SUARA UTAMA – Pertemuan Kami,- Pada suatu hari di tahun 2021, secara sengaja atau tak disengaja saya sudah bertemu dengan seorang wanita yang sangat mengagumkan. Wanita itu berkulit putih, berambut lurus dan beragama ISLAM. Beliau bernama lengkap Miss. DIAN PURWANTO WAKERKWA, M.Pd. beliau adalah seorang dosen wanita hebat yang cinta akan kesederhanaan dan ramah terhadap siapapun dan dimanapun. Beliau berdarah Jawa dan Papua.
Cerita ini dimulai ketika saya berada di bangku studi perguruan tinggi, semester 6 di sebuah universitas lokal yang berada di Provinsi Papua, Kab. Nabire, yaitu Universitas Satya Wiyata Mandala. Kami bertemu tepatnya di kampus, lebih spesifiknya didalam ruang balajar dan mengajar. Pertemuan demi pertemuan di kampus kami lewati bersama-sama, sebagaimana antara Dosen dan Mahasiswa.
Makin hari Makin lama, dia menjadi teman main kami sekaligus menjadi teman belajar. Saya rasa dia memiliki ciri khas mengajarnya tersendiri. Cara mengajarnya paling unik, menarik dan mudah dipahami.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Singkat cerita dari semester 6 hingga pada semester 8 kami sudah bersama selayak ibu sama anak-anaknya. Kami diberi bekal berupa pengetahuan dan Sekarang saya berada di tingkat 4 pada semester 8.
Berbagi Kasih dan Pengetahuan,- Hingga di suatu ketika saya sedang duduk melamun di depan perpustakaan sekaligus disatukan dengan ruang micro teaching, keluarlah salah seorang dari dalam ruang kantor Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) USWIM.
Pandangan Saya tertuju kepada dia dengan sedikit tersenyum dia pun memandang ke saya dengan penuh senyuman dan dia datang mendekat kepada saya dan duduk bersama dengan saya di tempat itu.
Dia menyapa saya :
“Selamat sore jhon”.
“Iya Miss, sore juga”. Sa jawab.
“Ko tunggu siapa disini ?” Tersenyum bertanya, sambil duduk.
“Tidak tunggu siapa2 Miss.”
“Trus, Miss. Sendiri sedang apa disini” sa tanya balik ibu de”
“Itu ko pu teman perempuan 2 itu katanya mau konsultasi proposal mereka di kampus sini jadi, janjinya jam 3 tapi mereka blm datang” katanya.
“Oh, benar Miss” sa jawab pendek saja.
Setelah tong berbicara panjang lebar, Miss bertanya kepada saya.
“John selain ko kekampus ko ada pekerjaan lainkah ?” Tanya Miss
“Iya ada Miss. Sa Jadi sopir lintas Nabire-Paniai-Deiyai-Dogiai. Itu pas hari jumaat, sabtu, minggu dan hari libur saja” saya jawab
Oh iya john, Miss mau kasih ko satu pekerjaan ko mau kah tidak ? Nanti hasilnya juga ko ambil semuanya. Tidak seberapa sih”
Saya menjawab, “mau Miss saya terima. Asalkan saya bisa mengambil pengalamannya. Itu yang terpenting”
Oke john, kalau begitu minggu depan nanti Miss infokan ke WA hari dan tempatnya di mana. Kata Miss
“Oke miss”, saya menjawab menutup pembicaraan kita.
Singkat cerita saya diberikan kepercayaan untuk mengajar Teknik Informatika USWIM Nabire semester 2 kelas C dan D selama beberapa pertemuan.
Perpisahan Tanpa Berpamitan,- Entah, momen itu dimana masa-masa proses penyusunan Proposal dan akhir-akhir dari pada minggu penyusunan naskah proposal. Kini ujian Proposalpun sudah tiba saya tidak tahu apa yang sudah terjadi dan yang akan terjadi. Tepat hari sabtu, dimana hari itu kedua teman saya mau ujian Proposal dan mereka mendapatkan dosen pembimbing 1 yang sama yaitu Miss. Dian. Sebagai temannya untuk mensupport mereka saya wajib hadir di seminar proposal itu. Salah seorang telah selesai dan dilanjutkan lagi seoarang lainnya.
Setelah itu teman saya yang sudah selesai Ujiannya bernama “Tata” itu mendekat kepada saya ketika saya duduk di kursi menyendiri menyaksikan peserta kedua bernama “Teh” maju presentasi, tiba-tiba “tata” dia berdiri di depan saya dan memberikan sebuah amplop putih.
Dia Berkata: “ini titipan dari Miss. Dian untuk ko”
“Oh, iyokah. Apa ini ?” Saya bertanya agak kebingungan sambil membolak-balik amplop ditangan.
“Katanya, itu untuk ongkos bensin dari Miss. Dian karna ko su bantu dia”. Tata merespon pertanyaan saya.
Iyoeee. Baru, Miss. kenapa tidak hadir di sini saat ini ? saya bertanya
Tata berkata “Miss sudah berangkat ke Merauke kemarin, pindah tugas mengajar disana menjadi Guru tetap”.
“Apa…?”
Saya kaget tercengang memukul kursi, sambil mata berkaca-kaca meneteskan air mata.
Saya terdiam menganga, ketika mendengar hal itu. Tak ada kata-kata yang bisa saya lontarkan ketika teman2 saya lainnya ajak bicara
Setelah teman saya yang satunya juga selesai ujian proposalnya kamipun pulang kerumah masing-masing.
Setibanya dirumah saya terbaring dan bangun jam 17.00 setelah itu malam jam 19.59 saya chat Miss di WA.
“Miss, benarkah Miss sudah pindah” ?
“Benar jhon”. Membalas chat saya
“Kenapa”? Saya bertanya
Tanpa ada penjelasan Miss menjawab: “Maaf Miss tidak sempat pamitan dulu. Mohon maaf kalau slama di uswim Miss Dian ada salah”.
“Tidak apa-apa Miss. Miss, tidak pernah mengecewakan kami, tapi Miss sudah salah karna saya akan selalu merindukan Miss”. Menjawab respon dari pertanyaan saya dengan berat hati.
“I wish you the best luck for everything ya John”. Jawab miss, terakhir kalinya.
Thanks Miss, see you other time and place.
– AKHIR KATA
Perbedaan Fisik hanyalah sebatas kulit. Perbedaan tak membatasi setiap manusia untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Orang yang memiliki hati yang tulus membantu sesama manusia. Orang yang relah berbagi kasih dan pengetahuan adalah orang yang benar-benar peduli akan sesama manusia ciptaan Allah dibumi.
Saya hanya bisa mengutarakan sepenggal kalimat yakni “Terima kasih untuk Pembinaan, Didikan serta Motivasinya”. Sungguh, Begitu banyak pelajaran berharga serta pengalaman yang saya dapatkan darinya. SANG PENCIPTA dan ALAM pemberi kehidupan akan selalu bersama dan melindunginya disepanjang hidup.
“Penulis adalah jurnalis aktif di media SUARA UTAMA.ID dengan jabatan Kepala Daerah (Kabiro) di kabupaten Nabire Provinsi Papua Tengah, asal Paniai, kampung Muyetadi, suku MEE”.
Penulis : Jhon Minggus Keiya