232 Jurnalis Gugur di Gaza: Genosida Bungkam Suara Kebenaran, Dunia Pers Berduka

- Penulis

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 01:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi photos/gaza-Jurnalis-berita-palestina-perang-Pixabay

Ilustrasi photos/gaza-Jurnalis-berita-palestina-perang-Pixabay

SUARA UTAMA – Dunia jurnalisme kembali dirundung duka mendalam. Per 1 Agustus 2025, sedikitnya 232 jurnalis telah gugur di Gaza sejak agresi militer Israel dimulai Oktober 2023. Angka ini menjadikan konflik Gaza sebagai tragedi paling mematikan bagi insan pers dalam sejarah modern. Alih-alih sekadar korban perang, banyak dari mereka diyakini menjadi target sistematis—upaya pembungkaman terhadap suara-suara yang menyuarakan kebenaran.

Wartawan: Antara Peliputan dan Ancaman Nyawa

Data dari Committee to Protect Journalists (CPJ) dan Reporters Without Borders (RSF) menyebut bahwa mayoritas jurnalis yang tewas adalah warga Palestina yang bekerja untuk media lokal dan internasional. Mereka gugur saat meliput serangan udara, saat siaran langsung, bahkan saat berlindung bersama keluarga mereka.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 232 Jurnalis Gugur di Gaza: Genosida Bungkam Suara Kebenaran, Dunia Pers Berduka Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kematian jurnalis dalam jumlah sebesar ini menunjukkan ada pola yang tak bisa lagi diabaikan,” ujar Christophe Deloire, Direktur RSF, dalam pernyataan resminya. “Pers bukan lagi collateral damage. Mereka dibungkam.”

Banyak organisasi HAM, termasuk Amnesty International, menyatakan keprihatinan serius atas situasi ini. Amnesty menilai serangan terhadap jurnalis sebagai pelanggaran hukum humaniter internasional dan bagian dari pola “targeted killings” terhadap tokoh-tokoh informasi dan dokumentasi.

Perspektif dari Indonesia

Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Sasmito Madrim, menyebut tragedi ini sebagai “pembantaian terhadap saksi kebenaran.”

“Ketika jurnalis dijadikan target, itu berarti ada yang tidak ingin dunia tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ini bukan hanya soal kebebasan pers, tapi soal hak publik atas informasi dan soal kemanusiaan,” ujar Sasmito.

Senada, anggota Komisi I DPR RI, Fadli Zon, menyebut pembunuhan jurnalis sebagai “indikasi kuat bahwa Israel tidak hanya menyerang warga sipil, tetapi juga sistem informasi global.” Ia mendorong Pemerintah Indonesia agar lebih aktif mendorong pengusutan di Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

BACA JUGA :  BRICS: Poros Baru Kekuatan Global Menuju Tatanan Dunia yang Lebih Inklusif dan Berkeadilan

Dunia Internasional Bersuara

PBB melalui Komisaris Tinggi untuk HAM, Volker Türk, mengecam tindakan Israel yang menyebabkan jatuhnya korban jurnalis secara masif.

“Pekerja media harus dilindungi dalam konflik. Mereka bukan bagian dari pihak bertikai,” tegasnya.

Bahkan, UNESCO telah menetapkan agresi terhadap jurnalis di Gaza sebagai pelanggaran berat terhadap Piagam PBB dan Konvensi Jenewa. Dewan Pers Internasional juga mendesak pembentukan tim investigasi independen internasional.

Genosida dan Upaya Pembungkaman Informasi

Dalam laporan investigasi terbaru dari Lembaga HAM Israel, B’Tselem, disebut bahwa serangan Israel di Gaza menunjukkan indikasi kuat tindakan genosida—tidak hanya terhadap penduduk sipil, tetapi juga terhadap infrastruktur sipil dan media.

“Ketika rumah sakit, sekolah, dan kantor media diserang sistematis, ini bukan lagi pertahanan diri. Ini penghancuran total,” tulis laporan B’Tselem.

Di tengah pemadaman listrik, internet, dan serangan bertubi-tubi, jurnalis menjadi satu-satunya penghubung Gaza dengan dunia luar. Kini, suara mereka perlahan dibungkam satu per satu.

Simpati dan Solidaritas Global

Dari New York hingga Jakarta, dari Cape Town hingga Tokyo, aksi solidaritas jurnalis digelar. Ribuan wartawan mengheningkan cipta, memegang poster bertuliskan “Don’t Kill the Messengers” dan “Journalism Is Not a Crime.”

Di Indonesia, AJI, IJTI, dan PWI menyerukan hari berkabung nasional bagi jurnalis Palestina. Kantor-kantor berita nasional mengibarkan bendera setengah tiang, dan layar berita dihiasi pita hitam.

Penutup: Suara Mereka Harus Terus Hidup

232 jurnalis telah gugur. Tapi pekerjaan mereka belum selesai. Dunia kini punya tanggung jawab moral untuk meneruskan cerita, membongkar kebenaran, dan melawan lupa.

Karena membungkam jurnalis bukan hanya menghentikan berita. Itu adalah upaya membungkam sejarah. https://cpj.org /https://rsf.org

Sumber Berita : Referensi : 1. Committee to Protect Journalists (CPJ) 2. Reporters Without Borders (RSF / Reporters Sans Frontières) 3. United Nations Human Rights Council (OHCHR) 4. UNESCO https://en.unesco.org 5. B’Tselem – The Israeli Information Center for Human Rights in the Occupied Territories 6. Dewan Pers Indonesia https://dewanpers.or.id

Berita Terkait

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia
Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Kaleidoskop 2025: Bukan Sekadar Bencana Alam, tetapi Bencana Tata Kelola
Pernah Berhadapan dengan Hukum, Eko Wahyu Pramono Kini Aktif di Advokasi Publik
Memahami SP2DK dari Kacamata Wajib Pajak dan Fiskus
Moekajat Fun Camp 2025 #1 Sukses Digelar, Pererat Kebersamaan Keluarga Lintas Generasi
FES 2025 Dorong Kolaborasi Positif Generasi Muda Lewat Sport, Expo, dan SEKSOS
Opini: Bayi Panda Raksasa Pertama Indonesia — Harapan Baru Konservasi dari Pelukan Sang Induk
Berita ini 29 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:16 WIB

Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:11 WIB

Kaleidoskop 2025: Bukan Sekadar Bencana Alam, tetapi Bencana Tata Kelola

Jumat, 12 Desember 2025 - 18:30 WIB

Pernah Berhadapan dengan Hukum, Eko Wahyu Pramono Kini Aktif di Advokasi Publik

Jumat, 12 Desember 2025 - 17:49 WIB

Memahami SP2DK dari Kacamata Wajib Pajak dan Fiskus

Jumat, 12 Desember 2025 - 17:13 WIB

Moekajat Fun Camp 2025 #1 Sukses Digelar, Pererat Kebersamaan Keluarga Lintas Generasi

Jumat, 12 Desember 2025 - 16:54 WIB

FES 2025 Dorong Kolaborasi Positif Generasi Muda Lewat Sport, Expo, dan SEKSOS

Jumat, 12 Desember 2025 - 14:45 WIB

Opini: Bayi Panda Raksasa Pertama Indonesia — Harapan Baru Konservasi dari Pelukan Sang Induk

Jumat, 12 Desember 2025 - 09:51 WIB

Menata Ulang Pilkada: Prabowo Tawarkan Model DPRD Tanpa Menanggalkan Kedaulatan Rakyat

Berita Terbaru

Gambar Kegiatan Jambore Pos Yandu Kabupaten Subang 2025 – Sabtu, 13/12/2025.

Berita Utama

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan

Sabtu, 13 Des 2025 - 22:45 WIB

Berita Utama

Urgennya Normalisasi Sungai Batang Gasan

Sabtu, 13 Des 2025 - 15:32 WIB