Kolaborasi Sastra dan Pertunjukan di Universitas Merangin dengan Seniman

- Penulis

Minggu, 13 Juli 2025 - 14:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA,Merangin – Semangat seni dan sastra menyatu dalam acara bertajuk “Parade Musikalisasi Puisi dan Drama Musikal” yang digelar di Universitas Merangin pada Sabtu (12 juli 2025). Acara ini menghadirkan kolaborasi unik antara pertunjukan sastra dan diskusi seni, melibatkan mahasiswa, dosen, dan komunitas seni dari berbagai lintas disiplin.

Dalam segmen pembuka, mahasiswa Program Studi PGSD semester 2 dan Bahasa semester 4 tampil membawakan musikalisasi puisi dan drama musikal yang memukau. Deretan puisi karya penyair nasional dan lokal dihidupkan kembali dengan iringan musik, gerak, dan teaterikal yang menggugah emosi penonton.

Antusiasme terlihat dari sorak tepuk tangan yang tak putus mengiringi penampilan para mahasiswa. Tema-tema seperti identitas, perjuangan, dan cinta tanah air menjadi napas utama dalam parade ini.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Kolaborasi Sastra dan Pertunjukan di Universitas Merangin dengan Seniman Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Acara ini diinisiasi oleh dosen pengampu, Bapak Wiko, yang bekerja sama dengan berbagai komunitas seni lintas sektor seperti Dewan Kesenian Merangin, Sanggar Imaji, Sanggar Seni Budaya Batin Penghulu, dan Pondok Kreasi Merangin. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara kampus dan komunitas bisa menghasilkan karya dan ruang ekspresi yang hidup dan dinamis.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar teori di kelas, tapi juga terlibat aktif dalam ruang pertunjukan dan produksi karya,” ujar Wiko.

IMG 20250713 WA0018 Kolaborasi Sastra dan Pertunjukan di Universitas Merangin dengan Seniman Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

Usai pertunjukan, acara berlanjut dengan diskusi sastra bersama narasumber Yanto Bule, Muhammad Hidaya, dan Pak Wiko. Diskusi ini membedah peran puisi dalam kehidupan masyarakat serta bagaimana musikalisasi puisi bisa menjadi media yang lebih membumi dalam menyampaikan pesan.

“Sastra bukan hanya bacaan, tapi bisa menjadi alat ekspresi dan refleksi sosial,” tegas Yanto Bule.

Segmen diskusi berikutnya menghadirkan Febra Muyu dan Deno Carles yang membahas tentang seni pertunjukan dari sudut pandang koreografi, ekspresi tubuh, serta pengolahan ruang dalam pementasan drama musikal.

BACA JUGA :  DPD RI Tekankan Transparansi dan Validitas Pemutakhiran Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional

“Pertunjukan bukan hanya soal naskah, tapi bagaimana tubuh kita bisa menjadi medium pesan,” ungkap Febra.

Khusus dalam sesi Deno Carles, ia menyoroti keterkaitan antara alam dan sastra.

“Alam bukan hanya latar, tapi juga sumber inspirasi utama dalam sastra. Setiap daun gugur, suara sungai, bahkan keheningan hutan—semua bisa menjadi puisi jika kita cukup peka. Justru dari keterhubungan dengan alam, manusia bisa lebih jujur dalam menulis,” ujar Deno.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga alam sebagai bagian dari proses penciptaan seni, karena “sastra yang tumbuh dari kerusakan tidak akan bisa menyejukkan jiwa.”

Dalam sesi seni rupa, Masbay, perupa dari komunitas Pondok Kreasi Merangin, menjelaskan pentingnya visual dalam memperkuat pesan sastra. Ia juga menampilkan beberapa karya ilustrasi puisi yang menjadi bagian dari pameran mini selama acara.

“Visual adalah jembatan lain bagi mereka yang belum bisa menangkap makna kata secara langsung,” kata Masbay.

Acara ditutup dengan diskusi terbuka dan refleksi bersama seluruh peserta dan narasumber. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan sukses, tidak hanya sebagai bentuk ekspresi seni, tetapi juga sebagai ruang pembelajaran lintas disiplin.

“Kami berharap ini bukan yang terakhir. Kalau bisa, parade sastra dan seni seperti ini menjadi agenda tetap tiap semester,” harap salah satu mahasiswa peserta.

Dengan semangat kolaborasi dan kesadaran akan pentingnya ruang ekspresi, Parade Musikalisasi Puisi dan Drama Musikal menjadi momentum penting dalam memperkuat ekosistem seni dan sastra di lingkungan Universitas Merangin dan sekitarnya.

Penulis : Ady Lubis

Sumber Berita : Wartawan Suara Utama

Berita Terkait

PGRI Padang Pariaman Salurkan Bantuan ke Murid dan Warga Terdampak Banjir di Padang Pariaman
Warga Kampung Baruh Resah, Bantuan BLT Diduga Dipungut Oknum Ketua PKH Sebesar Rp100 Ribu
Semarak HUT ke-45 Desa Rasau, Pawai Budaya Angkat Sejarah Transmigrasi
Diduga Tak Pernah Beres di 2024, Aris Kurniawan Tetap Dipercaya Kerjakan Proyek 2025 di Kelurahan Mampun
Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan
Urgennya Normalisasi Sungai Batang Gasan
Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Andi Jadi Sorotan: Pembangunan Sumur Bor di Kelurahan Mampun Diduga Tak Sesuai Aturan Transparansi
Berita ini 65 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 15 Desember 2025 - 10:27 WIB

PGRI Padang Pariaman Salurkan Bantuan ke Murid dan Warga Terdampak Banjir di Padang Pariaman

Minggu, 14 Desember 2025 - 19:23 WIB

Warga Kampung Baruh Resah, Bantuan BLT Diduga Dipungut Oknum Ketua PKH Sebesar Rp100 Ribu

Minggu, 14 Desember 2025 - 11:02 WIB

Semarak HUT ke-45 Desa Rasau, Pawai Budaya Angkat Sejarah Transmigrasi

Sabtu, 13 Desember 2025 - 22:45 WIB

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan

Sabtu, 13 Desember 2025 - 15:32 WIB

Urgennya Normalisasi Sungai Batang Gasan

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:16 WIB

Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 - 06:46 WIB

Andi Jadi Sorotan: Pembangunan Sumur Bor di Kelurahan Mampun Diduga Tak Sesuai Aturan Transparansi

Sabtu, 13 Desember 2025 - 05:56 WIB

Proyek Sumur Bor APBN di Dusun Baru Diduga Tidak Transparan, Warga Pertanyakan Tanpa Papan Informasi

Berita Terbaru