SUARA UTAMA – Gerakan “Indonesia Gelap” bukan istilah yang umum atau resmi, tetapi bisa merujuk pada beberapa hal tergantung pada konteksnya. Beberapa kemungkinan maknanya antara lain:
- Kritik terhadap Krisis Listrik atau Energi
Bisa merujuk pada situasi di mana banyak daerah di Indonesia mengalami pemadaman listrik berkepanjangan, baik karena infrastruktur yang kurang memadai, krisis energi, atau kebijakan pemerintah yang dianggap tidak efektif.
- Kritik terhadap Kondisi Sosial dan Politik
Bisa menjadi simbol ketidak adilan, pelanggaran hak asasi manusia, atau kurangnya transparansi dalam pemerintahan. Gerakan ini mungkin muncul sebagai bentuk protes terhadap kondisi negara yang dianggap “gelap” karena korupsi, kesenjangan sosial, atau represi politik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
- Gerakan Simbolis dalam Seni dan Budaya
Bisa juga merupakan sebuah kampanye atau gerakan dalam dunia seni dan budaya yang menyoroti aspek-aspek kehidupan masyarakat yang kurang mendapat perhatian, seperti kemiskinan, ketimpangan pendidikan, atau kebebasan berekspresi yang terbatas.
Akhir-akhir ini muncul Tagar #IndonesiaGelap dan telah menjadi viral di berbagai platform media sosial, mencerminkan gelombang ketidakpuasan masyarakat terhadap sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap kontroversial. Gerakan ini muncul sebagai respons terhadap berbagai isu yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia.
Latar Belakang Munculnya #IndonesiaGelap
Pada awal Februari 2025, simbol Peringatan darurat dengan gambar Garuda Hitam berlatar belakang gelap mulai beredar luas di media sosial, menandai peringatan darurat yang disuarakan oleh masyarakat. Simbol ini berbeda dari gerakan serupa pada Agustus 2024 yang menggunakan latar biru. Perubahan warna ini mencerminkan intensitas kekhawatiran publik terhadap situasi terkini di Indonesia.
Aksi demo mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI
Isu-Isu Sentral dalam Gerakan #IndonesiaGelap
Gerakan ini menyoroti beberapa permasalahan utama yang dirangkum dalam akronim PENTOL, yang terdiri dari:
- Polisi Diberesin: Menuntut reformasi di tubuh kepolisian, penghapusan impunitas, dan penindakan tegas terhadap oknum polisi yang korup.
- Energi Buat Rakyat: Mengkritisi kelangkaan dan distribusi gas LPG 3 kg yang dianggap tidak merata dan memberatkan masyarakat.
- Naikkan Taraf Hidup Rakyat: Menuntut peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan ekonomi yang pro-rakyat.
- Tunaikan Tukin untuk Guru, ASN, dan Dosen: Meminta pemerintah untuk segera membayarkan tunjangan kinerja yang tertunda bagi tenaga pendidik dan aparatur sipil negara.
- Output MBG Diperbaiki: Mengkritisi program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang pelaksanaannya dianggap tidak efektif dan menyebabkan insiden keracunan massal.
- Lawan Mafia Tanah dan Lengserkan Pejabat Tolol: Menuntut tindakan tegas terhadap praktik mafia tanah dan pemberhentian pejabat yang dianggap tidak kompeten.
Reaksi Pemerintah terhadap Gerakan #IndonesiaGelap
Menanggapi viralnya tagar ini, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa yang “gelap” bukanlah Indonesia, melainkan persepsi individu yang pesimis. Pernyataan ini menuai berbagai tanggapan dari masyarakat, baik yang mendukung maupun yang mengkritik.
Aksi Mahasiswa dan Dukungan Publik
Selain di dunia maya, gerakan #IndonesiaGelap juga memicu aksi demonstrasi di berbagai daerah. Ribuan mahasiswa turun ke jalan, khususnya di Jakarta, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) telah menggelar aksi demontrasi sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Senin, 17 Februari 2025. Mereka Menuntut Presiden mencabut Inpres nomor 1 tahun 2025 yang merugikan rakyat, transparansi status pembangunan dan keseluruhan program Makan Bergizi Gratis (MBG), menolak revisi UU Minerba dan dwifungsi TNI, meminta RUU Perampasan Aset disahkan, menolak pemangkasan anggaran Pendidikan, dan hentikan kekerasan oleh Aparat” kata Herianto, koordinator BEM SI.
Aksi serupa disuarakan berlangsung Jumat, 21 Februari 2025. “Memanggil seluruh warga sipil sekalian! JUMAT, 21 FEBRUARI 2025.#IndonesiaGelap,” Cuit @barengwarga pada akun X. “Habis gelap, terbitlah perlawanan. #IndonesiaGelap Kita berhak mengawal kebijakan negara, dan bersuara agar setiap kebijakan yang berdampak ke hidup kita didasari keberpihakan pada kesejahteraan kita!” pada salah satu cuitan di platform sosmed lainnya. Hal ini untuk menyuarakan tuntutan mereka terkait isu-isu yang diangkat dalam gerakan ini. Aksi ini menunjukkan tingginya tingkat partisipasi dan kepedulian generasi muda terhadap kondisi sosial dan politik di Indonesia.
Kesimpulan
Gerakan #IndonesiaGelap mencerminkan keresahan masyarakat terhadap sejumlah kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan. Melalui platform digital dan aksi nyata, masyarakat berupaya menyuarakan aspirasi dan menuntut perubahan yang lebih baik bagi Indonesia. Respons pemerintah terhadap gerakan ini akan menjadi penentu arah hubungan antara rakyat dan pemimpin di masa mendatang.
Sumber Berita : Dari berbagai sumber