SUARA UTAMA, Merangin – Bangunan Gedung Produksi Jahe milik Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Merangin yang berlokasi di Desa Air Batu, dinilai tidak difungsikan secara optimal. Padahal, pembangunan gedung tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp1,7 miliar. Kondisi ini menuai kekecewaan dan penyesalan dari warga setempat yang menganggap dana tersebut terbuang sia-sia.
Gedung yang dibangun dengan tujuan untuk mendukung pengembangan industri jahe lokal ini, kini terlihat terbengkalai. Beberapa warga menyatakan bahwa bangunan tersebut hanya digunakan sesekali dan tidak memiliki dampak signifikan bagi perekonomian masyarakat sekitar.
“Kami berharap gedung ini bisa menjadi pusat pengolahan jahe yang menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan warga. Tapi kenyataannya, bangunan ini seperti tidak ada manfaatnya. Ini benar-benar pemborosan anggaran,” ujar salah seorang warga Desa Air Batu. (3/7/25).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketika dikonfirmasi oleh media beberapa waktu lalu di ruang kerjanya, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian (Disperindagkop) Kabupaten Merangin adalah Dadang Hikmatullah menjelaskan alasan dibangunnya gedung produksi jahe di Desa Air Batu. “Desa Air Batu dipilih karena merupakan sentra pertanian jahe. Kami berharap gedung ini bisa menjadi pusat pengolahan jahe yang mendukung petani dan meningkatkan nilai tambah produk jahe lokal,” ujar Dadang.
Namun, kenyataannya justru bertolak belakang dengan harapan tersebut. Gedung yang seharusnya menjadi sarana pengembangan ekonomi tersebut kini terbengkalai dan tidak difungsikan secara optimal.
Sementara itu, pihak Dinas Perindagkop Kabupaten Merangin belum memberikan penjelasan resmi terkait alasan tidak optimalnya pemanfaatan gedung tersebut. Beberapa sumber menyebutkan bahwa kendala teknis dan kurangnya koordinasi antara dinas terkait menjadi penyebab utama.
Warga Desa Air Batu berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret untuk mengoptimalkan fungsi gedung tersebut. Mereka menginginkan agar gedung produksi jahe ini benar-benar bisa menjadi sarana peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Kami tidak ingin gedung ini hanya jadi pajangan. Harus ada tindakan nyata agar dana yang sudah dikeluarkan tidak sia-sia,” tambah warga lainnya.
Sampai saat ini, nasib Gedung Produksi Jahe di Desa Air Batu masih menjadi tanda tanya besar. Masyarakat menunggu langkah tegas dari pemerintah untuk memastikan bahwa aset tersebut dapat memberikan manfaat nyata bagi mereka.
Penulis : Ady Lubis
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama














