangguran terbuka di Indonesia masih berada di angka 5,32% per Februari 2025, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini setara dengan sekitar 7,6 juta orang, dengan konsentrasi tertinggi terjadi di kalangan usia produktif 20–34 tahun.

Berikut beberapa poin terkait pengangguran di Indonesia per Februari 2025 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS):

  1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT): Angka 5,32% menunjukkan bahwa ada sekitar 5,32% dari angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan.
  2. Jumlah Pengangguran: BPS juga mencatat jumlah pengangguran di   Indonesia mencapai 7,28 juta orang per Februari 2025.
  3.  Perbandingan dengan Tahun Sebelumnya: Beberapa sumber menyebutkan bahwa jumlah pengangguran naik sekitar 83.000 orang atau  1,11% dibandingkan Februari 2024, meskipun TPT nya menurun.
  4. TPT Lulusan SMK: Data BPS juga menunjukkan bahwa TPT lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi yang tertinggi, yaitu mencapai 8%.

“Jangan hanya terpaku di dalam negeri. Negara-negara seperti Jepang, Jerman, Korea Selatan, bahkan Kanada, sedang membuka banyak peluang kerja untuk tenaga asing, khususnya di bidang kesehatan, teknologi, dan manufaktur,” ujar Karding.

BACA JUGA :  Pengunjung Gelora SAE Mulai Ramai, PKL Saling Menjaga Kondusifitas dan Ini Harapan Paguyuban 

Ia menekankan bahwa bekerja ke luar negeri bukanlah tanda kegagalan dalam negeri, melainkan strategi global untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan warga. Menurutnya, banyak negara maju justru sangat terbuka terhadap tenaga kerja dari Asia Tenggara karena dinilai tangguh dan cepat beradaptasi.

Karding juga mengutip bahwa pada tahun 2024, remitansi atau kiriman uang dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) mencapai Rp 128 triliun, naik 9% dari tahun sebelumnya. “Ini jelas kontribusi nyata bagi perekonomian. Tapi yang paling penting adalah bagaimana warga kita bisa memperoleh pengalaman, keterampilan, dan jaringan global,” tambahnya. menurut Dewan Nasional Keuangan Inklusif.

Tanggapan Beragam dari Pakar dan Masyarakat

Pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Indonesia, Dr. Siti Marlia, menilai usulan ini sebagai langkah realistis, asalkan dibarengi perlindungan hukum dan pelatihan yang memadai.

“Kita tidak bisa menutup mata bahwa pasar kerja dalam negeri belum mampu menyerap semua angkatan kerja. Tapi jangan juga asal kirim tenaga kerja tanpa kesiapan,” ujar Siti.

Sementara itu, Ketua Serikat Buruh Migran Mandiri, Andi Setiawan, mengingatkan pentingnya jalur legal untuk bekerja di luar negeri.

“Kami mendukung dorongan ini, tapi mohon pastikan pemerintah memperketat pengawasan terhadap agen ilegal yang sering menipu calon pekerja,” katanya.

Di sisi masyarakat, suara yang muncul cukup beragam. Bagi beberapa pencari kerja, wacana ini membuka harapan baru di tengah sulitnya mendapatkan pekerjaan di tanah air. Namun, ada pula yang khawatir bahwa pemerintah terlalu mudah melepas tanggung jawab pembangunan ketenagakerjaan dalam negeri.

Berita Terkait

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan
Krisis Penegakan Hukum di Indonesia
Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Kaleidoskop 2025: Bukan Sekadar Bencana Alam, tetapi Bencana Tata Kelola
Menjelang Nataru, harga Cabai di pasar Simpang Pematang melonjak tajam
Pernah Berhadapan dengan Hukum, Eko Wahyu Pramono Kini Aktif di Advokasi Publik
Memahami SP2DK dari Kacamata Wajib Pajak dan Fiskus
Moekajat Fun Camp 2025 #1 Sukses Digelar, Pererat Kebersamaan Keluarga Lintas Generasi
Berita ini 66 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 13 Desember 2025 - 22:45 WIB

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan

Sabtu, 13 Desember 2025 - 15:21 WIB

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:16 WIB

Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Jumat, 12 Desember 2025 - 20:02 WIB

Menjelang Nataru, harga Cabai di pasar Simpang Pematang melonjak tajam

Jumat, 12 Desember 2025 - 18:30 WIB

Pernah Berhadapan dengan Hukum, Eko Wahyu Pramono Kini Aktif di Advokasi Publik

Jumat, 12 Desember 2025 - 17:49 WIB

Memahami SP2DK dari Kacamata Wajib Pajak dan Fiskus

Jumat, 12 Desember 2025 - 17:13 WIB

Moekajat Fun Camp 2025 #1 Sukses Digelar, Pererat Kebersamaan Keluarga Lintas Generasi

Jumat, 12 Desember 2025 - 16:54 WIB

FES 2025 Dorong Kolaborasi Positif Generasi Muda Lewat Sport, Expo, dan SEKSOS

Berita Terbaru

Gambar Kegiatan Jambore Pos Yandu Kabupaten Subang 2025 – Sabtu, 13/12/2025.

Berita Utama

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan

Sabtu, 13 Des 2025 - 22:45 WIB

Dr. Firman Tobing

Hukum

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Des 2025 - 15:21 WIB