Perda Baru: Usaha Omzet Rp15 Juta Per Bulan di Malang Akan Kena Pajak 10%

- Penulis

Rabu, 18 Juni 2025 - 06:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA, Malang – Pada 16 Juni 2025, DPRD Kota Malang mengesahkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dalam rapat paripurna yang digelar pada akhir pekan ini. Dalam aturan tersebut, ditetapkan bahwa usaha dengan omzet minimal Rp15 juta per bulan akan dikenakan pajak sebesar 10 persen. Keputusan ini disahkan meskipun sempat terjadi perdebatan tajam antarfraksi yang menyebabkan sidang diskors selama 15 menit.

Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi salah satu pihak yang menyampaikan keberatan. Anggota Fraksi PKB, Arif Wahyudi, menyampaikan bahwa batas omzet tersebut dinilai terlalu rendah dan berpotensi membebani pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Kami mengusulkan agar batas omzet minimal dinaikkan menjadi Rp25 juta per bulan untuk menghindari beban yang berlebihan bagi UMKM,” ujarnya dalam keterangan di sela sidang.

Selain itu, Arif juga menyampaikan kritik terhadap tidak dimuatnya klausul perlindungan bagi pedagang kaki lima (PKL) dalam draf perda tersebut. Ia menyebutkan bahwa pelaku usaha informal seperti PKL memerlukan perhatian khusus karena rentan terhadap tekanan ekonomi.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Perda Baru: Usaha Omzet Rp15 Juta Per Bulan di Malang Akan Kena Pajak 10% Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun demikian, usulan tersebut tidak diakomodasi dalam keputusan akhir. Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, menyatakan bahwa angka Rp15 juta merupakan hasil kompromi dari pembahasan panjang. “Usulan awalnya Rp5 juta. Angka Rp15 juta diputuskan sebagai hasil evaluasi bersama. Soal teknis pelaksanaan akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Wali Kota,” ujarnya.

BACA JUGA :  Silaturahmi Persaudaraan bersama Ibu Yuyun Susanti Relawan RMR Kepanjen Malang, Masya Allah

Pemerintah Kota Malang melalui Wakil Wali Kota, Ali Muthohirin, menyatakan bahwa pengaturan lebih lanjut terkait usaha informal termasuk PKL masih terbuka untuk dibahas. “Kebutuhan perlindungan bagi PKL akan dikaji lebih detail. Tidak menutup kemungkinan akan ada Perwali atau regulasi pelaksana lain yang lebih spesifik,” tuturnya.

Praktisi pajak Eko Wahyu berpendapat bahwa implementasi kebijakan tersebut perlu didasarkan pada klasifikasi usaha yang jelas. “Batas omzet harus disesuaikan dengan kondisi riil pelaku usaha di lapangan. Jika tidak, risiko ketidaksesuaian bisa terjadi dalam proses pemungutan pajak,” ujarnya.

Sementara itu, Yulianto Kiswocahyono, konsultan perpajakan, menekankan pentingnya edukasi dan pendampingan kepada pelaku usaha. “Penerapan pajak sebaiknya disertai sosialisasi intensif agar pelaku usaha tidak hanya patuh, tetapi juga memahami hak dan kewajiban perpajakannya,” jelasnya.

Dengan disahkannya perda ini, Pemerintah Kota Malang menyatakan akan melakukan tahapan sosialisasi kepada masyarakat dan pelaku usaha. Penerapan tarif pajak 10 persen direncanakan akan berlangsung dalam waktu dekat setelah seluruh aturan pelaksana disusun.

Penulis : Odie Priambodo

Editor : Andre Hariyanto

Sumber Berita : Wartawan Suara Utama

Berita Terkait

Lapas Bangko Tebar Kepedulian Lewat Jumat Berkah, Wujud Nyata Sentuhan Kemanusiaan
Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia
Pasar Saham AS Diprediksi Naik Moderat di 2025, Didukung Pertumbuhan Laba dan Inovasi AI
Sungai Merangin Berubah Jadi Lumpur, Aktivitas PETI di Desa Mudo Kian Ganas Tanpa Takut Hukum
Ketua Paguyuban PKDI Tekankan Tegak Lurus, Pakopak Mendukung Visi dan Misi PKDI Kabupaten Probolinggo 
Harga Bitcoin Tertekan, Pakar Fiskal Minta Investor Indonesia Tetap Rasional
Diduga Ada “Orang Kuat” di Balik PETI Dam Betuk, Aparat Tak Berdaya!
Diduga Selewengkan Dana Desa, Pjs Kades Bungin Resmi Ditahan
Berita ini 177 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 7 November 2025 - 15:32 WIB

Lapas Bangko Tebar Kepedulian Lewat Jumat Berkah, Wujud Nyata Sentuhan Kemanusiaan

Kamis, 6 November 2025 - 15:24 WIB

Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia

Kamis, 6 November 2025 - 09:45 WIB

Pasar Saham AS Diprediksi Naik Moderat di 2025, Didukung Pertumbuhan Laba dan Inovasi AI

Rabu, 5 November 2025 - 16:22 WIB

Ketua Paguyuban PKDI Tekankan Tegak Lurus, Pakopak Mendukung Visi dan Misi PKDI Kabupaten Probolinggo 

Rabu, 5 November 2025 - 15:44 WIB

Harga Bitcoin Tertekan, Pakar Fiskal Minta Investor Indonesia Tetap Rasional

Rabu, 5 November 2025 - 15:43 WIB

Diduga Ada “Orang Kuat” di Balik PETI Dam Betuk, Aparat Tak Berdaya!

Rabu, 5 November 2025 - 10:23 WIB

Diduga Selewengkan Dana Desa, Pjs Kades Bungin Resmi Ditahan

Rabu, 5 November 2025 - 09:26 WIB

DJP Siapkan Skema Cooperative Compliance untuk Wajib Pajak Besar Mulai Tahun Depan

Berita Terbaru

Provinsi Riau

Liputan Khusus

Fenomena Korupsi Kepala Daerah, Mengusik Nurani dan Logika.

Jumat, 7 Nov 2025 - 12:14 WIB

Potret ilustratif suasana diskusi ekonomi sosial yang merepresentasikan fenomena Chilean Paradox kemapanan semu di tengah pertumbuhan ekonomi.

Berita Utama

Chilean Paradox dan Kerapuhan Kelas Menengah Indonesia

Kamis, 6 Nov 2025 - 15:24 WIB