SUARA UTAMA, Merangin — Pekerjaan Irigasi Air Tanah Dalam Tanaman Pangan yang berlokasi di Kelompok Tani Andalan Desa Medan Baru, Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten Merangin, Jambi mendapat sorotan dari publik.
Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh media ini dilapangan mendapati bahwa anggaran ratusan juta rupiah dari pemerintah melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kabupaten Merangin tahun 2024 yang dikerjakan secara swakelola padat karya oleh Kelompok Tani Andalan untuk Proyek Pembangunan sumur bor yang berlokasi di area persawahan Desa Medan Baru , dengan tujuan untuk menanggulangi kesulitan air untuk pertanian ketika terjadi perubahan cuaca ekstrim tersebut sepertinya tidak sesuai dengan apa yang di harapkan petani.
Berdasarkan pantauan media ini dilapangan pada Selasa (18/2/25) mendapati jika pembangunan yang seharusnya sudah selesai pada Desember 2024 itu justru sampai saat ini pada Februari 2025 belum siap dan masih di kerjakan oleh pihak pemborong.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bahkan terdapat ada beberapa bangunan yang tidak bisa di fungsikan diantaranya adalah Aliran Listrik yang tak berfungsi, Bak Penampung Air yang Kering akibat Sumur Bor yang bermasalah.
Dijumpai oleh media ini Kadir selaku Ketua Kelompok Tani dan juga sebagai Pemborong dalam pekerjaan Irigasi Air Tanah Dalam Tanaman Pangan tersebut membenarkan jika ada beberapa bangunan yang tidak bisa di fungsikan, dan sampai saat ini dirinya bersama pekerja lainnya masih melakukan pengerjaan di lokasi tersebut.
“Ya memang Sumur Bor kurang maksimal sehingga masih kesulitan untuk mengisi Bak Penampung Air, juga Arus listrik ini masih bermasalah karena meteran tidak bisa di fungsikan, ya sebetulnya harusnya pengerjaan ini siap pada Desember 2024 lalu, tapi karena kemarin para tukang yang kerja minta waktu untuk memanen padi jadi Pekerjaan kami tunda dan kami lanjutkan sekarang,” demikian kata Kadir.
Ditambahkannya menurut Kadir, Meski pekerjaan tersebut belum selesai namun pembayaran sudah di bayar 100%.
“Pembayaran sudah di bayar 100 % bang,” tutup Kadir.
Penulis : Ady Lubis
Sumber Berita : Wartawan Suara Utama