SUARA UTAMA – Sabtu sore, 19 April 2025, halaman depan Gereja Metanoia dipenuhi senyuman, lagu pujian, dan suasana yang menggetarkan hati. Jemaat dari berbagai usia berkumpul dengan penuh antusias untuk merayakan ibadah Paskah hari penuh kemenangan dan pengharapan bagi umat Kristiani. Dalam suasana terbuka dan penuh sukacita, Ibadah Mimbar Bebas digelar dengan tema: “Kembalikan Penyegaran Iman.”
Paskah bukan sekadar agenda tahunan dalam kalender gereja, tetapi Paskah adalah titik balik: pengingat akan kasih yang tak terbantahkan, yang diwujudkan dalam penderitaan Yesus Kristus di kayu salib dan kemenangan-Nya atas maut.
Di tengah kesibukan dan kelelahan dunia, kadang makna ini memudar. Itulah sebabnya, Mimbar Bebas ini diadakan—bukan sekadar ibadah, tapi sebuah ajakan pulang: kembali menyadari kasih Allah yang hidup.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pesan Mendalam di Balik Salib
Pendeta Alfons memimpin ibadah dengan pembacaan firman dari Mazmur 107:1–42, yang menekankan betapa besar kasih setia Tuhan bagi umat-Nya. Dalam khotbahnya, ia menggambarkan Paskah bukan hanya sebagai momen kebangkitan, tetapi juga penegasan tentang siapa kita di mata Allah.
“Keluarga adalah karunia Allah. Saat umat menjadikan Tuhan sebagai sumber kehidupan, maka kasih, damai sejahtera, dan sukacita akan memancar dalam setiap pribadi dan rumah tangga,” ujar Pdt. Alfons, dalam nada suara yang lembut namun penuh keyakinan.
Ia menekankan bahwa keselamatan bukanlah sebuah teori, melainkan realitas yang harus dihidupi setiap hari. Paskah adalah bukti bahwa darah Kristus telah menebus setiap luka, setiap rasa tidak layak, dan setiap ketakutan akan masa depan.
Ibadah yang Hidup, Iman yang Dinyalakan
Setelah khotbah, suasana berubah menjadi meriah namun tetap sakral. Grup-grup pujian dari berbagai ikatan persekutuan dan komunitas etnis tampil bergantian di atas panggung, menyanyikan lagu-lagu penyembahan yang membawa hadirin masuk dalam suasana syukur dan pengharapan. Ibadah ditutup dengan doa bersama dan suasana hangat di tengah cuaca yang cerah.
Mimbar Bebas ini bukan hanya tentang acara, tapi tentang momen. Momen di mana setiap jemaat diajak kembali merenung: di mana posisi Tuhan dalam hidup kita saat ini? Apakah salib hanya simbol, atau menjadi pusat dari segala kehidupan kita?
Melalui ibadah ini, Jemaat Metanoia seolah mengajak semua orang untuk tidak hanya mengenang penderitaan Kristus, tetapi juga menyambut kebangkitan dengan hidup yang diperbarui.
Paskah menjadi panggilan untuk kembali pada akar iman—bahwa kita dikasihi, ditebus, dan dipanggil untuk menjadi terang di tengah dunia yang gelap.
Karena pada akhirnya, Paskah bukan sekadar perayaan. Ia adalah undangan: untuk percaya kembali, berharap kembali, dan hidup kembali. Di tengah dunia yang penuh hiruk-pikuk dan tantangan,
Paskah mengingatkan kita bahwa harapan selalu ada. Kisah Yesus adalah kisah kasih yang menembus batas logika dan waktu. Ibadah Mimbar Bebas Jemaat Metanoia bukan sekadar perayaan seremonial, tetapi momen nyata untuk menyegarkan iman dan membangkitkan kembali semangat rohani.
Semoga damai Paskah menyentuh setiap hati, menguatkan setiap langkah, dan menghadirkan sukacita sejati dalam hidup kita sehari-hari. Karena kasih Kristus tidak pernah usang, dan kebangkitan-Nya adalah alasan kita terus melangkah dengan iman dan penuh harapan.
Selamat Paskah. Semoga cinta kasih dan pengorbanan Yesus Kristus selalu menginspirasi kita untuk selalu hidup dalam cinta dan kebaikan.
Penulis : Vekson Aliknoe
Editor : Yoga