Lotim NTB, – Kebijakan Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin yang akan memindahkam Rumah Sakit Lombok Timur (RSLT) yang berada di Desa Labuhan Haji, Kecamatan Labuhan Haji menuai penolakan keras dari masyarakat dan sejumlah tokoh masyarakat Labuhan Haji.
Pasalnya, Bupati dalam statemennya disejumlah media masa yang berencana merelokasi Rumah Sakit Lombok Timur (RSLT) ke wilayah Masbagik. Padahal RSLT telah menjadi Icon kebanggaan masyarakat, khususnya, warga Labuhan Haji.
Salah satu tokoh masyarakat setempat Sudirman, dihadapan wartawan, Senin, (24|9) menyayangkan kebijakan Bupati yang dinilai tebang pilih. “Di Masbagik sudah ada Puskesmas, Rumah Sakit Tife D, kenapa tidak itu saja dilanjutkan, sayang sekali Rumah Sakit Lombok Timur yang sudah berdiri megah dan memiliki sarana prasarana. Alih alih mau dikembangkan, malah mau dijadikan klinik, kebijakan itu menurutnya sangat primordialis.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Disampaikannya, Rumah Sakit Lombok Timur merupakan kenang kenangan pemerintahan bapak Bupati H. Alin Bin Dachlan, yang menjadi kebanggan masyarakat Labuhan Haji, sejak diresmikan pada tanggal 31 Agustus 2019 silam.
“Kebijakan Bupati Iron ini kental dengan muatan politis, jika ini dijadikan klinik artinya perlengkapan medis akan dialihkan. Lalu apa bedanya dengan Puskesmas, sangat disayangkan, gedung yang mewah harus dialihfungsikan dan dikerdilkan menjadi klinik,” katanya dengan nada kesal.
Dikatakannya, selama ini Rumah Sakit Lombok Timur bukan hanya dikunjungi dari warga setempat, tapi dari berbagai wilayah seperti pasien dari wilayah Jerowaru, Keruak, Sakra Timur, pringgabaya, bahkan ada yang dari wilayah Suela, Sembalun dan sekitarnya. Menurut tokoh masyarakat tersebut, salah satu faktornya karena Rumah Sakit Lombok Timur berada di lokasi yang strategis. Juga tempatnya yang nyaman, tidak ramai dan sesak.
Pendapat yang sama dikatakan pensiunan ASN di Lotim yang sangat menyayangkan kebijakan Bupati Iron. Karena diketahui, sudah tersedia sejumlah fasilitas kesehatan di Masbagik.
Padahal, sambungnya, Sarana Prasarana di Rumah Sakit Masbagik sudah ada, tinggal dilengkapi Sarprasnya. “Tapi kenapa Rumah Sakit Lombok Timur yang dialihkan kesana, ini mengundang tanda tanya besar, di Masbagik ada Puskesmas, Rumah Sakit Permata Hati, adapula Rumah Sakit tipe D, yang diresmikan dimasa Bupati H.Sukiman Azmi.
Jika berbicara akses warga Masbagik paling dekat ke RSUD Dr. Sujono Selong. Tidak mungkin warga Masbagik berobat ke Labuhan Haji. Ada apa dengan kebijakan Bupati ini, apakah Labuhan Haji bukan masyarakatnya,” ucapnya penuh tanya.
Dihubungi secara terpisah, pensiunan perawat kesehatan yang tidak mau disebut namanya, mempertanyakan urgensi Bupati Haerul Warisan memindahkan RSUD Lombok Timur ke Masbagik. Ditegaskannya, jika memang ingin membangun Rumah Sakit Daerah, di Masbagik sudah ada Rumah Sakit tife D, yang diresmikan mantan Bupati H.M.Sukiman Azmy. “Jika memang serius kenapa tidak di tingkatkan saja sarpras dan para ahli medisnya, termasuk dokter spesialis agar bisa naik tife. Bukannya mengkerdilkan Rumah Sakit yang sudah ada,” ujarnya.
Semestinya, sambung petugas kesehatan itu, Bupati dalam mengambil kebijakan mempertimbangkan dampak yang akan ditimbulkan. Sangat disayangkan, RSLT yang sudah megah yang seharusnya sarana prasarana mestinya ditingkatkan. Malah sebaliknya, mau dijadikan klinik oleh Bupati.
Belum lagi berbicara jarak tempuh paramedis yang berasal dari berbagai wilayah harus dipindahtugaskan. Menurutnya, juga sangat mempengaruhi efisiensi kerja petugas kesehatan.
Pernyataan yang sama disampaikan sejumlah elemen Pemdes Labuhan Haji, diantaranya: BPD, Kepala Wilayah, tokoh pemuda dan tokoh agama. Mereka tegas menyatakan menolak jika Rumah Sakit Lombok Timur harus dipindahkan di wilayah Masbagik.
Dalam waktu dekat, pihak Pemdes Labuhan Haji dan segenap elemen masyarakat akan menggelar hearing dengan anggota DPRD Lombok Timur agar kebijakan Bupati Lombok Timur dikaji lebih mendalam untuk memberikan rasa keadilan pada semua lapisan masyarakat.
Ia berharap, jargon Lotim SMART (Sejahtera, Maju, Adil, Religius, dan Transparan) yang selama ini digaungkan benar benar dirasakan masyarakat Lombok Timur, bukan hanya pencitraan dan hanya untuk kepentingan timses dan orang dekat saja.
“Jika alasan Bupati Haerul Warisin memindahkan Rumah Sakit Lombok Timur ke Masbagik karena bisikan timses. Ini kental muatan politis, artinya Labuhan Haji dianak tirikan. Jika itu terjadi, kita serukan pada warga Labuhan Haji untuk mencatat kebijakan Bupati Iron dan kita jawab pada pilkada Lotim 2029 mendatang,” terangnya.














