SUARA UTAMA, Merangin – Sabtu malam Minggu, 30 Agustus 2025 sekitar pukul 23.30 WIB, suasana Desa Tanjung Benuang, Kecamatan Pamenang Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi, mendadak ricuh. Pasalnya, rumah Winda didatangi istri Harno, Siti, bersama dua anaknya. Kedatangan mereka bukan untuk berdamai, melainkan justru melabrak Winda terkait perseteruan panas yang kini tengah viral di jagat media online.
Keributan bermula dari dugaan serius soal pemalsuan tanda tangan yang dilakukan Harno terhadap dokumen milik Winda. Data dan tanda tangan Winda diduga digunakan tanpa izin untuk transaksi jual beli tanah. Winda bahkan menuding Harno telah beberapa kali memalsukan tanda tangannya dalam urusan dokumen penting. Merasa dirugikan, Winda menegaskan akan menempuh jalur hukum.
Namun, alih-alih menyelesaikan masalah, malam itu justru menjadi ajang konfrontasi. Winda mengaku terkejut ketika rumahnya digedor istri Harno dan dua anaknya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya sedang tidur pulas, tiba-tiba adik saya membangunkan. Katanya ada tamu, tapi ternyata yang datang istri Harno bersama anak-anaknya. Mereka marah-marah, memaki saya, bahkan sampai main tangan. Saya dilempar dengan sapu hingga patah, baju saya juga sampai robek disobek,” ungkap Winda kepada media ini.
Pertengkaran mulut tak terelakkan. Alih-alih membawa itikad baik untuk meminta maaf, pihak keluarga Harno justru menambah keruh suasana dengan caci maki. Kejadian ini pun sontak menyulut perhatian warga sekitar.
Winda menegaskan dirinya akan menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada aparat penegak hukum. Ia menilai, tindakan Harno terkait dugaan pemalsuan tanda tangan sudah memenuhi unsur pidana. Sementara aksi istrinya yang mendatangi rumah orang lain tengah malam sambil membuat keributan, disebut-sebut juga dapat terjerat pasal hukum.
“Barang siapa membuat keributan di rumah orang lain ada ancaman hukumannya. Apalagi ada saksi keluarga saya sendiri. Saya tidak pernah memukul, tidak pernah membuat keributan. Justru saya yang jadi korban. Kalau dalam 1×24 jam keluarga Harno tidak menyelesaikan baik-baik, saya akan lanjutkan secara hukum. Bisa jadi pasal berlapis: pemalsuan dokumen dan membuat onar di rumah orang pada tengah malam,” tegas Winda.
Kasus ini kini masih menjadi sorotan publik dan Situasi di Desa Tanjung Benuang pun masih hangat membicarakan konflik dua keluarga ini.
Penulis : Ady Lubis
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama













