SUARA UTAMA, Merangin — Pekerjaan pemeliharaan drainase di Kelurahan Mampun, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, yang menghabiskan anggaran Rp 50 juta, menuai sorotan tajam dari warga. Proyek yang dikerjakan pada 2024 lalu di lingkungan RT 03 dan RT 05 itu dinilai terlalu mahal untuk pekerjaan yang hanya menggunakan alat manual seperti cangkul.
Berdasarkan penelusuran di lapangan, paket pekerjaan tersebut memang dianggarkan untuk pemeliharaan/pembersihan drainase. Lurah Mampun, Sapuan, membenarkan hal tersebut saat dikonfirmasi via sambungan telepon pada Selasa (12/8).
“Ya benar pengerjaannya ada di RT 03 dan RT 05, yang mengerjakan POKMAS Sinilah,” ujar Sapuan singkat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, Ketua RT 05 justru mempertanyakan nilai proyek tersebut. Menurutnya, anggaran sebesar itu tidak sebanding dengan metode kerja yang digunakan.
“Kalau saya menilai itu pemborosan anggaran. Pengerjaan cuma menggunakan cangkul. Setahu saya yang memborong itu orang pegawai kelurahan, kalau ndak salah namanya Andi, dia Operator di kantor lurah. Selain itu ada juga Abu, dia yang mengangkut tanah kerukan dari drainase,” ujarnya.
Nada serupa juga datang dari Ketua RT 03, yang menilai pekerjaan tersebut tak menunjukkan kualitas sepadan dengan besarnya dana yang digelontorkan.
Minimnya pengawasan dari pihak terkait dituding sebagai akar masalah. Akibatnya, beberapa proyek serupa di wilayah Kabupaten Merangin rawan dikerjakan asal-asalan, tanpa memperhatikan efisiensi anggaran maupun kualitas hasil.
Dengan anggaran yang bersumber dari uang rakyat, warga berharap pihak berwenang turun tangan memastikan setiap rupiah digunakan secara tepat, bukan sekadar menggugurkan kewajiban proyek tahunan.
Penulis : Ady Lubis
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama














