Dari Sampah Jadi Berkah: Kisah Anak Muda Kampung yang Mengubah Limbah Jadi Bernilai Ekonomis

- Penulis

Senin, 26 Mei 2025 - 09:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengurus Bank Sampah Sweet Home.ID (SUARA UTAMA.ID)

Pengurus Bank Sampah Sweet Home.ID (SUARA UTAMA.ID)

SUARA UTAMA- Pagi itu, Novita Sari melilitkan karung bekas di belakang motornya. Bukan untuk mengangkut hasil panen atau barang dagangan, melainkan botol plastik, kardus, dan kaleng bekas yang disetor warga.

Dengan tangan dan hati yang terlatih, ia menimbang, mencatat, lalu menyapa satu per satu nasabahnya—bukan di bank biasa, tapi bank sampah.

Di Kampung Tri Tunggal Jaya, Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang, sebuah gerakan kecil telah tumbuh menjadi semangat besar. Namanya Bank Sampah Sweet Home.id, berdiri pada 28 Januari 2025. Di baliknya, ada lima anak muda kampung yang berani bermimpi: Joko Riyanto, Novita Sari, Antoni Miftah, Tri Pujianto, dan Lina Rosita.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Dari Sampah Jadi Berkah: Kisah Anak Muda Kampung yang Mengubah Limbah Jadi Bernilai Ekonomis Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mereka bukan pejabat, bukan aktivis yang dibayar. Mereka hanya anak-anak muda yang resah melihat kebiasaan warga membakar sampah di pekarangan. Bau menyengat, asap menggumpal, dan tanah makin kering. Tapi daripada mengeluh, mereka memilih bergerak. Maka lahirlah ide: menjadikan sampah sebagai tabungan, bukan beban.

Mengubah Cara Pandang, Mengubah Kebiasaan

IMG 20250525 WA0043 scaled Dari Sampah Jadi Berkah: Kisah Anak Muda Kampung yang Mengubah Limbah Jadi Bernilai Ekonomis Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama
Sampah yang ditampung Bank Sampah Sweet Home.id, siap dijual ke pengepul. SUARA UTAMA.ID

“Selama ini sampah dianggap tak punya nilai. Padahal, kalau dipilah dan dikelola, bisa jadi sumber rezeki,” kata Antoni Miftah, sang bendahara. “Kami ingin masyarakat melihat bahwa ini bukan soal buang atau bakar, tapi soal nilai. Sampah bisa jadi rupiah. Bahkan jadi berkah.”

Bank Sampah Sweet Home.id membuka pintu bagi siapa pun yang ingin menyetor sampah kering: plastik keras, kardus, botol, kaleng, kertas, dan barang anorganik lainnya. Sampah ditimbang, dicatat secara digital, lalu hasilnya dikonversi menjadi saldo yang bisa dicairkan kapan pun. Hingga kini, sudah lebih dari 400 warga menjadi nasabah aktif. Tak hanya dari Banjar Agung, tapi juga dari Way Kenanga di Tulang Bawang Barat.

“Awalnya banyak yang ragu,” ujar Lina Rosita, admin lapangan yang rajin blusukan dari rumah ke rumah. “Tapi begitu lihat hasilnya bisa jadi uang dan lingkungan jadi bersih, mereka pelan-pelan ikut.”

BACA JUGA :  Perjuangan Pendamping Proses Produk Halal (P3H): Tantangan dan Kontribusi dalam Mendukung Industri Halal di Indonesia

Gerakan dari Bawah, Solusi untuk Semua

Gerakan ini lahir dari komunitas Anak Muda Berkarya Club. Mereka sadar, perubahan tak bisa hanya menunggu program pemerintah. Harus ada contoh nyata. Harus dimulai dari rumah.

Joko Riyanto, ketua bank sampah ini, percaya kekuatan komunitas adalah kunci. “Kami tak punya dana besar. Tapi kami punya niat dan konsistensi. Kami datang ke rumah-rumah, kami layani sendiri penimbangan, kami edukasi dengan bahasa yang sederhana. Sampah bukan akhir, tapi awal perubahan.”

Kini, bank sampah ini mengelola tak kurang dari 25 jenis sampah non-organik yang dipilah dan disetor rutin ke pengepul besar. Selain memberi penghasilan tambahan bagi warga, gerakan ini juga berhasil mengurangi pembakaran sampah, menjaga udara tetap bersih, dan mendorong kebiasaan hidup sehat.

Membangun Masa Depan dari Hal Kecil

Apa yang dilakukan Bank Sampah Sweet Home.id bukan hanya soal daur ulang. Ini adalah pendidikan gaya hidup. Mereka menyasar rumah tangga, tapi juga aktif menggandeng aparatur kampung, sekolah, dan komunitas lain. Tujuannya sederhana tapi penting: membentuk budaya baru soal sampah.

“Bayangkan kalau setiap rumah mau pilah sampah. Sungai kita bersih, udara lebih sehat, dan kita bisa hidup lebih nyaman. Ini bukan mimpi, ini soal kebiasaan,” tegas Joko.

Dengan pendekatan yang ringan, bersahabat, dan solutif, gerakan ini memberi harapan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari tempat terkecil: dapur rumah, sudut halaman, atau karung di belakang motor.

Bahwa masa depan lingkungan Indonesia tidak ditentukan oleh proyek miliaran rupiah, tapi oleh anak-anak muda yang mau turun tangan. Karena di tangan mereka, sampah bukan lagi sisa. Tapi sumber daya. Sumber harapan.

 

Penulis : Nafian Faiz

Sumber Berita : Bank Sampah Sweet Home.id

Berita Terkait

Bumdes Desa Mudo Diduga Mangkrak, Kolam Lele Senilai Rp 85 Juta Tak Beroperasi Maksimal
Umat Stase Goodide Gelar Renungan Pendalaman Masa Adven: Keluarga dalam Terang Iman 
Rakor Kecamatan Dorong Efektivitas Program Tata Kelola Pemerintahan Responsif
Polsek Tabir Bergerak Cepat Usai Viral Dugaan Penampungan Emas Ilegal Milik Badi
Program Rehabilitasi Lapas IIB Bangko Berakhir, 20 WBP Tunjukkan Hasil Positif Pemulihan
Tinjau Proyek Jalan Rp1,3 Miliar di Pamanukan, Bupati Subang Tegaskan: Tidak Ada Anak Emas, Semua Wilayah Prioritas
Diduga Dibacking Orang Kuat, PETI Milik Eng di Sungai Putih Melenggang Bebas Tak Tersentuh Hukum
Badi Diduga Fasilitasi Pebleburuan Emas PETI di Desa Buluran Panjang,Tabir
Berita ini 80 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 5 Desember 2025 - 21:28 WIB

Bumdes Desa Mudo Diduga Mangkrak, Kolam Lele Senilai Rp 85 Juta Tak Beroperasi Maksimal

Jumat, 5 Desember 2025 - 18:08 WIB

Umat Stase Goodide Gelar Renungan Pendalaman Masa Adven: Keluarga dalam Terang Iman 

Jumat, 5 Desember 2025 - 11:26 WIB

Rakor Kecamatan Dorong Efektivitas Program Tata Kelola Pemerintahan Responsif

Kamis, 4 Desember 2025 - 19:14 WIB

Program Rehabilitasi Lapas IIB Bangko Berakhir, 20 WBP Tunjukkan Hasil Positif Pemulihan

Kamis, 4 Desember 2025 - 14:37 WIB

Tinjau Proyek Jalan Rp1,3 Miliar di Pamanukan, Bupati Subang Tegaskan: Tidak Ada Anak Emas, Semua Wilayah Prioritas

Kamis, 4 Desember 2025 - 07:47 WIB

Diduga Dibacking Orang Kuat, PETI Milik Eng di Sungai Putih Melenggang Bebas Tak Tersentuh Hukum

Kamis, 4 Desember 2025 - 06:48 WIB

Badi Diduga Fasilitasi Pebleburuan Emas PETI di Desa Buluran Panjang,Tabir

Rabu, 3 Desember 2025 - 18:59 WIB

Rakor Berlangsung Khidmat, Persiapan HUT ke-22 Kabupaten Lebong Dimatangkan

Berita Terbaru