Perpisahan Sri Mulyani, Publik Soroti Kebijakan Tukin 300%

- Penulis

Kamis, 11 September 2025 - 10:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sri Mulyani Indrawati didampingi suaminya, Tonny Sumartono, meninggalkan Gedung Kementerian Keuangan usai serah terima jabatan kepada Menteri Keuangan baru Purbaya Yudhi Sadewa, Selasa (9/9/2025). Momen perpisahan berlangsung haru dan dihadiri ratusan pegawai Kemenkeu.

Sri Mulyani Indrawati didampingi suaminya, Tonny Sumartono, meninggalkan Gedung Kementerian Keuangan usai serah terima jabatan kepada Menteri Keuangan baru Purbaya Yudhi Sadewa, Selasa (9/9/2025). Momen perpisahan berlangsung haru dan dihadiri ratusan pegawai Kemenkeu.

SUARA UTAMA – Jakarta, 11 September 2025 — Momen perpisahan Sri Mulyani Indrawati dari Kementerian Keuangan pada Selasa (9/9) berlangsung penuh haru. Usai serah terima jabatan dengan Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, Sri Mulyani dilepas ratusan pegawai dengan suasana emosional. Lagu “Bahasa Kalbu” yang dinyanyikan bersama menambah hangatnya acara tersebut.

Sri Mulyani, yang telah menjabat selama 13 tahun di tiga periode pemerintahan, beberapa kali tampak menahan air mata. Ia didampingi suaminya, Tonny Sumartono, saat meninggalkan gedung Kemenkeu. Para pegawai mengantar hingga gerbang, memberikan salam perpisahan sebagai bentuk penghormatan atas pengabdiannya.

Kebijakan Tukin yang Menjadi Perhatian

Di balik momen tersebut, perhatian publik juga tertuju pada salah satu kebijakan penting yang dibuat Sri Mulyani, yakni kenaikan tunjangan kinerja (tukin) pegawai Kemenkeu hingga mendekati 300%. Keputusan itu dipilih dari tiga skenario kenaikan yang diajukan pejabat Kemenkeu. Menurut Sri Mulyani, kebijakan tersebut bertujuan meningkatkan motivasi kerja dan mencegah pegawai mencari keuntungan di luar aturan.

ADVERTISEMENT

IMG 20240411 WA00381 Perpisahan Sri Mulyani, Publik Soroti Kebijakan Tukin 300% Suara Utama ID Mengabarkan Kebenaran | Website Resmi Suara Utama

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mantan Dirjen Perbendaharaan, Marwanto Harjowiryono, pernah mengungkapkan bahwa Sri Mulyani memilih angka tertinggi dibanding opsi lain yang lebih moderat. Pertimbangannya, pegawai yang bekerja dengan kondisi kesejahteraan memadai diharapkan dapat menjaga integritas dan profesionalisme.

BACA JUGA :  Eko Wahyu Pramono: Pajak Harus Jadi Alat Keadilan, Bukan Sekadar Kewajiban

Kritik dan Tanggapan

Meski demikian, kebijakan ini mendapat sorotan dari sejumlah kalangan. Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia (IWPI), Rinto Setiyawan, menilai kenaikan hingga 300% terlalu besar dan tidak sepenuhnya menjawab persoalan reformasi birokrasi.

“Bagaimana mungkin kenaikan sebesar itu dibenarkan, sementara masih ada oknum pegawai pajak yang melanggar prosedur pemeriksaan dan menekan wajib pajak?” ujarnya. IWPI menilai peningkatan kesejahteraan harus diiringi pengawasan serta penegakan disiplin yang konsisten agar tujuan reformasi benar-benar tercapai.

Ujian Integritas

Pesan terakhir Sri Mulyani kepada jajarannya adalah menjaga integritas dan profesionalisme dalam mengelola keuangan negara. Namun, publik kini menaruh harapan sekaligus pertanyaan: apakah kenaikan kesejahteraan yang begitu tinggi benar-benar sejalan dengan upaya memperkuat tata kelola yang bersih dan adil?

Momen perpisahan yang emosional itu dengan demikian bukan hanya menutup babak panjang kepemimpinan Sri Mulyani, tetapi juga membuka ujian baru bagi Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinan Purbaya Yudhi Sadewa.

 

Penulis : Odie Priambodo

Editor : Andre Hariyanto

Sumber Berita : Wartawan Suara Utama

Berita Terkait

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan
Krisis Penegakan Hukum di Indonesia
Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Kaleidoskop 2025: Bukan Sekadar Bencana Alam, tetapi Bencana Tata Kelola
Menjelang Nataru, harga Cabai di pasar Simpang Pematang melonjak tajam
Pernah Berhadapan dengan Hukum, Eko Wahyu Pramono Kini Aktif di Advokasi Publik
Memahami SP2DK dari Kacamata Wajib Pajak dan Fiskus
Moekajat Fun Camp 2025 #1 Sukses Digelar, Pererat Kebersamaan Keluarga Lintas Generasi
Berita ini 75 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 13 Desember 2025 - 22:45 WIB

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan

Sabtu, 13 Desember 2025 - 15:21 WIB

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Desember 2025 - 11:16 WIB

Pemerintah Sesuaikan PTKP 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Jumat, 12 Desember 2025 - 20:02 WIB

Menjelang Nataru, harga Cabai di pasar Simpang Pematang melonjak tajam

Jumat, 12 Desember 2025 - 18:30 WIB

Pernah Berhadapan dengan Hukum, Eko Wahyu Pramono Kini Aktif di Advokasi Publik

Jumat, 12 Desember 2025 - 17:49 WIB

Memahami SP2DK dari Kacamata Wajib Pajak dan Fiskus

Jumat, 12 Desember 2025 - 17:13 WIB

Moekajat Fun Camp 2025 #1 Sukses Digelar, Pererat Kebersamaan Keluarga Lintas Generasi

Jumat, 12 Desember 2025 - 16:54 WIB

FES 2025 Dorong Kolaborasi Positif Generasi Muda Lewat Sport, Expo, dan SEKSOS

Berita Terbaru

Gambar Kegiatan Jambore Pos Yandu Kabupaten Subang 2025 – Sabtu, 13/12/2025.

Berita Utama

Jambore Posyandu Jadi Momentum, Honor Kader di Subang Dinaikkan

Sabtu, 13 Des 2025 - 22:45 WIB

Dr. Firman Tobing

Hukum

Krisis Penegakan Hukum di Indonesia

Sabtu, 13 Des 2025 - 15:21 WIB