Memahami Ideologi Komunikasi

- Penulis

Rabu, 5 Maret 2025 - 16:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi dua orang sedang komunikasi konflik karena sebuah ideologi (Sumber : Freepik)

Ilustrasi dua orang sedang komunikasi konflik karena sebuah ideologi (Sumber : Freepik)

SUARA UTAMA. Dalam suatu pertemuan, obrolan, diskusi kita sering melihat orang-orang yang terlibat didalamnya begitu intens berkomunikasi mengenai isu-isu atau hal-hal pokok  yang menjadi pembahasan. Suasana diskusi ada yang biasa saja, tenang bahkan ada yang sampai pada perdebatan sengit. Sebagai masyarakat awam apabila kita perhatikan suasana kondisi tersebut secara selintas dianggap biasa-biasa saja, karena kita sering melihat pemandangan tersebut dalam keseharian kita. Dari lingkungan keluarga kitapun sering melihat saudara-saudara kita ketika ngobrol-ngrobrol ringan tentang suatu persoalan sering  terjadi diselingi dengan diskusi kecil-kecil-an, apakah untuk memberikan pemahaman atau memberikan pandangan baru atas pemahaman yang disampaikan sebelumnya.

Suasana-suasana  diatas merupakan suatu kondisi yang kita anggap biasa saja, karena selain kita menjadi penonton terkadang  kitapun ikut didalamnya menjadi bagian dari proses tersebut dalam proses komunikasi yang berlangsung, baik secara perseorangan maupun kelompok. Hal-hal yang dikomunikasikan oleh orang-orang dalam proses tersebut, bukan tidak mungkin didasari oleh suatu kepolosan tertentu. Namun lebih dari itu karena setiap orang mempunyai sistem nilai, keyakinan, cita-cita yang berasal dari proses berpikirnya selama menjalani hidup dan dijadikan sebagai pandangan dan prinsip hidupnya, kita kenal secara sederhana dengan istilah ideologi.

Keyakinan sistem ideologi inilah yang dijadikan acuan oleh setiap orang dalam menjalani kehidupannya dengan tujuan-tujuan tertentu. Hal ini akan terlihat ketika orang-orang berkomunikasi baik secara formil maupun formil. Seperti yang ditegaskan oleh Terry Eagleton dalam Aris (2021) : Menurut Eagleton, ideologi adalah sebuah sistem konsep dan pandangan yang memiliki fungsi memahami dunia dan juga mengaburkan kepentingan sosial yang ada di dalamnya. Dalam sumber yang sama Michael Hunt: Ideologi adalah rangkaian keyakinan atau asumsi yang berkaitan dalam mengurangi kompleksitas dalam realitas tertentu sehingga menjadi sebuah istilah yang bisa dipahami dan menyarankan cara yang benar untuk menangani kenyataan tersebut.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Memahami Ideologi Komunikasi Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Apabila kita pahami, ternyata suatu ideologi berkaitan dengan bagaimana cara seseorang didalam mewujudkan suatu harapan dan cita-citanya dengan menawarkan suatu ide pemikiran yang menurutnya layak untuk dipertimbangkan menjadi suatu tindakan atau perilaku yang di orientasikan menjadi suatu kebiasaan yang berlaku didalam suatu lingkungan. Konsep pemikiran ideologi ini akan hidup dan berlangsung ketika dikomunikasikan pada pihak-pihak lain yang menurut seseorang penting untuk disampaikan, untuk selanjutnya menjadi suatu kesepakatan tindakan kolektif.

Berkelindannya antara konsep pemikiran ideologi dengan komunikasi menjadi satu kesatuan senyawa bagi siapa saja yang memiliki keinginan untuk mengharapkan sesuatu dengan cita-citanya. Kita kenal seorang diktator jerman Adolf  Hitler dengan ideologi fasismenya yang menolak hak-hak individu, kebebasan sipil, demokrasi melalui propaganda. Salah satu ciri khas ideologi fasisme Adolf Hitler yaitu dengan tangan kedepan seolah-olah seperti sedang menyetop sesuatu dan berteriak “Deutschland uber alles” Jerman berada diatas segala-galanya.

Komunikasi hakikatnya ideologi

Ideologi pada dasarnya adalah sistem berpikir kita yang dikomunikasikan, melalui komunikasi suatu ideologi disampaikan, disebarkan bahkan untuk dipertahankan. Keyakinan kita pada suatu ideologi yang menurut kita benar, biasanya akan menjadi rujukan dimanapun kita berada ketika kita berinteraksi dengan manusia lainnya. Suatu ideologi akan mempunyai daya pengaruh yang sangat menentukan pada kita ketika kita sedang berpendapat, berdebat, kampanye dengan cara menafsirkan pesan, memilih kata-kata yang tepat, juga pada saat menyampaikan informasi.

BACA JUGA :  Webinar Suara Utama: Langkah Strategis Menuju Jurnalisme Profesional

Orang-orang yang menganut ideologi liberalisme biasanya  segala hal yang di komunikasikan selalu berkaitan dengan nilai-nilai kebebasan, hak individu, keterbukaan. Sebaliknya dengan paham ideologi sosialisme biasanya komunikasi yang dilakukan tidak lepas dari hal-hal kepemilikan publik, kepemilikan kolektif atas alat-alat produksi. Sedangkan apabila kita berkomunikasi dengan orang-orang yang menganut paham ideologi kapitalisme, yang dibahas mengenai hak kepemilikan pribadi, untung rugi dan selalu berorientasi pada akumulasi modal untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya. Apabila kita telaah dan amati ideologi-ideologi tersebut diatas, pada praktiknya dapat kita ketahui ketika kita bertemu dengan orang atau kelompok orang yang  membahas tentang suatu hal, masalah apapun dengan kita.

Komunikasi itu sendiri adalah merupakan alat penyampai pesan sekaligus media komunikasi suatu  ideologi. Bagaimana suatu media massa dan sekolah-sekolah  menyebarkan ideologi negara. Bagaimana suatu lembaga atau komunitas menekankan pesan-pesan tertentu yang diulang-ulang untuk menjadi doktrin dan bagian hidup para pemangku kepentingan dari lembaga dan komunitas tersebut.

Komunikasi adalah Ideologi itu sendiri

Apakah manusia membutuhkan suatu ideologi? Apakah yang kita lakukan dalam keseharian terutama dalam berkomunikasi dengan orang lain kita berideologi? sebenarnya disadari tanpa disadari kita sedang mempraktikan ideologi yang kita miliki dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita berpendapat, mengusulkan tentang suatu ide , sampai hubungan kita tidak baik-baik saja dengan orang lainpun,  bisa jadi  sebenarnya kita sedang mempertahankan ideologi kita yang kita komunikasikan. Onong Uchjana dalam Bungin menegaskan (2008) komunikasi sebagai proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya.

Proses komunikasi yang kita lakukan pada orang-orang secara mendasar kita sedang berideologi, ideologi secara realitas kehidupan dibutuhkan oleh siapapun manusia baik secara individu maupun kelompok. Beberapa hal yang menjadi alasan dasar kita mengapa berkomunikasi adalah  ideologi kita sendiri, ideologi merupakan kerangka kerja nilai dan keyakinan sebagai pedoman manusia dalam berperilaku, hal tersebut selaras dengan pendapat David Miller (2024) menyatakan ideologi sebagai keyakinan terstruktur yang memberikan arah dan makna bagi kehidupan kelompok atau individu. Lainnya adalah Ideologi membantu manusia untuk memahami  dunia di sekelilingnya, ideologi pula membantu manusia dalam memaknai tentang keadilan, makna hidup dan suatu sistem dimasyarakat.

Pembentukan identitas  tertentu prosesnya dibantu oleh ideologi, ikatan kebersamaan yang menjadi milik kolektif disana ideologi hadir memberikan pemahaman. Dengan ideologi yang kita miliki kita mempunyai rasa kebanggaan tertentu. Selain itu ideologi mampu menjadi nilai motivasi kita dalam memperjuangkan suatu nilai-nilai kelompok di ruang publik. Dengan ideologi juga, kita semua dapat menjaga moralitas  dan nilai-nilai yang kita miliki sebagai prinsip hidup kita. Semuanya hidup, berproses dan berdinamika dalam wujud komunikasi yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

.

 

 

Penulis : Agus Budiana, seseorang yang mengabdi pada Suara Utama.

Berita Terkait

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  
Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia
Kepatuhan Pajak di Tangan Algoritma: Solusi atau Ancaman?
Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”
Penulis Tak Lagi Dibebani Administrasi Pajak? Kemenekraf Mulai Lakukan Pembenahan
Eko Wahyu Pramono Gugat Politeknik Negeri Jember ke PTUN Surabaya
Janji Boleh Lisan, Pembuktiannya Harus Kuat: Pesan Advokat Roszi Krissandi
Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza
Berita ini 116 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 4 Desember 2025 - 19:29 WIB

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  

Kamis, 4 Desember 2025 - 16:12 WIB

Penguatan HAM Dalam Wadah Negara Demokrasi Indonesia

Rabu, 3 Desember 2025 - 15:29 WIB

Kepatuhan Pajak di Tangan Algoritma: Solusi atau Ancaman?

Rabu, 3 Desember 2025 - 14:43 WIB

Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”

Selasa, 2 Desember 2025 - 14:11 WIB

Penulis Tak Lagi Dibebani Administrasi Pajak? Kemenekraf Mulai Lakukan Pembenahan

Selasa, 2 Desember 2025 - 12:48 WIB

Eko Wahyu Pramono Gugat Politeknik Negeri Jember ke PTUN Surabaya

Senin, 1 Desember 2025 - 20:03 WIB

Janji Boleh Lisan, Pembuktiannya Harus Kuat: Pesan Advokat Roszi Krissandi

Senin, 1 Desember 2025 - 14:21 WIB

Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza

Berita Terbaru