Demo 25 Agustus 2025 di DPR Ricuh, Jurnalis Jadi Korban Kekerasan

- Penulis

Rabu, 27 Agustus 2025 - 14:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Kericuhan dalam aksi demonstrasi di sekitar Kompleks DPR/MPR RI, Jakarta, pada 25 Agustus 2025, yang melibatkan bentrokan antara massa dan aparat, serta kekerasan terhadap jurnalis.

Ilustrasi Kericuhan dalam aksi demonstrasi di sekitar Kompleks DPR/MPR RI, Jakarta, pada 25 Agustus 2025, yang melibatkan bentrokan antara massa dan aparat, serta kekerasan terhadap jurnalis.

Jakarta, 27 Agustus 2025 – Aksi demonstrasi pada Senin (25/8/2025) di sekitar Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, berakhir ricuh. Massa yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar SMA memadati area depan dan belakang gedung parlemen, hingga bentrokan dengan aparat tak terhindarkan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengatakan para pelajar datang karena ajakan yang beredar di media sosial. “Setelah ditanya, mereka hanya ingin menonton unjuk rasa. Padahal seharusnya mereka berada di sekolah,” ujarnya. Ade Ary pun meminta para pelajar fokus belajar dan orang tua meningkatkan pengawasan.

Identitas Penggagas Aksi Tidak Jelas

Seruan aksi 25 Agustus bermula dari isu kenaikan tunjangan perumahan anggota DPR yang disebut mencapai Rp50 juta per bulan. Ajakan demonstrasi atas nama Revolusi Rakyat Indonesia ini mengundang berbagai elemen masyarakat.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Demo 25 Agustus 2025 di DPR Ricuh, Jurnalis Jadi Korban Kekerasan Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, Ketua Umum KSPSI Mohammad Jumhur Hidayat menilai aksi tersebut rawan ricuh karena tidak ada penanggung jawab yang jelas. Ia memastikan serikat buruh tidak ikut serta. Hal serupa ditegaskan Koordinator Media BEM SI Kerakyatan, Pasha Fazillah Afap, yang menyebut nama organisasinya dicatut. “Kami tidak turun aksi pada 25 Agustus, karena sudah menggelar demonstrasi pada 21 Agustus lalu,” ujarnya.

Ricuh di Lokasi

Kericuhan dipicu aksi puluhan pelajar SMA yang melempar ke arah gedung DPR. Polisi merespons dengan water cannon dan gas air mata setelah imbauan agar massa mundur diabaikan. Aparat kemudian memukul mundur demonstran hingga terpecah ke arah Slipi dan Gelora.

BACA JUGA :  Supremasi Hukum vs. Pelantikan Kades: GPM Halsel Ingatkan Bahaya Mengangkangi Putusan Pengadilan

Situasi semakin memanas ketika sebuah sepeda motor dibakar massa di depan Gerbang Pancasila DPR. Untuk mengendalikan keadaan, polisi menutup akses Jalan Palmerah menuju kompleks parlemen serta tol dalam kota keluar Slipi arah Semanggi.

Dampak Transportasi

Kericuhan juga mengganggu layanan transportasi. Perlintasan Stasiun Palmerah dipadati massa sehingga perjalanan KRL Commuter Line lintas Tanah Abang–Palmerah ditutup sementara. VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, menyebut perjalanan Rangkasbitung–Tanah Abang hanya dilayani sampai Stasiun Kebayoran sebelum kembali ke Rangkasbitung.

Kekerasan terhadap Jurnalis

Selain massa, jurnalis turut menjadi korban. Seorang fotografer bernama Bayu, anggota Persatuan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jakarta, terekam kamera dipukul aparat saat mendokumentasikan pembubaran aksi. Seorang jurnalis Antara juga mengalami pemukulan ketika mengambil foto bentrokan.

Tindakan tersebut menuai kecaman. Eko Wahyu Pramono, mahasiswa ilmu hukum, menilai kekerasan terhadap jurnalis adalah pelanggaran Undang-Undang Pers. “Jurnalis memiliki fungsi vital dalam meliput peristiwa publik. Kekerasan aparat mencederai demokrasi dan tidak bisa dibenarkan,” tegasnya.

 

Penulis : Odie Priambodo

Editor : Andre Hariyanto

Sumber Berita : Wartawan Suara Utama

Berita Terkait

Gelar Reses, Petrus Goo Siap Perjuangkan Aspirasi Demi Kesejahteraan Masyarakat
Negara Hadir: Bupati Subang Jenguk Dua Warga Penderita Tumor di Ciasem, Biaya Medis Ditanggung Pemda
Tuntutan Tinggi BCKS, Minat Guru Rendah: Alarm Peringatan Kepemimpinan Sekolah di Daerah
Anak Usia Sekitar 10 Tahun Kesetrum Listrik di GMK, Beruntung PKL dan Paguyuban Sigap Mengambil Tindakan 
Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan
Krisis Penegakan Hukum di Indonesia
Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Kaleidoskop 2025: Bukan Sekadar Bencana Alam, tetapi Bencana Tata Kelola
Berita ini 132 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 15 Desember 2025 - 22:05 WIB

Gelar Reses, Petrus Goo Siap Perjuangkan Aspirasi Demi Kesejahteraan Masyarakat

Senin, 15 Desember 2025 - 14:04 WIB

Negara Hadir: Bupati Subang Jenguk Dua Warga Penderita Tumor di Ciasem, Biaya Medis Ditanggung Pemda

Minggu, 14 Desember 2025 - 17:02 WIB

Tuntutan Tinggi BCKS, Minat Guru Rendah: Alarm Peringatan Kepemimpinan Sekolah di Daerah

Sabtu, 13 Desember 2025 - 22:45 WIB

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan

Sabtu, 13 Desember 2025 - 15:21 WIB

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:16 WIB

Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:11 WIB

Kaleidoskop 2025: Bukan Sekadar Bencana Alam, tetapi Bencana Tata Kelola

Jumat, 12 Desember 2025 - 20:02 WIB

Menjelang Nataru, harga Cabai di pasar Simpang Pematang melonjak tajam

Berita Terbaru