SUARA UTAMA, Banyuwangi – Suasana penuh keakraban mewarnai momen istimewa reuni dan halal bihalal keluarga besar Bani Mbah Hasan Wiryo dan Mbah Sopawiro, yang berlangsung Sabtu pagi, 6 Syawal 1446 H atau bertepatan 5 April 2025. Acara ini digelar di kediaman keluarga Ulviyah binti Mustamar dan Taufik, di Banyuwangi, dengan dihadiri oleh keluarga besar lintas generasi.
Acara yang dikemas sederhana namun penuh makna ini menjadi ajang mempererat tali persaudaraan sekaligus memupuk rasa syukur setelah menuntaskan ibadah Ramadan. Momen halal bihalal menjadi ruang untuk saling memaafkan dan memperkuat kembali hubungan kekeluargaan, sebagaimana tradisi baik yang telah diwariskan para leluhur.
Dalam suasana penuh kehangatan, sesi tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Arif Maeshawl Nur Jagad, S.Pd., memberikan makna tersendiri bagi para hadirin. Ustadz Arif, yang juga cucu H. Maksum Shiddiq (Alm), merupakan mundir Muhammadiyah Boarding School (MBS) Al-Hikmah Petahunan Jajag, Gambiran, menyampaikan materi yang mengena dengan tema kekeluargaan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Setiap keluarga itu unik, tempat yang ramai dan damai. Ada yang serius, ada yang lucu, ada juga yang selalu masak enak,” ucapnya, membuka tausiyah dengan gaya yang renyah namun penuh makna. Pernyataan ini langsung mengundang senyum dari para keluarga yang hadir.
Lebih jauh, dia mengingatkan pentingnya menjaga keutuhan keluarga. “Tidak dipungkiri dalam keluarga pasti pernah ada yang menyakiti atau tersakiti. Yang merasa disakiti hendaknya mudah memaafkan, jangan menyimpan luka menjadi dendam. Sebaliknya, yang menyakiti hendaknya segera meminta maaf,” pesannya.
Selain itu, Ustadz Arif juga menyinggung persoalan warisan yang kerap menjadi ujian berat dalam keluarga besar. “Ilmu waris penting untuk dipahami, karena warisan bisa menjadi instrumen potensial untuk memecah belah keluarga bila tidak dikelola dengan bijak dan sesuai syariat,” tambahnya.
Sebagai penutup, beliau menyampaikan mau’idzah hasanah yang disertai pantun ringan, menambah kesan akrab dalam acara tersebut :
Beli beras di rumah Mbah Husnan,
Mbah Husnan kakaknya Mbah Maksum,
Mohon maaf atas salah kata dan perbuatan,
Karena saya bukanlah hamba yang maksum.
Pantun penutup ini disambut senyum dan gelak tawa dari beberapa keluarga, menjadi pemanis dalam sesi akhir acara yang sarat makna.
Sebelum ditutup, seluruh keluarga menyempatkan diri berfoto bersama untuk mengabadikan momen kebersamaan ini. Harapannya, silaturahmi semacam ini bisa terus terjaga, bahkan menjadi tradisi tahunan yang memperkuat jalinan ukhuwah dan memperpanjang usia keberkahan dalam keluarga besar Bani Mbah Hasan Wiryo dan Mbah Sopawiro.
Dengan nuansa yang hangat, reuni dan halal bihalal ini menjadi pengingat bahwa keluarga adalah tempat terbaik untuk kembali, tempat berbagi suka dan duka, serta tempat menumbuhkan kasih sayang dan saling memahami satu sama lain.
Penulis : Mohammad Abu SaRach
Editor : Redaksi Suara Utama
Sumber Berita : Alviyati, Duki, dan Arif