Aktivitas warga Nua Bolo saat melakukan perbaikan darurat di sekitar mata air Ae Gega. Mesin diesel penggerak distribusi air sebelumnya rusak total akibat banjir, sehingga masyarakat kini menghadapi darurat air bersih.
SUARA UTAMA, Nagekeo, Mauponggo Warga Nua Bolo,Desa Lajawajo Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, kini berada dalam kondisi darurat air bersih setelah banjir bandang yang melanda wilayah tersebut beberapa pekan lalu menghancurkan mesin diesel penggerak distribusi air dari mata air Ae Gega. Mesin diesel 12 PK yang menjadi sumber utama penyaluran air bagi warga setempat hanyut terbawa derasnya banjir.
Situasi ini membuat kelompok pengelola air minum Keli Beki mengambil langkah inisiatif dengan menyusun proposal resmi yang ditujukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo. Proposal tersebut berisi permintaan dukungan penyediaan sarana dan prasarana vital untuk menghidupkan kembali jaringan air bersih bagi warga Nua Bolo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hengki Mere, tokoh muda Desa Lajawajo sekaligus Sekretaris Kelompok Keli Beki, kepada Suara Utama menegaskan bahwa krisis air ini sudah sangat mendesak.
“Kami berharap Pemda Kabupaten Nagekeo segera menjawab persoalan-persoalan kami warga Nua Bolo, karena air minum merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Saat ini ada 75 anggota kelompok dengan total 285 jiwa penerima manfaat yang wajib mendapatkan air bersih setiap hari,” ungkap Hengki, Senin (30/9/2025).
Dalam proposal yang diajukan, Kelompok Keli Beki merinci kebutuhan material dan peralatan untuk memulihkan kembali layanan air bersih, di antaranya:
Mesin diesel RD 85 (1 unit)
Mesin Sanchin SNC 30 (1 unit)
Pipa PE2 (6 rol)
Pipa PE1 (1 rol)
Semen (30 sak)
Besi beton 10 mm (10 batang)
Besi beton 12 mm (10 batang)
Kawat ikat (1 rol)
Pasir pasang (4 kubik)
Hengki menambahkan, keterlibatan Pemda dalam menjawab kebutuhan ini sangat penting karena tanpa dukungan pemerintah, warga akan terus berada dalam kesulitan untuk mengakses air minum.
“Kami sudah berupaya sebisa mungkin, tapi keterbatasan biaya membuat kami harus mengetuk pintu pemerintah. Kami yakin Pemda Nagekeo tidak akan tinggal diam melihat warga menderita,” tegasnya.
Krisis air bersih di Nua Bolo memperlihatkan dampak serius bencana banjir bandang yang tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga mengganggu akses masyarakat terhadap kebutuhan pokok. Warga berharap, proposal yang sudah disampaikan dapat segera direspons agar kehidupan mereka bisa kembali normal.