Padang, 1 Oktober 2025 —
Memasuki usia delapan dekade sejak Republik ini berdiri, Sumatera Barat masih menghadapi tantangan besar dalam pembangunan. Alih-alih berlari mengejar ketertinggalan, kondisi di berbagai sektor justru menunjukkan bahwa Sumbar masih jauh dari kata maju.
Fakta di lapangan memperlihatkan realita pahit:
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, dan irigasi masih banyak yang rusak.
Sektor industri tidak berkembang signifikan, membuat ekonomi daerah bergantung pada sektor konsumsi dan kiriman uang perantau.
Angka pengangguran tinggi karena lapangan kerja tidak tersedia memadai.
Generasi muda terpaksa merantau untuk mencari penghidupan, sementara tanah kelahiran belum mampu memberi peluang.
Maraknya tambang ilegal serta eksploitasi sumber daya tanpa kontrol menambah beban kerusakan lingkungan.
Sumatera Barat kerap dibanggakan karena warisan budaya, adat, dan peran sejarahnya dalam republik ini. Namun hingga kini, semua itu belum dikelola menjadi kekuatan ekonomi yang nyata. Romantisme masa lalu tidak cukup jika tidak diikuti dengan langkah pembangunan konkret.
Kami menegaskan, sudah saatnya pemerintah daerah dan pusat berhenti menjadikan Sumbar sekadar simbol budaya. Dibutuhkan roadmap pembangunan jangka panjang yang berpihak pada rakyat: pembangunan infrastruktur yang merata, penciptaan lapangan kerja, keberpihakan pada petani dan nelayan, serta penegakan hukum atas aktivitas tambang ilegal.
Jika tidak ada langkah tegas, Sumatera Barat akan terus berada dalam bayang-bayang kejayaan masa lalu, tanpa mampu berdiri sejajar dengan provinsi lain yang lebih maju.
Penulis : Ziqro fernando
Editor : Ziqro fernando
Sumber Berita : Penulis














