SUARA UTAMA, Padang Pariaman –
Curah hujan dengan intensitas tinggi masih mengguyur selama dua hari terakhir pada Senin (25/11/2025) siang dan malam sampai pagi ini di kabupaten Padang Pariaman. Dampaknya terjadi luapan sungai Batang Gasan sehingga mengalami banjir yang cukup besar. Akibat debit air yang terlalu besar akhirnya tidak tertampung lagi oleh jalur aliran sungai, sehingga sungai meluap. Bahayanya lagi terjadi perpindahan jalur aliran sungai ke lokasi pemukiman rumah warga di kampung Tarandam, Korong Piliang, Nagari Gasan Gadang, Kecamatan Batang Gasan.
Berdasarkan penelusuran informasi dari BMKG menyebutkan penyebab hujan ekstrem atau curah hujan tinggi saat ini di Padang Pariaman disebabkan adanya pola konvergensi udara. BMKG menyebut bahwa ada pola konvergensi (pertemuan aliran udara) dari arah Samudera Hindia yang memanjang dari Kepulauan Mentawai sampai Natuna. Konvergensi ini menyebabkan udara lembap terangkat dan membentuk awan hujan yang cukup tebal, sehingga hujan intens terjadi. Ada daerah tekanan rendah di barat Kepulauan Mentawai yang memicu pertumbuhan awan hujan di pesisir barat Sumatera Barat (termasuk Padang Pariaman). Tekanan rendah ini “menarik” massa udara lembap dan memperkuat konveksi awan hujan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menelusuri lokasi banjir di kecamatan Batang Gasan, jurnalis media Suara Utama meliput ke titik banjir tepatnya di depan mushalla surau Talang, korong Piliang, nagari Gasan Gadang. Sampai jam 10.00 WIB Selasa (25/11/2025), terpantau kondisi banjir tergolong masih besar, karena aliran sungai Batang Gasan berpindah jalur menyasar ke lokasi pemukiman warga dan jalan umum. Kondisi ini abnormal karena jalur aliran sungai berpindah arah ke aliran bukan tempat alur sungai.
Di tahun 2024 terjadi juga banjir seperti ini dan saat itu jalur aliran sungai diperbaiki dengan alat berat dari bantuan pemda Padang Pariaman. Selang waktu tidak sebeberapa lama kembali jebol, maka warga berninisiatif bergotong royong dan berswadaya menyewa alat berat dengan menghimpun dana. Keadaan aman dalam satu tahun terakhir. Kini tanggul sementara itu kembali dibobol air bah yang besar. Saat ini kondisinya semakin parah, karena arah air semakin rendah ke pemukiman warga.
Melihat kerusakan akibat banjir ini, warga setempat berharap seyogyanya cepat dapat diatasi. Dibutuhkan bantuan dari pemerintah dengan operasi alat berat. Aliran sungai yang biasanya bukan pada jalurnya tersebut semakin lama akan merusak area pertanian dan membahayakan perumahan warga. Area pertanian padi sawah terdampak rusak saat ini diperkirakan lebih dari 12 hektar sawah, sebagaimana yang diutarakan oleh seorang warga yaitu guru Zainal yang rumahnya ikut terdampak oleh banjir. Warga sangat berharap kepada pemerintah agar aliran sungai Batang Gasan ini dapat ditangani penormalan aliran ke jalurnya semula. Sebagai titik krusial mulai mengambangnya aliran sungai yang menyasar ke pemukiman warga ini berada di perbatasan korong Koto Muaro dengan Korong Piliang nagari Gasan Gadang, kecamatan Batang Gasan.
Sehari sebelumnya Senin (24/11/2025) lokasi banjir telah ditinjau dan dikunjungi juga oleh Camat Batang Gasan Syafrizal, bersama Kesbangpol dan Disdukcapil Padang Pariaman, didampingi oleh aparatur Nagari Gasan Gadang dan wali korong Piliang Junaidi Sayang. Rombongan juga memberi bantuan insidentil berupa nasi bungkus bagi warga setempat yang terdampak banjir. Warga menyampaikan kondisi yang ada seperti rumah terendam air, sawah dan ladang tergerus dan menghanyutkan padi petani yang mulai menguning sepuluh hari menjelang panen. Dampak ini tentu saja sangat memengaruhi pada kehidupan warga yang pada umumnya bekerja sebagai petani dan buruh tani.
Penulis : Suwardi
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama














