SUARA UTAMA, Taipe- Bakso, makanan yang menjadi favorit berbagai kalangan di Indonesia, kini telah melintasi batas negara dan meraih popularitas di Taiwan. Kisah inspiratif Slamet Riyadi, seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Semarang, menggambarkan bagaimana bakso bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga menjadi alat untuk bertahan hidup dan mencapai keberhasilan di negeri orang.
Slamet Riyadi (36 tahun), pertama kali menjadi TKI pada tahun 2009. Sempat pulang ke Indonesia, ia kembali lagi ke Taiwan pada tahun 2019 dan bekerja di sebuah pabrik elektronik. Namun, pandemi COVID-19 membawa dampak besar, termasuk di bidang ekonomi. Banyak perusahaan mengalami penurunan produksi, dan pemutusan hubungan kerja pun tak terelakkan, termasuk di Taiwan.
Pandemi berdampak langsung pada pekerjaan Slamet. Pabrik tempat ia bekerja mengurangi jam lembur, itu berarti pendapatannya menurun. Sementara tuntutan kebutuhan keluarga tak bisa ditunda. Karenanya Slamet mencari cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada tahun 2021, ia mulai menjual bakso setiap akhir pekan dan hari libur di depan Stasiun Taipe.

Menjual bakso menjadi solusi bagi Slamet, dengan berjualan bakso, menambah pendapatan sekaligus memanfaatkan waktu luangnya dengan produktif.
Slamet hanya karyawan, bukan pemilik usaha, namun kegigihan dan keuletannya dalam menjalani pekerjaan ini, apalagi di negeri orang, patut diapresiasi.
Saat ditanya mengenai jumlah porsi yang terjual, Slamet tidak bisa memberikan angka pasti, tetapi ramainya pembeli menunjukkan bahwa bakso yang dijualnya cukup enak dan diminati.
Penulis sendiri telah mencicipi bakso yang dijual Slamet. Citra rasa bakso tersebut memang enak dan mantap. Tak jauh berbeda dengan rasa bakso di Indonesia. Sayangnya, pemilik usaha bakso ini tidak bersedia untuk diwawancarai, sehingga informasi lebih lanjut mengenai usaha ini terbatas.
Bagi Slamet, berjualan di depan Stasiun Taipe bukan tanpa tantangan. Lokasi tersebut bukanlah area dagang resmi, melainkan taman tempat orang duduk, sehingga sering terjadi razia. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat Slamet untuk tetap berjualan, mengingat banyaknya pelanggan setia, baik dari kalangan orang Indonesia maupun Taiwan.
Kisah Slamet Riyadi mengajarkan kita tentang semangat pantang menyerah dan kreativitas dalam menghadapi tantangan hidup. Di tengah pandemi yang mengubah banyak aspek kehidupan, Slamet mampu beradaptasi dan menemukan jalan baru untuk menghidupi keluarganya. Dengan tekad yang kuat dan kerja keras, Slamet membuktikan bahwa di mana ada kemauan, di situ ada jalan.
Penulis : Korespondensi SU di Taiwan: Nunung Nur Bahariah
Editor : Nafian Faiz














