Suara Utama, Banda Aceh – Akibat hujan dengan intentitas sedang hingga tinggi dalam seminggu terakhir, setidaknya ada 16 kabupaten/kota di Provinsi Aceh dilanda banjir ekstrem yang dimulai pada hari Rabu hingga Kamis (26-27 November 2025).
Ke 16 Kabupaten/kota tersebut diantaranya Kabupaten Aceh Utara, Bireuen, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar, Aceh Tamiang, Aceh Barat, Aceh Tenggara, Subussalam, Aceh Singkil, Aceh Timur, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Selatan, Kota Lhokseumawe dan Langsa.
Diantara 16 Kabupaten dan kota tersebut, 8 diantaranya seperti Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Singkil, Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat ditetapkan sebagai kawasan darurat bencana hydrometeorologi sebut Fadmi Ridwan selaku Plt. Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, Fadmi menyampaikan sebagaimana kej(27 November 2025)terangannya pada website resmi BPBA mengingatkan kepada masyarakat agar selalu waspada akan segala musibah yang sedang dan akan terjadi dilin(gkungan kita sehari-hari seperti angin kencang, tanah longsor, tanah bergerak dan lain sebagainya.
Sementara itu di Aceh Utara dikabarkan ada dua orang meninggal dunia diantaranya satu orang warga Gampong Jrat Kecamatan Tanah Jambo Aye, atas nama Muhammad Afdalil (27) yang terseret arus dan
Muzammil (30) warga Tanjong Babah Krueng Kecamatan Matang Kuli yang tersengat arus listrik sebagaimana dilansir dari beritasatu.com.
Di tempat terpisah, Dirlantas Polda Aceh Kombes Pol Deden Supriyatna menyebutkan ada dua titik lokasi jalan yang putus total dari arah Bireuen menuju Takengon dan Jalur Aceh Utara menuju Bener Meriah.
Juga masih di Kabupaten Bireueun, Jembatan rangka baja yang baru selesai dibangun beberapa tahun lalu di Kecamatan Kuta Blang juga mengalami putus total akibat arus sungai peusangan yang sangat dahsyat, sebut Harun (37) warga Krueng Mane saat mau melintas.
Sebelumnya, sebagaimana surat Mendagri Nomor 300.2.8/9333/SJ tanggal 18 November 2025, meminta seluruh Bupati dan Wali Kota seluruh Provinsi Aceh agar tetap siaga dengan potensi bencana hidrometeorologi yang sedang terjadi ini.
Lebih lanjut tetap melakukan pemantauan data cuaca dan debit air sungai, koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait, melakukan kajian cepat di daerah yang terdampak dan menetetapkan status tanggap darurat.
MPU Aceh
Melihat kondisi bencana Provinsi Aceh, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk H. Faisal Ali, meminta Pemerintah Aceh segera bergerak cepat dengan segala sumber daya yang ada dalam menangani dampak banjir.
Semoga dampak bencana yang sedang terjadi bisa segera berakhir dan kita semua dapat mengambil ikhtibar atas cobaan ini.














