Rusaknya Komunikasi Publik Penyelenggara Negara

- Penulis

Sabtu, 29 Maret 2025 - 11:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARA UTAMA – Komunikasi publik sering kali menjadi hal yang sangat dinantikan oleh masyarakat, ibarat seseorang yang menunggu kabar baik dari kekasih atau keluarga yang tengah dalam keadaan sehat, atau kabar tentang pertemuan yang bisa mengobati kerinduan.

Namun, belakangan ini kita masih sering disuguhkan dengan komunikasi yang kacau dan tidak terstruktur dengan baik, bahkan terlihat tidak memiliki kredibilitas dan kompetensi yang cukup di dalam memegang amanah jabatan, banyak tidak sesuai saat banyak terdapat rusaknya komunikasi publik.

Narasi yang disampaikan kerap kali hanya memperburuk keadaan, membuat kepercayaan publik semakin menurun terhadap pihak yang seharusnya memberikan harapan atau keadilan.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Rusaknya Komunikasi Publik Penyelenggara Negara Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Asisten Profesor di Sekolah Tata Kelola Universitas Utrecht, Belanda, Stephan Grimmelikhuijsen menjelaskan tiga dimensi yang berpengaruh terhadap pembentukan kepercayaan pada pemerintah yaitu kompetensi (competence), kebajikan (benevolence), dan kejujuran (honesty).

Kompetensi mengacu pada berfungsinya organisasi pemerintah itu sendiri, kebajikan menggambarkan bagaimana organisasi pemerintah yang benar-benar peduli pada masyarakat yang dilayaninya kemungkinan besar akan dianggap baik hati, sementara kejujuran mengacu pada sejauh mana orang/organisasi dianggap mengatakan yang sebenarnya dan menjaga komitmen
Sayangnya, situasi ini tidak tercermin dalam sikap jajaran pemimpin negeri kita.

Respons pemerintah hari ini terhadap keresahan masyarakat sering kali terkesan meremehkan, bahkan menambah ketegangan.

BACA JUGA :  Panitia Natal Ipmanapandode Jog-lo telah Sukses Turnamen Futsal internal

Contoh yang paling nyata adalah pernyataan tentang masalah “kabur aja dulu” yang dianggap sebagai tindakan tidak nasionalis yang dikatakan oleh bahlil, hingga isu “Indonesia Gelap” yang direspon dengan kalimat yang sangat tidak nyaman, seperti “kau yang gelap” oleh luhut.

Lebih parahnya, teror yang terjadi di ruang-ruang pers, seperti peristiwa yang menimpa jurnalis Tempo, yang disambut dengan komentar seperti “Ya dimasak aja” oleh Hasan Nasbi sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, semakin menunjukkan kurangnya empati dalam komunikasi publik.

Dari sini, kita bisa menilai bahwa rusaknya kualitas komunikasi pemerintah hanya akan menciptakan kegaduhan yang semakin kompleks di kalangan masyarakat.

Ketika pemimpin gagal menunjukkan sensitivitas dan empati, rakyat akan mulai mempertanyakan kualitas kepemimpinan mereka.

Komunikasi yang sembrono ini tidak hanya merusak hubungan antara pemerintah dan masyarakat, tetapi juga melunturkan kepercayaan publik.

Ketiadaan substansi dalam komunikasi yang dibangun justru akan menciptakan jarak antara pemimpin dan rakyat.

Kepercayaan akan semakin tergerus, dan dalam jangka panjang hal ini dapat berbalik menjadi boomerang yang merugikan pihak pemerintah, bahkan dapat mempengaruhi hasil kontestasi politik di pemilu berikutnya.

Oleh karena itu, perbaikan komunikasi publik harus menjadi salah satu prioritas utama untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, adil, dan transparan.

Penulis : M. Rozien Abqoriy

Berita Terkait

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  
Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”
Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza
Refleksi Hari Guru Nasional 2025
Festival Perahu Hias & Lomba Dayung Meriahkan HUT Mesuji ke-17: Warga Padati Sungai Mesuji!
Pelajar SMKN 1 Panca Jaya Alami Kecelakaan Tunggal, Kini Dirujuk ke RSUD Ragab Begawe Caram
Polres Tanjabbar Gelar Apel Pasukan Operasi Zebra 2025, Upaya Efektif Menurunkan Angka Kecelakaan
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tama Jagakarsa Memperoleh Prestasi Nasional Sebagai Dosen Peneliti Terbaik Dari ADAI
Berita ini 84 kali dibaca
Rusaknya kualitas komunikasi pemerintah hanya akan menciptakan kegaduhan yang semakin kompleks di kalangan masyarakat.

Berita Terkait

Kamis, 4 Desember 2025 - 19:29 WIB

Dakwah Dan Aktivitas Amar Ma’ruf Nahi Munkar  

Rabu, 3 Desember 2025 - 14:43 WIB

Friedrich Nietzsche dan Gema Abadi dari Kalimat “Tuhan Telah Mati”

Senin, 1 Desember 2025 - 14:21 WIB

Membedah Pemikiran Filsuf Baruch De Spinoza

Selasa, 25 November 2025 - 11:34 WIB

Refleksi Hari Guru Nasional 2025

Senin, 24 November 2025 - 20:58 WIB

Festival Perahu Hias & Lomba Dayung Meriahkan HUT Mesuji ke-17: Warga Padati Sungai Mesuji!

Jumat, 21 November 2025 - 15:51 WIB

Pelajar SMKN 1 Panca Jaya Alami Kecelakaan Tunggal, Kini Dirujuk ke RSUD Ragab Begawe Caram

Senin, 17 November 2025 - 21:19 WIB

Polres Tanjabbar Gelar Apel Pasukan Operasi Zebra 2025, Upaya Efektif Menurunkan Angka Kecelakaan

Kamis, 13 November 2025 - 09:04 WIB

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tama Jagakarsa Memperoleh Prestasi Nasional Sebagai Dosen Peneliti Terbaik Dari ADAI

Berita Terbaru