Uskup Jayapura Tahbiskan Dua Imam Fransiskan di Paroki Titigi, Intan Jaya

- Penulis

Senin, 26 Juni 2023 - 00:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA, Intan Jaya, – Uskup Jayapura, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai telah mentabiskan dua imam dari Ordo Fransiskan yakni Pastor Alpius Alpen Mujijau, OFM dan Pastor Domisius Wandi Batoteng Raya, OFM pada Minggu, (25/6/2023) di Paroki St.Fransiskus Xaverius Titigi, Intan Jaya.

Di pandangan suku-suku yang ada di papua bagian pengunungan, untuk menjadi Pastor dan biarawan-biarawati adalah menjadi sesuatu yang sulit dibayangan sejak Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai berada di bangku Sekolah Dasar (SD).

Hal ini di sampaikan Uskup Jayapura, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai dalam kotbah pada perayaan penthabiskan dua imam baru di paroki St.Fransiskus Xaverius Titigi,kabupaten Intan Jaya pada Minggu,(25/6/2023) pukul 11: 45 WIT.

Penyerahan diakon Alpius Alpen Mujijau, OFM dan Diakon Domisius Wandi Batoteng, OFM oleh keluarga kepada Uskup, Mgr.Yanuarius Theofilus Matopai You didampingi Administrator Keuskupan Timika dan Pimpinan Fransiskan Duta Damai Papua sebelum ditahbiskan di halaman gereja St.Fransiskus Xaverius Titigi pada Minggu, (25/6/2023)./foto:ist
Penyerahan diakon Alpius Alpen Mujijau, OFM dan Diakon Domisius Wandi Batoteng, OFM oleh keluarga kepada Uskup, Mgr.Yanuarius Theofilus Matopai You didampingi Administrator Keuskupan Timika dan Pimpinan Fransiskan Duta Damai Papua sebelum ditahbiskan di halaman gereja St.Fransiskus Xaverius Titigi pada Minggu, (25/6/2023)./foto:ist

“Pada waktu saya usia SD di kampung Paniai,saya mendengar dari orang-orang, hanya orang-orang Belanda saja yang bisa jadi Pastor,Burder dan Suster.Sementara orang-orang suku Papua,Orang Mee,Orang Migani, Orang Dani,Damal dan suku lain berpikir bahwa anak-anak kita tidak bisa jadi Pastor,Burder dan Suster”,kata Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Uskup Jayapura Tahbiskan Dua Imam Fransiskan di Paroki Titigi, Intan Jaya Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Anak laki-laki disiapkan untuk kawin,untuk jaga dusun,untuk mewariskan Tanah. Sementara anak perempuan disiapkan untuk dikawinkan dengan laki-laki sebagai pembawa harta kekayaan bagi keluarga. Demikia. Cara pandang orang-orang disaat itu”, lanjutnya.

Cara pandang kebanyakan orang berubah sejak adanya seorang Imam pertama yang berasal dari daerah Papua penggunungan.

“Orang-orang Papua, suku-suku pedalaman yang ada di sini juga mulai mengalami perubahan cara pandang seperti itu ketika Imam pertama dari suku Mee dari pedalaman, melalui Pater Theo Magai ditahbiskan menjadi Imam pada Tahun 1980 di Moanemani”, jelas Uskup Pertama Orang Asli Papua ( OAP), Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai

“Pada saat itulah orang-orang pedalaman dengan melihat peristiwa itu, ow, kalau begitu kita punya orang gunung juga juga bisa jadi pastor,suster dan bruder.Dan pintu itu dibuka sejak pastor Theo Magai menjadi Imam pertama orang Mee,Orang gunung juga orang Koteka”, terangnya.

BACA JUGA :  Pj.Bupati Intan Jaya Rayakan Natal & Tahun Baru dengan Cara Bakar Batu Bersama Masyarakat.

Dengan demikian, menurut Uskup Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai, sejak Theo Magai ditahbiskan menjadi Imam pertama, dengan peristiwa tersebut kita bisa melihat lebih jauh dan mendalam bahwa Tuhan Allah juga mengasihi kita.

“Juga Tuhan Allah memberikan rahmat kepada semua orang dan semua suku. Kasih Tuhan tidak bisa membeda bedakan”,tambahnya.

Lanjut Uskup Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai, hingga saat ini sudah ada banyak Imam dan biarawan-biarawati yang berasal dari anak-anak gunung juga anak koteka.

Proses penthabisan imam baru di lapangan terbuka halaman gereja Katolim St.Fransiskus Xaverius Titigi, Intsn Jaya/foto:ist
Proses penthabisan imam baru di lapangan terbuka halaman gereja Katolim St.Fransiskus Xaverius Titigi, Intsn Jaya/foto:ist

“Beberapa tahun terakhir ini Panggilan menjadi Imam dan suster sudah dijawab oleh anak-anak gunung, juga anak koteka dan ada banyak suster. Dan salah satunya adalah Diakon Alpius Alpen Mujijau,OFM yang akan ditahbiskan hari ini”, tambahnya.

Diakhir kotbahnya, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai mengajak dan mengharapkan agar kedua pastor yang ditahbiskan setia dalam panggilan terutama dalam pelayanan terhadap umat.

“Kepada dua diakon yang akan ditahbiskan menjadi Imam hendaknya setia dan berani melaksanakan Tri Tugas Yesus secara konsekuen dan bertanggungjawab. Dan hal yang paling terpenting adalah ketika memang situasi menuntut untuk pasang badan karena menghadapi umat dan menghadapi serigala, atau umat menghadapi pencuri ,hendaklah gembala jangan lari tinggalkan domba.Tetapi selalu ada bersama domba dalam pemperjuangkan keadilan, kebenaran, kedamaian dan pelanggaran HAM”, tutupnya

Kesetiaan bersama umat dalam suka dan duka, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai mengajak para imam yang hadir agar belajar dari para Pastor yang bertugas di dekenat Moni-Puncak yang selalu bersama umat meski situasi keamanan selama ini kurang kondusif.

Turut hadir mendampingi Uskup Mgr.Yanuarius Theofilus Matopai You, Administrator Keuskupan Timika, Pastor Marthen Ekowaibii Kuayo, Pr dan pimpinan Fransiskan Duta Damai Papua, dan Pastor Dekan Dekenat Moni-Puncak, Pastor Yanuarius Yance,W.Yogi, Pr. Serta puluhan imam dan suster juga ikut hadir dalam pesta imam tersebut.

Turut hadir juga Pj.Bupati Kabupaten Intan Jaya, Apolos Bagau, S.T di dampingi Nya. Ancela Duwitau, S.IP, Kepala dinas Pengendalian Penduduk dan KB ,Fransina Belau, S. Kep., Ns, Sekda Kabupaten Intan Jaya, Asir Mirip, M.Si perwakilan DPRD, Melianus Belau, S.IP yang juga terlibat aktif dalam mengsukseskan perayaan penthabisan dua imam dari ordo fransiskan ini.

Perayaan pesta imam bagi umat dekenat Moni-Puncak ini diikuti antusias oleh ribuan umat dalam suasana hening dan meriah.

Berita Terkait

Perlu Normalisasi Sungai Batang Gasan yang Masuk ke Pemukiman Penduduk di Korong Piliang
Krisis Penegakan Hukum di Indonesia
Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Kaleidoskop 2025: Bukan Sekadar Bencana Alam, tetapi Bencana Tata Kelola
Andi Jadi Sorotan: Pembangunan Sumur Bor di Kelurahan Mampun Diduga Tak Sesuai Aturan Transparansi
Proyek Sumur Bor APBN di Dusun Baru Diduga Tidak Transparan, Warga Pertanyakan Tanpa Papan Informasi
Bidan PPPK Desa Beringin Sanggul Dinilai Tak Maksimal, Warga Minta Dinkes Merangin Turun Tangan
Ironi Merangin: Jembatan Hampir Ambruk, Warga Terjatuh, Pemerintah Belum Juga Hadir
Berita ini 71 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 13 Desember 2025 - 15:32 WIB

Perlu Normalisasi Sungai Batang Gasan yang Masuk ke Pemukiman Penduduk di Korong Piliang

Sabtu, 13 Desember 2025 - 15:21 WIB

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:16 WIB

Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:11 WIB

Kaleidoskop 2025: Bukan Sekadar Bencana Alam, tetapi Bencana Tata Kelola

Sabtu, 13 Desember 2025 - 06:46 WIB

Andi Jadi Sorotan: Pembangunan Sumur Bor di Kelurahan Mampun Diduga Tak Sesuai Aturan Transparansi

Sabtu, 13 Desember 2025 - 05:16 WIB

Bidan PPPK Desa Beringin Sanggul Dinilai Tak Maksimal, Warga Minta Dinkes Merangin Turun Tangan

Jumat, 12 Desember 2025 - 22:12 WIB

Ironi Merangin: Jembatan Hampir Ambruk, Warga Terjatuh, Pemerintah Belum Juga Hadir

Jumat, 12 Desember 2025 - 21:53 WIB

Proyek Drainase Tanpa Papan Informasi di Kelurahan Mampun Diduga Milik CV Masyarakat Merangin Mandiri: Warga Pertanyakan Transparansi

Berita Terbaru

Dr. Firman Tobing

Hukum

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Des 2025 - 15:21 WIB