Puluhan Hektar Sawah kekeringan,Tanggul Irigasi tak Di perbaiki

- Penulis

Selasa, 17 September 2024 - 16:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pessel SUARA UTAMA id. – Sudah enam bulan berlalu sejak bencana banjir melanda Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, namun hingga kini dampaknya masih dirasakan oleh masyarakat setempat.

 

 

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Puluhan Hektar Sawah kekeringan,Tanggul Irigasi tak Di perbaiki Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

 

Banjir tersebut memporak-porandakan infrastruktur pengairan yang ada di Kecamatan Lengayang dan menyebabkan sekitar 10.251 hektar lahan sawah masyarakat terbengkalai.

 

 

 

 

Hal ini tentunya mengancam perekonomian masyarakat lebih dari 52 ribu jiwa yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian.

 

 

 

 

Kecamatan Lengayang, yang dikenal sebagai salah satu lumbung penghasil padi terbesar di Kabupaten Pesisir Selatan, kini dalam kondisi krisis.

 

 

 

 

Pengairan sawah yang rusak berat akibat banjir belum mendapat perbaikan, dan hingga kini belum ada upaya nyata dari pihak pemerintah ataupun pihak lainnya untuk memulihkan keadaan tersebut.

 

 

 

 

Tokoh masyarakat Pesisir Selatan asal Lengayang, Darwiadi, menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi yang mendesak tersebut.

 

 

 

 

“Sekitar 10.251 hektar sawah masyarakat terbengkalai. Para petani tidak bisa berbuat banyak karena irigasi yang hancur belum juga diperbaiki. Lengayang sebagai lumbung penghasil padi terbesar di Pesisir Selatan terancam hilang, dan 52 ribu jiwa penduduk Lengayang berada di ujung jurang kemiskinan,” ujar Darwiadi pada wartawan, Selasa (17/9).

 

 

 

 

Ia menyebut, kondisi ini membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, karena lambatnya penanganan bencana berpotensi menyebabkan dampak yang lebih luas, terutama pada sektor ekonomi masyarakat.

 

 

 

 

Menurutnya, kondisi ini diperparah dengan ketidakmampuan para petani untuk turun ke sawah karena saluran irigasi mereka masih dalam keadaan rusak parah.

BACA JUGA :  BNN dan ESQ Corp Sinergikan Pencegahan Narkoba Berbasis Nilai Spiritual dan Pembentukan Karakter

 

 

 

 

Ia pun meminta agar pihak-pihak yang berwenang harus segera turun tangan untuk memperbaiki sejumlah infrastruktur pengairan yang rusak, agar sawah-sawah yang ada bisa kembali digarap.

 

 

 

 

“Siapa yang akan bertanggung jawab jika masyarakat Lengayang jatuh miskin? Ini bukan hanya masalah ekonomi saja, tapi juga masalah sosial yang bisa berdampak panjang. Kita tidak bisa diam saja. Warga Lengayang, tokoh masyarakat, pemuda, dan mahasiswa harus segera bersuara untuk mencarikan solusi,” ucapnya lagi.

 

 

 

 

Darwiadi mengajak seluruh elemen masyarakat Lengayang untuk bersatu, bangkit, dan berjuang bersama menghadapi tantangan tersebut.

 

 

 

 

“Ya, kita harus bangkit, berjuang, dan bersatu padu demi menyelamatkan masyarakat Lengayang dari ancaman kemiskinan. Hanya dengan bersatu kita bisa membuat perubahan dan mendorong pemerintah serta pihak terkait untuk mengambil tindakan cepat,” kata Darwiadi.

 

 

 

 

Menurutnya, saat ini para petani di Lengayang hanya bisa berharap bahwa upaya mereka bersuara akan membuahkan hasil. Mereka memerlukan bantuan segera untuk memperbaiki sistem irigasi dan memulihkan kembali lahan sawah yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi wilayah tersebut. Jika tidak ada langkah konkret, maka dalam waktu dekat ancaman kemiskinan tersebut bisa menjadi kenyataan yang menyakitkan bagi masyarakat Lengayang.

 

 

 

 

“Saya mewakili masyarakat Lengayang berharap agar pemerintah dan pihak-pihak berwenang segera merespons seruan ini, dengan harapan agar bencana sosial dan ekonomi yang lebih besar dapat dihindari dikemudian hari,” ujarnya.(AB)

Berita Terkait

Gelar Reses, Petrus Goo Siap Perjuangkan Aspirasi Demi Kesejahteraan Masyarakat
Negara Hadir: Bupati Subang Jenguk Dua Warga Penderita Tumor di Ciasem, Biaya Medis Ditanggung Pemda
Tuntutan Tinggi BCKS, Minat Guru Rendah: Alarm Peringatan Kepemimpinan Sekolah di Daerah
Anak Usia Sekitar 10 Tahun Kesetrum Listrik di GMK, Beruntung PKL dan Paguyuban Sigap Mengambil Tindakan 
Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan
Krisis Penegakan Hukum di Indonesia
Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Kaleidoskop 2025: Bukan Sekadar Bencana Alam, tetapi Bencana Tata Kelola
Berita ini 105 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 15 Desember 2025 - 22:05 WIB

Gelar Reses, Petrus Goo Siap Perjuangkan Aspirasi Demi Kesejahteraan Masyarakat

Senin, 15 Desember 2025 - 14:04 WIB

Negara Hadir: Bupati Subang Jenguk Dua Warga Penderita Tumor di Ciasem, Biaya Medis Ditanggung Pemda

Minggu, 14 Desember 2025 - 17:02 WIB

Tuntutan Tinggi BCKS, Minat Guru Rendah: Alarm Peringatan Kepemimpinan Sekolah di Daerah

Sabtu, 13 Desember 2025 - 22:45 WIB

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan

Sabtu, 13 Desember 2025 - 15:21 WIB

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:16 WIB

Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:11 WIB

Kaleidoskop 2025: Bukan Sekadar Bencana Alam, tetapi Bencana Tata Kelola

Jumat, 12 Desember 2025 - 18:30 WIB

Pernah Berhadapan dengan Hukum, Eko Wahyu Pramono Kini Aktif di Advokasi Publik

Berita Terbaru