Mengungkap Makna Filosofis Warna Budaya Indonesia !

- Writer

Jumat, 14 Februari 2025 - 17:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

makna warna budaya

makna warna budaya

Suara Utama,- Pemilihan dan penggunaan warna tidak dapat kita pisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Makna warna menjadi simbol dan karakter dari seluruh aspek kehidupan. Mulai dari misalnya pakaian, perhiasan, bangunan, hingga makanan menggunakan warna untuk mewakili karakteristiknya atau untuk menimbulkan kesan tertentu akibat simbolisme yang dikandung oleh warna-warna tersebut.
Simbolisme makna warna ternyata sangat erat kaitannya dengan ragam budaya Indonesia. Budaya yang beragam membentuk persepsi yang beragam pula terhadap simbolisme suatu makna warna. Suatu makna warna tertentu dapat dianggap sangat sakral pada suatu budaya. Namun terkadang warna tersebut tidak memiliki arti dan simbol yang sama pada budaya lain.
Dilansir dari situs Indonesia go.id menurut sensus BPS pada tahun 2010, ada lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia, atau tepatnya 1.340 suku bangsa. Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi. Keragaman suku bangsa ini tentunya berkaitan langsung dengan keragaman budaya Indonesia. Kira-kira apa saja ya arti warna-warna yang kita gunakan sehari-hari menurut beragam budaya dan suku di Indonesia?
1. Merah
Warna merah salah satu dari tiga warna primer yang terdiri dari merah, kuning dan biru memiliki makna berlainan bagi masing-masing suku budaya. Warna merah merupakan simbol dari warna api dan darah yang berarti warna kehidupan. Dari sisi psikologis warna merah dapat meningkatkan metabolisme tubuh manusia, meningkatkan ritme pernapasan dan tekanan darah.

Warna merah penting bagi kebudayaan Cina yang banyak diserap dan berasimilasi dengan kebudayaan lokal. Dalam budaya Cina, warna merah melambangkan unsur api atau Huo, yang melambangkan kegembiraan, harapan, keberuntungan dan kebahagiaan. Bagi masyarakat Minang Kabau memaknai warna merah merupakan warna utama yang diwakili oleh Tiga Warna Kebesaran atau Marawa. Warna merah melambangkan keberanian.

Bagi masyarakat Batak berdasarkan kepercayaan Suku Batak Kuno, memaknai warna merah melambangkan kekuatan dan keberanian serta sebagai simbol Benua Tonga atau dunia tengah. Bagi masyarakat bali warna merah merupakan warna yang mewakili dewa Brahma dan arah Selatan dalam konsep Nawa Sanggha dan merupakan warna kelahiran dalam konsep Tri Kono.

Masyarakat Jawa juga menganggap warna merah sebagai warna kelahiran, namun dikutip dari literatur kuno mengenai cerita wayang antara Dewa Rutji dan Bhima, warna merah melambangkan nafsu keangkaramurkaan.
2. Kuning
Warna kuning salah satu warna primer yang lain dan bagi masyarakat Gorontalo memaknai sebagai kemuliaan, kesetiaan, kebesaran dan kejujuran. Sedangkan bagi masyarakat Jawa, makana warna kuning merupakan warna yang mewakili keluhuran, ketuhanan, kemuliaan,

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Mengungkap Makna Filosofis Warna Budaya Indonesia ! Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

kemakmuran dan ketentraman. Warna kuning pun digunakan sebagai warna keraton. Sebagai contoh di Keraton Yogyakarta, warna kuning emas digunakan sebagai lambang Keraton dan mendominasi warna-warna barang-barang pusaka kerajaan.

Payung dengan nuansa warna emas koleksi Keraton Yogyakarta.
Bagi suku melayu warna kuning adalah simbol kesucian. Pada zaman di mana kerajaan melayu kuno berjaya di Nusantara, warna kuning hanya boleh digunakan oleh kalangan istana atau keluarga raja saja.

Masyarakat Minang Kabau memandang warna kuning sebagai warna yang mewakili keagungan dan penegakan hukum. Sedangkan warna kuning dalam budaya Cina melambangkan unsur tanah atau Tu yang juga berarti kekuatan dan kekuasaan.
3. Biru
Warna primer ketiga yakni warna biru bagi masyarakat Bali, warna biru dalam konsep Nawa Sanggha mewakili Dewa Sambu dan menunjuk kepada arah Timur laut. Bagi masyarakat Melayu warna Biru melambangkan keperkasaan sungai dan lautan. Warna ini sering digunakan para tentara dan laksamana laut kerajaan. Lain lagi bagi masyarakat Gorontalo, warna biru diasosiasikan dengan nuansa berkabung.

Warna biru muda akan dikenakan dalam peringatan 40 hari kematian, sedangkan warna biru tua digunakan untuk peringatan 100 hari kematian.
Bagi masyarakat Suku Dayak, penggunaan manik-manik warna biru memiliki makna kekuatan yang tidak dapat luntur. Warna biru erat dikaitkan dengan dewa-dewa bagi masyarakat Cina. Namun bagi masyarakat bugis, warna biru yang digunakan dalam baju adat atau Baju Bodo merupakan baju yang hanya dapat digunakan oleh kaum bangsawan.
4. Hitam
Warna hitam merupakan warna yang sangat penting maknanya bagi sebagian besar suku budaya di Indonesia. Warna hitam ini kemudian selalu hadir dalam beragam kegiatan adat masyarakat yang sifatnya sakral seperti, pesta pernikahan, kematian atau pengambilan sumpah tokoh-tokoh kemasyarakatan.

BACA JUGA :  Hebat. Tingkatkan Kapasitas Santri, Pondok Annahl Cianjur Hadirkan Jurnalis Muslim Suara Utama Mas Andre Hariyanto

Suku Batak memaknai warna hitam sebagai simbol kerahasian, kewibawaan dan kepemimpinan, symbol Banua Toru (dunia bawah) terlihat Pakaian adat dan rumah adat Suku Batak yang banyak menggunakan warna hitam.

Menurut Suku Minang Kabau memaknai hitam adalah salah satu warna utama atau satu dari tiga warna kebesaran yang disebut dengan Marawa. Dalam Marawa, warna hitam melambangkan ketahanan yang disertai dengan kekayaan akal dan budi.

Dalam keyakinan masyarakat Bali, warna hitam mewakili simbol golongan kalangan Sudra. Dalam konsep warna Tri Kono, hitam dikaitkan dengan fase kehidupan. Namun dalam konsep Nawa Sanggha warna hitam melambangkan Dewa Wishnu dan mengarah pada arah utara.

Sedangkan bagi masyarakat Cina, warna hitam sendiri merupakan merupakan simbol dari unsur air (Shui), yang melambangkan keputusasaan dan kematian. Warna hitam pada masyarakat Jawa merupakan perlambang kebijaksanaan dan kesetaraan. Baju kebanyakan masyarakat Jawa atau batik tradisional yang dihasilkan didominasi oleh warna hitam, yang dikonotasikan dengan keberanian. Begitupun dalam kebudayaan Melayu warna hitam dianggap sebagai lambang keperkasaan, Warna ini selalu dipakai oleh panglima dan hulubalang kerajaan.
5. Putih
Selain warna hitam, warna putih pun merupakan salah satu warna yang sangat penting keberadaannya. Warna putih bagi sebagian besar kebudayaan di Indonesia melambangkan kesucian dan berkaitan erat dengan nuansa spiritualitas dan keagamaan. Warna putih kemudian banyak digunakan dalam upacara-upacara adat dan keagamaan.

Bagi masyarakat Batak warna putih adalah lambang kesucian, kebenaran, kejujuran, dan ketulusan. Selain itu masyarakat Batak mempercayai warna putih sebagai simbol Benua Ginjang (dunia atas atau dunia dewa dewi).

Warna putih digunakan sebagai pakaian dalam ritual adat Suku Bali.
Masyarakat Minangkabau mempercayai warna putih sebagai simbol kesucian dan kepatutan. Begitu pula masyarakat Melayu menganggap warna putih sebagai tanda kesucian. Selain itu warna putih digunakan sebagai tanda berkabung. Asosiasi warna putih dengan kematian juga dipercayai oleh masyarakat Bali.

Dalam konsep Tri Kono putih melambangkan fase kematian. Dan bergantian dengan warna kuning yang melambangkan keangkeran digunakan dalam prosesi dan upacara kematian seseorang. Warna putih melambangkan proses pembersihan dosa-dosa menuju kesucian.
Bagi masyarakat Jawa, pada warna putih melekat makna kebersihan, kesucian kepolosan, keluguan, kejujuran, pemaaf, cinta, dan terang. Masyarakat Jawa juga menganggap warna putih memiliki kaitan erat dengan sifat religiusitas dan spiritual sehingga banyak digunakan dalam upacara adat keagamaan.

Begitu pula suku Dayak memaknai warna putih karena dianggap sebagai simbolisasi kesucian iman seseorang kepada sang pencipta. Bagi Suku Asmat warna putih pun melambangkan kesucian. Warna ini dituangkan dalam lukisan-lukisan pada tubuh sebagai hiasan diri.

6. Hijau
Warna hijau bagi banyak budaya di Indonesia erat dikaitkan dengan hubungan dengan alam sekitar atau alam semesta. Bagi masyarakat Dayak penggunaan warna hijau dalam hiasan-hiasan manik batunya memiliki makna keterhubungan dengan alam semesta.

Masyarakat Gorontalo memaknai warna hijau sebagai lambang kesuburan, kesejahteraan, kedamaian, dan kerukunan. Begitu pula dengan masyarakat Melayu, menganggap warna hijau sebagai lambang kesuburan dan kemakmuran.

Penari Kuda Lumping menggunakan warna hijau yang melambangkan kesuburan alam semesta.
Dalam konsep Nawa Sanggha Masyarakat Bali, warna hijau mewakili dewa Sangkara dengan arah mata angin Barat Laut. Warna hijau bagi masyarakat Bugis tradisional merupakan warna-warna yang hanya digunakan oleh kaum bangsawan.

Hanya putri bangsawan Bugis yang dapat menggunakan baju bodo dengan warna hijau saat melangsungkan pernikahan. Masyarakat Jawa mengasosiasikan warna hijau sebagai lambang alam sekitar yang juga bermakna “harapan hidup”. Simbolisme ini mengajarkan untuk hidup sembari menjaga kelestarian alam.

Sedangkan masyarakat Cina menganggap warna hijau sebagai simbol dari unsur kayu (Mu), yang melambangkan panjang umur, pertumbuhan dan keabadian.

Penulis : Tonny Rivani

Berita Terkait

Guru di Hati, Bukan Sekadar Profesi
Menolong Karena Allah: Keikhlasan yang Menghantarkan pada Keberkahan
Bakesbangpol Kabupaten Subang Gelar Seleksi Calon Paskibraka Tahun 2025
Pelaksanaan Praktik Kebidanan Komunitas (PKKOM) Mahasiswa Prodi D III Kebidanan UIM Yogyakarta di Kalurahan Demangrejo
Ketua Umum Respect: Kecam Pungut Uang Komite.
Dugaan Penggelembungan Dana dalam Pembangunan MCK di Sten Kios Desa Bojanegara
Tes CAT Berjalan Aman dan Lancar, Begini Kata Kepala BKPSDM Deiyai
Perjalanan Karir Dari Seorang Wartawan Biasa Sampai Menjadi Profesional
Berita ini 17 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 15 Februari 2025 - 16:58 WIB

Guru di Hati, Bukan Sekadar Profesi

Sabtu, 15 Februari 2025 - 09:17 WIB

Menolong Karena Allah: Keikhlasan yang Menghantarkan pada Keberkahan

Sabtu, 15 Februari 2025 - 04:18 WIB

Bakesbangpol Kabupaten Subang Gelar Seleksi Calon Paskibraka Tahun 2025

Jumat, 14 Februari 2025 - 19:11 WIB

Pelaksanaan Praktik Kebidanan Komunitas (PKKOM) Mahasiswa Prodi D III Kebidanan UIM Yogyakarta di Kalurahan Demangrejo

Jumat, 14 Februari 2025 - 17:47 WIB

Mengungkap Makna Filosofis Warna Budaya Indonesia !

Jumat, 14 Februari 2025 - 15:52 WIB

Ketua Umum Respect: Kecam Pungut Uang Komite.

Kamis, 13 Februari 2025 - 22:34 WIB

Dugaan Penggelembungan Dana dalam Pembangunan MCK di Sten Kios Desa Bojanegara

Kamis, 13 Februari 2025 - 20:51 WIB

Tes CAT Berjalan Aman dan Lancar, Begini Kata Kepala BKPSDM Deiyai

Berita Terbaru

Ilustrasi: Guru Mengajar|| Nafian Faiz||suarautama.id

Artikel

Guru di Hati, Bukan Sekadar Profesi

Sabtu, 15 Feb 2025 - 16:58 WIB

Nafian Faiz. Dok Pribadi. (suarautama.id)

Opini

KaburAjaDulu, Antara Mimpi, Peluang, dan Realita

Jumat, 14 Feb 2025 - 20:48 WIB